Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Produk Kosmetik

Kecantikan adalah salah satu anugrah Tuhan yang tidak ternilai, kita sebagai makhluk yang diberi kehidupan dengan tubuh yang utuh, cantik, dan sehat patut bersyukur dengan meningkatkan ibadah kita dan selalu menjaga, merawat, dan memeliharanya.
Salah satu cara menjaga, merawat dan memelihara kecantikan adalah dengan menggunakan produk kosmetik.
Di zaman yang serbainstan, orang tentu ingin segala sesuatu secara praktis, termasuk salah satunya pada saat berbelanja kosmetik.
Oleh sebab itu, memulai usaha produk kosmetik dengan bahan baku nabati/hewani merupakan salah satu peluang usaha yang potensial.
Setiap bahan nabati dan hewani mempunyai kandungan zat dan khasiat yang berbeda-beda. Bagian bahan nabati dan hewani dapat dimanfaatkan seluruhnya atau sebagian. Bagian buah dan sayuran yang dapat digunakan untuk produk kosmetik dapat berasal dari daun, tangkai daun, umbi, batang, akar, bunga, buah, ataupun biji. Begitu banyak bagian bahan nabati dan hewani yang bisa kita manfaatkan. Peserta didik diajak untuk bersyukur atas nikmat beranekaragam sayuran yang bisa dimanfaatkan/dimakan.
Guru perlu menguasai/memiliki pengetahuan tentang berbagai bahan nabati dan hewani yang ada di daerah sekitar dan daerah lainnya.
Ada berbagai macam teknik pengolahan produk kosmetik, baik tradisional maupun modern. Teknik pengolahan perlu diperkenalkan agar peserta didik memahami bahwa teknik pengolahan akan memengaruhi hasil akhir produk. Selain itu, dengan mengenal berbagai teknik mengolah makanan khas daerah, siswa diharapkan dapat berkreasi secara lebih inovatif.
Tahapan pembuatan produk kosmetik perlu menjadi perhatian dan merupakan persyaratan agar produk kosmetik yang dihasilkan baik dari segi kematangan maupun rasa. Tahapan pembuatan pengolahan secara prosedural, antara lain perencanaan (meliputi identifikasi kebutuhan dan perencanaan fisik); perancangan (meliputi menentukan ide/gagasan dan merancang/mendesain pembuatan seperti; bahan, alat dan proses); pengolahan/pembuatan (meliputi pengupasan, pencucian, pemotongan, maupun peracikannya); pembuatan (meliputi proses tata cara pengolahannya); dan cara mengemasnya.
Pada akhirnya setiap produk kosmetik harus diberi kemasan. Kemasan disini selain berfungsi sebagai wadah dan pelindung, juga berfungsi sebagai daya tarik. Umumnya kemasan produk kosmetik dikemas dengan bahan kaca, plastik, aluminium dan bagian luarnya dimodifikasi dengan bahan alami seperti kelobot jagung. Bentuknyapun beranekaragam, bisa disesuaikan dengan bahan bakunya seperti parfum mawar bentuknyapun mawar.
Pada saat membuat pengolahan produk kosmetik, model pembelajaran sikap (affective learning) sangatlah tepat diberikan. Pada saat ini, peserta didik diminta untuk mengamati persiapan bahan, proses penggunaan alat, dan proses pembuatan masker bengkuang. Selain itu, penyajian pembelajaran dapat diselingi dengan metode tanya-jawab secara interaktif agar peserta didik bertambah pemahamannya.

Peserta didik akan berdiskusi dengan kelompok merancangv pembuatan produk kosmetik yang berasal dari daerahnya sendiri. 1. Rancangan pembuatan dan pemilihan produk kosmetik direncanakan bersama kelompoknya, lalu dipresentasikan terlebih dahulu sebelum memulai pembuatan.
2. Peserta didik menjelaskan alasan pemilihan produk kosmetik tersebut untuk diolah dan dilihat dari berbagai aspek, serta mempresentasikan rancangan/desain pembuatannya.
3. Peserta didik lain memberikan masukkan untuk meyempurnakan rencana kegiatan.
4. Menyempurnakan rancangan pembuatan minuman kesehatan berdasarkan masukkan yang didapatkan.

Sumber : buku k13 Prakarya dan Kewirausahaan kelas XI