menggapai impian

Bismillah

Kita tidak perlu memahami bagaimana mimpi kita akan tercapai. Tugas kita hanyalah mengimani bahwa Allah Maha Berkuasa untuk merealisasikan semua doa. Lalu melakukan dengan terbaik atas apa yang kita bisa lakukan saat ini.

Kita tidak perlu mengetahui detail perjalanan menuju tersolusikannya masalah. Yang perlu kita lakukan hanyalah meyakini bahwa Allah menggenggam setiap solusi dari setiap masalah yang ada. Lalu kemudian berbuatlah hingga batas kemampuan yang ada.

Kita tidak perlu memegang skenario lengkap, bagaimana hidup kita akan berakhir dengan baik. Yang perlu kita rasakan adalah.. bahwa Allah adalah sutradara terbaik.. perancang skenario terbaik.. tugas kita sebagai lakon hanyalah yakin akan arahan sutradara, memerankan setiap adegan dengan sungguh-sungguh dan tidak melawan kehendak sutradara untuk kemudian lari dari lokasi shooting.

Begitulah cara Nabi Yusuf 'alaihissalam menikmati episode demi episode hidupnya. Terbuang di sumur nan gelap, diperjual belikan sebagai budak, difitnah oleh istri Raja, di penjara, hingga akhirnya menjadi Raja di Mesir.

Begitulah cara Nabi Nuh 'alaihissalam menjalani tugas dakwahnya. Masa panjang berdakwah yang sepi pengikut, ditolak oleh anak beliau, dihina oleh ummatnya saat membuat kapal diatas gunung, hingga akhirnya selamat dari banjir bandang yang menyapu negeri.

Begitulah metode hidup Nabi Muhammad Shalallahu'alaihiwassalam. Tidak memiliki Ayah sedari lahir, kehilangan Ibunda disaat usia beliau berusia 5 tahun, hidup penuh perjuangan bersama kakek dan pamannya, menjalani masa kenabian dengan penuh luka dan pengorbanan, namun mengakhiri hidupnya dengan dua warisan terbaik : Qur'an dan Sunnah. Didoakan atas shalawat setiap hari oleh miliaran manusia hingga saat ini, menembus batas ruang dan waktu. Menjadi sosok yang paling dicintai di muka bumi.

Tak perlulah kita memegang seluruh script skenario seluruh hidup kita. Cukuplah kita menikmati, setiap scene demi scene yang Allah hadirkan. Karena jalan skenarionya pasti terbaik.

#SemangatLangit