1) Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi
Pemasaran merupakan suatu hal yang
sangat penting bagi perusahaan
dimana Pemasaran merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan. Strategi Pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu dibidang Pemasaran
, yang memberikan paduan tentang
kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat
mencapai tujuan Pemasaran suatu
perusahaan(Assauri, 2007:168-169).
Menurut
Bennet dalam (Tjiptono,1997:12) Strategi
Pemasaran merupakan pernyataan (baik
eksplisit maupun implicit) mengenai
bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai
tujuannya.
Tull
dan kahle dalam menyatakan bahwa strategi
Pemasaran adalah alat fundamental
yang direncanakan untuk mencapai
tujuan organisasi atau lembaga dengan mengembangkan
keunggulan yang berkesinambungan melalui pasar yang dimbakuki dan program Pemasaran
yang digunakan untuk melayani pasar
sasaran tersebut(Cannon, 2008:35).
Sedangkan
menurut Joseph P. Guiltinan strategi Pemasaran merupakan pernyataan pokok tentang dampak yang
diharapkan akan tercapai dalam hal permintaan pada pasar target tertentu.
Penerapan strategi-strategi ini ditentukan lewat program-program Pemasaran yang spesifik seperti program periklanan,
promosi penjualan, pengembangan produk serta program penjualan dan distribusi
(Giltinan dan Gordon, 1987:157).
Dengan
adanya strategi Pemasaran yang jelas dan
konseptual maka dapat mendukung iklim koordinasi yang tepat serta lebih efisien
dibandingkan dengan proses administrasi yang ada saat ini. Semua tugas atau
pekerjaan yang harus dilakukan sebagai tuntutan pokok dalam mengimplementasikan
strategi tersebut dilaksanakan dan diserahkan sepenuhnya kepada semua anggota
organisasi (Usmara, 2008:33).
2) Kualitas
Layanan
Chang
dan Yeh (2017) mendefinisikan bahwa kualitas layanan memiliki efek jangka
panjang dalam membentuk kepuasan pelanggan dan akan membuat pelanggan menjadi
loyal terhadap perusahaan. Kualitas layanan bias diwujudkan jika dengan cara,
mampu memenuhi kebutuhan dan apa yang diinginkan pelanggan serta dengan tepat
mampu mengimbangi harapan pelanggan (Tjiptono dan Chandra, 2011, p.180).
Sedangkan menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988) kualitas layanan
merupakan seberapa jauh perbedaan yang didapat antara kenyataan dan harapan
yang diinginkan oleh pelanggan.
Menurut
Parasuraman, Zeithaml, & Berry, (1988) Terdapat lima dimensi dari kualitas
pelayanan (dalam Bharwana, Bashir & Mohsin 2013) :
a. Tangible (berwujud), yaitu penampilan dan kemampuan
sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah
bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Adapun indikator
dari dimensi tangible adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan
perlengkapan serta penampilan pegawai.
b. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan pegawai untuk
memberikan jasa yang telah dijanjikan dengan harapan yang sesuai dengan
keinginan pelanggan. Adapun indikator dari dimensi reliability adalah
memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan, dapat diandalkan dalam menangani
pelanggan, memberikan pelayanan dengan akurat dan tepat sesuai dengan apa yang
dinginkan pelanggan
c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu bagaimana
perusahaan mampu melayani apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dengan cepat dan
tepat. Adapun indikator dari dimensi responsiveness adalah kesiapan dalam
menyediakan apa yang dibutuhkan pelanggan, dan memberikan layanan dengan cepat
dan tepat
d. Assurance (kepastian), yaitu pengetahuan, sopan
santun, dan kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan yang
diberikan kepada pelanggan, untuk menimbulkan rasa percaya terhadap perusahaan.
Adapun indikator dari dimensi assurance adalah karyawan memiliki pengetahuan
yang luas, karyawan memiliki sikap sopan yang konsisten terhadap pelanggan,
dapat menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pelanggan, dapat meyakinkan
pelanggan dengan kerja yang professional
e. Empathy (empati), yaitu kepedulian, dan perhatian
secara pribadi yang diberikan kepada pelanggan. Adapun indikator dari dimensi
empathy adalah memberikan perhatian individu kepada setiap pelanggan,
menyediakan apa yang dibutuhkan pelanggan, perusahaan memberikan pelayanan
terbaik untuk pelanggan.
Menurut
Tjiptono dan Chandra (2011,p.137) terdapat prinsip-prinsip yang membentuk dan
mempertahankan lingkungan yang sesuai untuk dapat menyempurnakan kualitas
layanan yang berkelanjutan. Terdapat enam prinsip yang harus diterapkan, yaitu
:
1. Kepemimpinan : pemimpin harus bias mengarahkan
organisasinya dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dengan baik.
2. Pendidikan : semua jajaran pegawai perusahaan baik
dari manajer sampai karyawan oprasional wajib mendapatkan pendidikan mengenai
kualitas layanan.
