Menghindari Minuman Keras, Judi, dan Pertengkaran

Wahai anak saleh, ketahuilah bahwa Islam melarang keras umatnya mengkonsumsi khamr (minuman keras), narkoba, dan sejenisnya.
Minuman keras, narkoba, dan zat adiktif lain (zat yang membuat ketagihan) akan merusak fisik dan mental. Di samping itu orang yang demikian juga akan malas bekerja dan tidak bisa mengendalikan keuangan hanya untuk membeli minuman dan zatzat terlarang tersebut.
Orang yang sudah ketagihan akan melakukan apapun asalkan minuman keras dan zat-zat terlarang itu bisa didapatkannya. Sungguh kita berlindung kepada Allah agar terhindar dari minuman keras dan zat-zat terlarang ini.
Selain itu, wahai anak yang berakhlak mulia, jauhilah judi. Pernahkah kamu mendengar kabar bahwa sebuah keluarga menjadi berantakan karena orang tua mereka suka berjudi? Hal ini sangat sesuai dengan hasil dari suatu penenlitian yang dilakukan oleh Universitas Melbourne, Australia.
Penelitian itu menyimpulkan bahwa hampir setengah dari anggota keluarga yang memiliki kebiasaan berjudi mengalami kekerasan. Sejumlah kerabat bahkan melaporkan mereka sangat frustasi dengan masalah judi. Keluarganya menjadi hancur dan anak-anaknya yang menanggung penderitaan berkepanjangan.
Nah, sekarang kita menjadi tahu kalau anak-anak dari keluarga yang memiliki kebiasaan berjudi ternyata terancam menjadi objek kekerasan daripada kasus kekerasan terhadap anak pada umumnya di masyarakat.
Bagaimanapun yang namanya kekerasan, pertikaian, dan pertengkaran tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Selama persoalan dapat diselesaikan dengan cara damai, kita diperintahkan untuk menyelesaikan dengan cara damai. Kekerasan hanyalah akan menyuburkan benih-benih dendam yang berkepanjangan dan tak berujung. Hal ini tentu membuat kehidupan kita menjadi tidak nyaman. Padahal Allah menghendaki agar manusia dapat hidup berdampingan dengan aman,tenteram, damai, dan nyaman. Sebagai seorang muslim, kita harus menjadi pelopor terwujudnya kedamaian di keluarga, di lingkungan tempat kita belajar, dan masyarakat sekitar.

Dialog Islami
Arif : “Assalamualaikum, Yahya.”
Yahya : “Waalaikum salam. Kayaknya sedang sibuk, ni?”
Arif : “Iya. Lagi mempersiapkan proposal kegiatan. Sabtu depan kan, OSIS akan mengadakan kegiatan penyuluhan dari BNN.”
Yahya : “O, gitu. Memangnya siswa-siswa sekolah kita sudah banyak yang terkena narkoba. Sampai-sampai mendatangkan BNN segala?”
Arif : “Bukan gitu. Ini tindakan pencegahan. Kan, seusia kita ini sebenarnya banyak yang tidak tahu narkoba itu dan bagaimana akibatnya jika kita memakainya.”
Yahya : “Oh, alhamdulillah. Aku kira…”
Arif : “Di samping itu ya, baru-baru ini aku dengar ada kakak kelas kita dulu dikeluarkan dari SMA-nya gara-gara ngepil.”
Yahya : “Astaqfirullah. Masa sih? Siapa itu?”
Arif : “Kamu ingat, dulu ada kakak kelas yang paling tinggi, kurus, dan rambutnya ikal. ”
Yahya : “Oh, ya, ya. Aku ingat. Tapi kan setahuku dia anak yang baik.”
Arif : “Nah, itulah yang aku tidak tahu. Mungkin setelah SMA salah pergaulan.”
Yahya : “Ehm, begitu ya. Oke, Rif. Selamat membuat proposal. Semoga kegiatannya sukses dan bermanfaat untuk kita-kita. Assalamualaikum.”
Arif : “Waalaikum salam. Makasih, sahabatku.”

Sumber : buku k13 PAI kelas VIII