Kebasian pada Makanan

 Suatu makanan bisa dikatakan basi saat molekul-molekul penyusunnya sudah banyak yang berubah. 

misalkan masakan yang baru saja kita masak tiba-tiba sudah berbau tidak sedap dan terasa asam, perubahan sifat tersebut disebabkan perubahan kimia, aatau biasa kita katakan basi.

Setiap jenis makanan punya ketahanan masing-masing. Ada jenis makanan yang bisa tahan sampai berhari-hari, namun ada juga yang hanya bisa bertahan beberapa jam. Makanan yang tidak tahan lama cenderung cepat basi dan tidak lagi boleh dikonsumsi karena dapat menyebabkan masalah pencernaan, bahkan bisa sampai keracunan.


Penyebab makanan menjadi basi

1. Oksidasi alami. 

Oksidasi adalah interaksi antara molekul oksigen dengan zat lain, seperti logam hingga jaringan hidup. Interaksi antara oksigen yang ada di udara dengan molekul-molekul penyusun makanan membuat struktur molekul makanan berubah. Contoh yang gampang teroksidasi dari makanan adalah vitamin dan lemak. Bau tengik dari makanan basi bisa diakibatkan oleh molekul lemak yang udah teroksidasi. Untuk buah, proses oksidasi pigmen yang ada di buah tersebut juga bisa bikin warna dari buah jadi ga menarik bagi kita. Seperti buah apel yang berubah menjadi warna kecoklatan. 

2. Enzim. 

Enzim berperan ke pembusukan dan perubahan tekstur dari makanan hasil bumi yang belom diolah, seperti daging, sayur, dan buah-buahan. Mayoritas enzim yang bikin makanan jadi rusak itu adalah enzim yang sifatnya mempercepat proses oksidasi dari makanan. Selain itu, enzim yang mengatur pematangan buah juga secara alami bisa bikin buah itu jadi lembek dan berwarna kehitaman. 

3. Pengaruh Mikroorganisme. 

Cukup sering, bahan makanan kita sehari-hari terkontaminasi oleh mikroorganisme, khususnya jika kebersihannya kurang dijaga. Mikroorganisme, seperti bakteri atau jamur, sangat berperan sebagai organisme pengurai. Sebagai pengurai, pastinya organisme-organisme tersebut bakalan merubah molekul-molekul yang ada di makanan. Karena mikroorganisme itu bisa berkembang biak dengan cepat saat media tumbuhnya cocok (nutrisi cocok, suhunya pas, dan lain-lain), mikroorganisme jadi salah satu faktor utama yang dapat membuat makanan jadi cepat basi kalau makanan ga disimpan dengan baik. Jadi yang membuat basi itu bakteri yang tidak bisa kita lihat. Indonesia punya tingkat kelembaban tinggi, jadi dia akan lebih cepat basi.


Faktor yang mempercepat makanan menjadi basi

1. Tempat dan cara menyimpan yang salah

Tempat dan cara menyimpan makan yang salah merupakan hal tersering penyebab makanan basi. Jika rumah Anda hangat dan lembab, buah-buahan dan sayuran yang tersisa di tempat terbuka akan matang dan basi lebih cepat. Suhu kulkas di bawah 4 derajat Celcius memungkinkan untuk mempercepat pertumbuhan bakteri pembusuk.

2. Kulkas yang kurang dingin

Lemari es biasanya diatur dengan suhu paling minimal adalah 4 derajat Celcius yang akan mencegah bakteri patogen tumbuh bebas saat bahan makanan disimpan. Namun, lemari es umumnya tidak cukup dingin untuk menghentikan semua pertumbuhan bakteri jamur tersebut. Pantau makanan terhadap tanda-tanda pembusukan, terutama daging dan makanan sisa yang masih bisa dimakan.

3. Makanan juga bisa dehidrasi

Bakteri yang menyebabkan makanan basi butuh kelembaban, oksigen, dan suhu  untuk berkembang biak cepat. Nyatanya, makanan juga bisa dehidrasi. Dehidrasi yang dimaksud adalah proses menghilangkan uap air dari makanan, sehingga memperlambat atau menghentikan pertumbuhan bakteri yang membuat busuk.