3. Perencanaan strategik : perusahaan harus mengukur dan
mengetahui tujuan kualitas yang digunakan, sehingga dapat mengarahkan
perusahaan untuk mencapai visi dan misi.
4. Review : proses tersebut merupakan cara yang efektif
untuk mengubah perilaku organisasi, dengan adanya proses tersebut dapat
menjamin adanya perhatian terhadap upaya pembentukan kualitas.
5. Komunikasi : komunikasi yang baik dalam organisasi
dapat mengimplementasikan strategi kualitas layanan, baik itu komunikasi dengan
pegawai, pelanggan, maupun dengan yang lainnya.
6. Reward : setiap pegawai yang berprestasi harus
diberikan penghargaan (reward) dengan cara ini maka akan memotivasi pegawai
agar terus meningkatkan produktivitasnya.
3) Harga
Harga
bukan hanya angka-angka yang tertera pada label kembakan atau rak toko, tetapi
harga mempunyai banyak bentuk dan melaksanakan banyak fungsi, karena harga merupakan
unsur dari bauran Pemasaran yang
sifatnya fleksibel.
Menurut
Fandi Tjiptono (2011:151) menyatakan bahwa “Harga merupakan satu-satunya unsur
bauran Pemasaran yang memberikan pembakukan
atau pendapatan bagi perusahaan”.
Sedangkan
menurut Philip Kotler dan Amstrong (2011:345) bahwa “Harga adalah sejumlah uang
yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang
ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk dan jasa”.
Dapat
disimpulkan bahwa harga merupakan suatu alat yang dijadika sebagai proses
pertukaran terhadap suatu barang atau jasa yang digunakan konsumen. Dengan
adanya harga maka perusahaan akan mendapatkan income bagi keberlangsungan hidup
perusahaan.
Menurut
Suyitno (2001), mendefinisikan bahwa biaya wisata adalah semua pengeluaran yang
dapat dinilai dengan uang untuk mengelola wisata. Sebagai faktor pembentuk
harga wisata, biaya wisata harus secara maksimal mencerminkan seluruh
pengeluaran dalam pengelolaan wisata.
Agar
dapat menelusuri biaya yang timbul secara menyeluruh, perlu dipahami
jenis-jenis biaya. Menurut Suyitno (2001) mengklasifikasikan jenis biaya,
yaitu:
1. Biaya Induk adalah biaya yang mula-mula muncul sebagai
refleksi penggunaan komponen wisata.
2. Biaya Ikutan adalah biaya yang muncul sebagai faktor
ikutan biaya induk.
Untuk
menghitung jumlah biaya yang diperlukan di dalam suatu kegiatan wisata, maka
diperlukan suatu tata cara perhitungan harga wisata yang baik dan
benar. Tata caranya dengan membagi jenis biaya, yaitu biaya induk atau
dikenal dengan biaya tetap dan biaya ikutan atau yang disebut biaya tidak
tetap. Berikut merupakan tabel cara perhitungan harga wisata yang dapat dilihat
pada tabel 2.4 :
Tabel 2.1
Perhitungan Harga Wisata
Nama tur/transfer :
…………. FOC/AC : ……/……
Jumlah peserta :
…………. Mata
uang : ………….
No |
Uraian |
Biaya
Tetap |
Biaya
Tidak Tetap |
|
|
(1) |
(1) |
|
Jumlah
Biaya |
(1) |
(1) |
|
Biaya
per Peserta Surcharge (..%) Harga per perserta (nett price) Dibulatkan |
|
(2) (3) (4) (5) |
(Sumber : Suyitno, 2001 dalam
Ginanjar)
1.
Rincian biaya tetap dan biaya tidak tetap lalu dijumlahkan.
2.
3.
Menghitung Surcharge atau disebut biaya tambahan. Biaya
tambahan setiap perusahaan berbeda-beda.
4.
5.
Melakukan pembulatan. Pembulatan dapat dilakukan secara
bervariasi tergantung kebijaksanaan pengelola
perusahaan.
Philip Kotler yang
diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2011:18) menyatakan bahwa:
“Harga
merupakan salah satu unsur dari bauran Pemasaran (Marketing mix) ” dan harga pun memiliki komponen-komponen tersendiri yang
terdiri dari:
1.
Daftar harga adalah suatu uraian harga yang di
cantumkan pada label atau produk.
2.
Diskon/rabat adalah diskon merupakan pengurangan harga
dari daftar harga.
3.
Kredit adalah
bentuk pembayaran dengan cara pinjaman.
4. Periode
pembayaran adalah cicilan sesuai kesepakatan antara penjual dan
pembeli biasanya berhubungan dengan kredit.
5. Syarat-syarat
kredit sesuatu yang
harus dipenuhi konsumen dalam
upaya pengambilan kredit