belajar matematika menghindarkan kepikunan

TRIBUNTRAVEL.COM - Belajar matematika atau mengerjakan materi yang berkaitan dengan menghitung menjadi sebuah kegiatan yang sering dihindari.


Belajar matematika tidak hanya mengasah kecerdasan otak, tetapi juga bisa membawa dampak yang baik bagi kesehatan.

Khususnya bagi kesehatan fungsi otak kita masing-masing.

Berdasarkan siaran berita yang diterima oleh Tribun Travel dari Hello Sehat, Rabu (17/3/2019), mengerjakan soal matematika bisa menghindarkan diri dari pikun.

Jika biasanya matematika selalu dikerjakan oleh siswa yang masih aktif sekolah atau pada umur yang produktif, namun ternyata matematika justru lebih berguna bagi para lansia.

ilustrasi Lansia (Istimewa)

Tonton juga:

Mengerjakan soal matematika bisa membantu mengatasi kondisi pikun seseorang agar tidak semakin parah.

Jika menginjak usia lanjut, penurunan kemampuan kognitif rata-rata seseorang akan mengalami penurunan.

Saat mengerjakan soal matematika, lobus otak prefrontal akan diaktifkan.

Setelah obus otak prefrontal ini aktif, maka di dalam otak akan terjadi dua proses, yakni kemampuan membaca soal dan angka, mengoperasikan angka-angka, dan menggerakkan tangan untuk menulis rumus, hitungan, serta hasil jawaban.

Hal tersebut akan membantu para lansia untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya.


Sehingga menurunkan risiko pikun yang bertambah parah.

Ilustrasi membantu kesehatan otak (youthmanual.com)

Sistem Kerja Otak Manusia

Otak manusia terdiri menjadi empat bagian yang disebut dengan lobus.

Keempatnya disebut sebagai lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, dan lobus temporal.

Setiap bagiannya memiliki fungsi dan lokasi yang berbeda.

Saat mempelajari matematika, bagian otak yang bekerja adalah lobus frontal dan parietal.

Lobus frontal terletak di daerah dahi dan berfungsi untuk memproses informasi baru, berpikir logis, mengatur gerakan tubuh, dan berbahasa.

Sementara itu, lobus parietal berfungsi mengatur indra peraba (sentuhan), mendeteksi lokasi dan arah, serta berhitung.

Ilustrasi (sciencedaily.com)

Profesor Ryuta Kawashima melakukan penelitian dengan tujuan berusaha membandingkan otak responden yang bermain game dengan mereka yang mengerjakan soal matematika sederhana.


Ia mengira, otak responden yang bermain game akan lebih aktif.

Namun, nyatanya, otak manusia justru lebih aktif saat mengerjakan soal matematika.

Saat mengerjakan soal matematika sederhana, seperti perkalian, area otak prefrontal akan menjadi aktif.

Pada bagian ini berfungsi untuk belajar dan berpikir logis.

Ini karena secara tidak sadar otak akan mengingat kembali bacaan tabel perkalian.

(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)