Upaya Guru

Pengertian Upaya Guru Upaya menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI) diartikan sebagai usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Upaya juga berarti usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan mencari jalan keluar.10 Pendidik atau guru adalah orang yang mengajar dan memberi pengajaran yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik.11 Dalam penelitian ini, upaya dapat dipahami sebagai suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan dengan mengarahkan tenaga dan pikiran. Upaya guru ekonomi dalam mengajar pelajaran ekonomi tentang prinsip-prinsip Islam sehingga dapat memberi pemahaman yang baik kepada siswa dan prubahan yang dinamis serta terarah. 2. Memberi Pemahaman Siswa Memberi pemahaman adalah kesanggupan seseorang untuk menyatakan defenisi, merumuskan kata yang sulit dengan perkataan sendiri, kesanggupan untuk menafsirkan suatu teori atau melihat konsekwensi atau 10 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.,1250. 11 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia: Jakarta, 2002.,h. 56. 9 implikasi, meramalkan kemungkinan atau akibat suatu. Apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan mengunakan kata-kata sendiri serta jenjang kemampuan berpikir yang lebih tiggi dari ingatan atau hafalan. Perlu diingat bahwa give comprehension atau memberi pemahaman itu tidak hanya sekedar tahu, tetapi menghendaki juga agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan- bahan yang telah dipahami.12 Memberi pemaham adalah kemampuan untuk menterjemahkan, menginterprestasi, mengekstrapolasi dan menghubungkan diantara fakta atau konsep.13 Kemampuan seseorang untuk memberi pengertian dalam memahami setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dalam berbagai segi.14 Seperti hadis nabi SAW: كونوا ربانیین حلماء فقھاء علماء و یقال الربانى الدى یربى الناس بصغار العلم قبل كباره Artinya: “jadilah rabbani yang penyatun, memiliki pemahaman dan berpengetahuan. Disebut rabbani karena mendidik manusia dari pengetahuan tingkat rendah menuju pada tingkat tinggi.”(HR. al- bukhairi dari ibn abbas)15 12 Sardiman A.M, (1991), Interaksi dan Motivasi dan Belajar Mengajar, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,_Ed.1 Cet.9, h.,41. 13Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), h.,105. 14 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2001), h.,50. 15 Abdul Mujib dkk, loc.cit., h.13. 10 Pemahaman dapat dibedakan dalam tiga tingkatan: a. Pemahaman terjemahan yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung didalamnya. b. Pemahaman penafsiran, misalnya membedakan dua konsep yang berbeda. c. Pemahaman ekstrapolasi yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu dan memperluas wawasan.16 Memberi pemahaman adalah istilahnya tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. Maka langkah selanjutnya untuk mengoperasikannya adalah dengan menetapkan ciri-ciri orang yang paham diantaranya: membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengukur, menjelaskan, merdomentrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, mengambil kesimpulan.17 Kemudian teknik penilaian aspek tersebut, caranya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang betul dan keliru, kesimpulan atau klasifikasi, dengan daftar pertanyaan menjodohkan yang berkenaan dengan konsep, contoh, aturan penerapan, langkah dan urutan, dengan pertanyaan bentuk essai (openended) yang menghendaki uraian, perumusan kembali dengan kata-kata sendiri dan contoh-contoh. 16 Tohirin, Psikologi Belajar Mengajar (Pekanbaru: 2001),h.,88. 17 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosada), h.,44-45. 11 3. Upaya Guru Memberi Pemahaman Siswa Tentang Prinsip-Prinsip Islam Pemahaman menunjukkan pada apa yang dapat siswa lakukan dengan informasi itu, dari pada apa yang telah mereka ingat. Ketika para siswa mengerti sesuatu, mereka dapat menjelaskan konsep-konsep dalam kalimat mereka sendiri, mengunakan informasi dengan tepat dalam konteks baru, membuat analogi baru dan generalisasi. Penghafalan dan pembacaan tidak menunjukkan pemahaman. Ada beberapa upaya yang dapat guru lakukan sebagai pendidik dalam memberi pemahaman dalam proses pembelajaran, antara lain: 1. Guru dapat mengidentifikasikan keterampilan, pengetahuan dan prestasi penting yang dapat ditangkap oleh siswa. 2. Sekali topik yang bermanfaat dan hasil atau tujuan penting ditentukan, kemudian guru dapat menunjukkan cara terbaik untuk siswanya dalam memperoleh pemahaman. Rangkaian kurikuler dan kegiatan harus direncanakan. Mengidentifikasikan tema-tema melalui keterlibatan kelompok, akan lebih mudah dalam mendapatkan penerimaan yang lebih besar dari suatu kurikulum yang inivatif, hal ini juga mendorong anggota kelompok untuk ikut serta. 3. Penambahan pada kurikulum yang diarahkan oleh guru, siswa memperoleh manfaat dengan menentukan kurikulum mereka sendiri. Melalui pengala 12 juga belajar untuk menjadi pembelajar yang bebas, pemikir dan pecipta. 4. Strategi lain dalam mengajar untuk pemahamn adalah untuk menawarkan kemungkinan magang bagi siswa, dimana mereka dapat mengamati dan berinteraksi dengan para ahli yang membangun pengetahuan dan mempraktikkan kemampuan individunya. 