4. Cahaya pada makanan

Hampir semua makanan yang terkena cahaya dari alam atau buatan, lampu kulkas contohnya, dapat menjadi penyebab makanan basi. Makanan menyerap paparan cahaya sehingga membentuk pembusukan pada makanan-makanan tertentu. Pembusukan cahaya pada makanan biasanya mengarah kepada jenis makanan tertentu, seperti makanan berlemak dan bersantan akan cenderung mudah basi.


cara membuat makanan menjadi lebih awet

1. Pengasapan makanan. 

Pengasapan makanan termasuk salah satu metode paling purba dalam mengawetkan makanan selain pengeringan. Keuntungan dari metode pengasapan makanan adalah selain mengeringkan, asap hasil pembakaran kayu juga mengandung senyawa-senyawa organik yang bersifat sebagai pengawet alami, seperti formaldehyde, dan lain-lain. 

2. Pengasinan makanan. 

Metode pengasinan awalnya efektif untuk membantu pengeringan daging hasil buruan karena garam bisa mengikat dan menarik keluar molekul air yang ada di dalem daging tersebut. Selain itu, garam dapat menghambat pertumbuhan mikroba dengan membuat sebagian besar mikroba mati karena garam juga dapat menarik keluar cairan dalam tubuh mikroba. 

3. Fermentasi. 

Cara membuat makanan menjadi lebih awet dengan fermentasi yaitu membuat mikroorganisme yang kita inginkan untuk berada di situ. Ini bisa dilakukan dengan menambahkan mikroorganisme, seperti ragi, ke kacang kedelai (yang membuatnya terfermentasi jadi tempe). Lalu, membuat “lingkungan buatan” sesuai dengan yang dibutuhkan si mikroba yang kita mau (atur suhu, udara, dan sebagainya). Proses fermentasi ini mengasilkan makanan dan minuman yang banyak manfaatnya bagi manusia. Contohnya: yoghurt, keju, kecap, kimchi, dan lain-lain. 

4. Pemasakan Ulang atau Pemanasan Makanan. 

Proses pemanasan membunuh bakteri dan merusak enzim-enzim yang menyebabkan pembusukan. Saat bakteri kontaminan berkembang biak begitu banyak di suatu bahan makanan, laju degradasi makanan tinggi, makanan pun menjadi lebih cepat basi. Memanaskan makanan akan membunuh sebagian besar bakteri sehingga populasi bakteri harus mulai tumbuh dari jumlah sedikit lagi. Kenapa ketika udah dipanaskan pakai suhu tinggi, bakteri yang mati hanya sebagian? Bakteri bisa mengubah dirinya menjadi “fase tidur” endospora yang tahan banget sama panas, garam, atau lingkungan mencekam lainnya. 

5. Pendinginan Makanan. 

Mendinginkan makanan di kulkas atau freezer bisa membuat makanan tahan lama dikarenakan suhu kulkas/freezer yang dingin membuat pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Selain itu, enzim-enzim yang bisa membantu proses pembusukan juga tidak aktif dalam suhu rendah. Namun, kulkas cuma menghambat pertumbuhan bakteri, bukan membunuh bakteri. 

6. Pemanasan Berteknologi. 

Ada dua prinsip pemanasan berteknologi yaitu pasteurisasi dan UHT. Prinsip metode pasteurisasi adalah dengan memanaskan bahan makanan lalu didinginkan ke suhu normal ruangan (27°C) berulang-ulang. Ketika dipanaskan, bakteri berubah jadi endospora. Ketika didinginkan kembali ke suhu normal, endospora berubah jadi bakteri lagi. Sebelum bakterinya menjadi aktif lagi, dipanaskan lagi, untuk membunuh bakteri tersebut. Begitu terus berulang-ulang sampai semua mikroorganisme kontaminan di bahan makanan tersebut benar-benar habis dan mati. Teknologi selanjutnya adalah Ultra High Temperature (UHT). Teknologi ini memanaskan makanan sampai suhu 137C yang menyebabkan spora jamur maupun endospora bakteri sudah mati.