5. Sebagai ganti dari jawaban singkat, penyajian belajar dengan mengisi tempat kosong, semua siswa diharapkan untuk mengunakan keterampilan berpikir dalam tingkat yang lebih tinggi dalam belajarnya. Mereka seharusnya dapat menyamaratakan apa yang mereka pelajari. Menyediakan contoh-contoh dalam menghubungkan isi dengan pengalaman pribadinya. Memakai pengetahuan mereka dalam situasi baru. 6. Penilaian dapat digabungkan secara alami melalui seluruh kegiatan belajar. siswa seharusnya membantu menghasilkan kriteria, dimana karya mereka akan dievaluasi sebelum mulai studinya.18 Guru memberi kemanfaatan terhadap pemahaman siswa dalam mengembangkan dan mendidik aspek pribadi siswa terutama dalam proses pembelajaran ekonomi. Sehingga, siswa dapat meningkatkan keadaan kebudayaan, social, ekonomi dalam menghadapi masa depan.19 Selain itu, guru juga bisa menghubungkan tujuan siswa pada yang dipelajari dengan 18Hamzah dkk, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010., Ed.1, Cet. 2, h.172-174. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, Cet.III,2002), h.,209. 19 Abdul Mujib, dkk. Op. Cit.,h.73 13 memberikan suatu perhatian dari pelajaran tersebut seperti pengenalan ekonomi dalam al-qur’an surah al-baqarah ayat 282:                                        Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik, mental, emosional dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, maka guru hendaknya merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik isi pelajaran. Antara lain: 14 1) Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada proses pembelajaran. 2) Menggunakan tugas kepada siswa untuk mempraktekan gerakan psikomotorik yang dicontohkan. 3) Melibatkan siswa mencari informasi atau pesan dari sumber informasi diluar kelas atau luar sekolah secara kelompok.20 Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan dan alat pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat ajaran dan hukum yang memberi kejelasan dan pemahaman terhadap masalah yang dihadapi peserta didik terutama dari segi akhlak seperti, guru mengajarkan jauhkanlah rasa iri dengki dan dendam dalam berekonomi.21 Adapun upaya ini, guru bisa menjelaskan bahwa Allah SWT yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikan dalam pengembangan ekonomi khususnya. Seperti menjelaskan tentang riba atau pencatatan hutang piutang dalam al-qur’an surah albaqarah ayat 275:                           20 Ibid.,h.,19 21 Ibid.,h.20 15                          Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni- penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Selain mentranfer ilmu pengetahuan, guru perlu mengkondisikan secara bijak dan profesional agar siswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat didalam maupun diluar kelas. Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi 30 siswa dalam satu kelas, berarti menghadapi 30 macam keunikan atau karakteristik. Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut untuk memberikan perhatian kepada semua keunikan yang melekat pada tiap siswa dengan memperhatikan perbedaan peserta didik baik kebutuhan, kecerdasan, minat, sikap akal, em 16 1) Menentukan pengunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya. 2) Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran. 3) Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan. 4) Sebutkan hubungan dengan memberikan saran dan dorongan pada siswa serta pengalamannya. 5) Usahakan siswa bisa melihat dan mendengar semua sifat khusus yang dimungkinkan ketika hal tersebut disebutkan. 6) Gunakan pertanyaan untuk menguji komunikasi.22 Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Allah adalah pencipta alam semesta, kemudian pula menurunkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia telah ditentukan dalam ajaran agama yang dinamakan din Allah dalam cakupan akidah dan syariah. Kajian terhadap kedua bentuk tersebut telah mampu melahirkan berbagai cabang ilmu yang dimanfaatkan manusia dalam menata kehidupannya dimuka bumi, seperti ilmu hukum, sosiologi, psikologi, ilmu ekonomi, antropologi dan sebagainya. Para peserta didik harus dapat memahami Islam yang dapat mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Jika pemahaman dikotomi tidak dapat dihindari, minimal seorang pendidik harus dapat melakukan perubahan 22 Yatim Riayanto. Loc. Cit. 67 17 orientasi mengenal konsep ilmu yang secara langsung dikaitkan dengan dalil-dalil keagamaan dan sebaliknya ajaran agama dikorelasikan dengan ilmu pengetahuan modern. Dengan pendekatan ini akan membantu menumbuhkan kembangkan wawasan anak didik secara intergral dalam agama dan ilmu pengetahuan. Seperti firman Allah SWT: Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyeru pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran:104) Berbeda dengan pendidikan di barat yang bertitik tolak dari falsafat fragmatis yang mengukur kebenaran menurut kepentingan waktu, tempat dan situasi dan berhenti pada garis hayat. Oleh karena itu, fungsi pendidikan yang dikembangkan oleh pendidikan non Islam diproyeksi untuk menciptakan manusia yang dapat menempuh kehidupan yang indah di akhirat.23 Prinsip Islam yang disesuaikan dengan esensi kurikulum pendidikan Islam yaitu prinsip yang berasaskan Islam termasuk ajaran dan nilai- nilainya, maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan-tujuan, kandungan-kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan dan hubungan-hubungan yang berlaku dalam lembaga-lembaga pendidikan harus berdasarkan pada agama dan akhlak Islam. Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan dan demokratis bagaimana kurikulum dapat memberdayakan semua peserta didik memperoleh pengetahuan, 23 Proyek Pengembangan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:1981), h.,6. 18 keterampilan dan akhlak sangat diutamakan. Seluruh peserta didik atau santri dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan social yang memerlukan bantuan khusus, bakat dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat.