2.1.1 MANAJEMEN
1. Pengertian
Manajemen
Menurut
Afandi (2018:1) Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk mencapai
tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian
(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan
(controlling). Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang
dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki.
Sedangkan
Hasibuan (2014) Menjelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni yang
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif untuk menapai suatu tujuan tertentu. Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis
kuno, yaitu menagement, yang artinya
adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan untuk mencapai sasaran secara
efisien dan efektif.
Efektif
dalam hal ini adalah mencapai tujuan sesuai perencanaan, sedangkan efisien
adalah melaksanakan pekerjaan dengan benar, teroganisir, dan selesai sesuai
jadwal. Dalam buku karya T. Hani
Handoko (Pengantar Manajemen,2012) disebutkan ada tiga alasan utama mengapa
manajemen diperlukan:
a. Manajemen diperlukan agar tujuan pribadi dan
organisasi dapat tercapai
b. Berikutnya, manajemen juga diperlukan untuk menjaga
keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran, dan kegiatan, yang saling
bertentangan dari pihak yang punya kepentingan dalam organisasi.
c. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas suatu kerja organisasi
Sebuah
organisasi yang sedang berkembang membutuhkan manajemen dalam beberapa hal;
mencakup manajemen strategi, manajemen sumber daya manusia, produksi, Pemasaran
, dan manajemen lainnya.
2. Perkembangan
Teori Manajemen
1. Teori Manajemen Klasik Perkembangan
awal teori manajemen ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen
Ilmiah, yang akan dibahas disini, yaitu Robert
Owen dan Charles Babbage. Robert Owen (1771 - 1858).
1) Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer
beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan
pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam
kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak di
bawah umur yang bekerja, membangun ruko yang lebih baik bagi karyawan dan
mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Dia
mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikan
produksi dan keuntungan (laba), dan investasi yang paling menguntungkan adalah
pada karyawan atau “vital machines”. Disamping itu Owen mengembangkan sejumlah prosedur
kerja yang juga memungkinkan peningkatan produktivitas.
2) Charles Babbage (1792 - 1871). Charles Babbage,
seorang professor matematika dari Inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat
operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Babbage adalah penganjur pertama
prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi
latihan keterampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Sebagai
kontribusinya yang lain, Babbage menciptakan alat penghitung (calculator)
mekanis pertama, mengembangkan program-program permainan bagi komputer,
menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan karyawan
dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.
2. Manajemen Ilmiah Aliran manajemen
Ilmiah (scientific management) ditandai kontribusikontribusi dari Frederick W.
Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Henry L. Gantt, dan Harrington Emerson,
yang akan diuraikan satu-satu. Frederick W. Taylor (1856 – 1915) Manajemen
Ilmiah mulamula dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor sekitar tahun
1900-an. Karena karyanya tersebut,
Taylor disebut sebagai “bapak manajemen Ilmiah”. Taylor telah memberikan
prinsipprinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan
mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip
dasar tersebut adalah :
1. Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan
dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Frank dan
Lillian Gilberth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972) Kontributor utama kedua dalam
aliran manajemen ilmiah adalah pasangan suami isteri Frank Bunker Gilberth dan
Lillian Gilberth. Frank Gilberth, seorang pelopor pengembangan studi gerak dan
waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor.
Sedangkan Lillian
Gilberth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi,
penempatan dan latihan personalia. Dia mengemukakan gagasannya dalam bukunya
yang berjudul The Psychology of
Management. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir :
membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup. Henry
L. Gantt (1861 – 1919). Seperti Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan
(1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, (2)
seleksi ilmiah tenaga kerja, (3) system insentif (bonus) untuk merangsang
produktivitas, (4) penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci. Kontribusinya
yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik, yang dikenal sebagai “bagan Gantt”,
untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi. Harrington Emerson (1853
–1931).
3. Teori Organisasi Klasik Henry Fayol
(1841 – 1925), seorang industrialis perancis, mengemukakan teori dan
teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan
organisasi-organisasi yang kompleks dalam bukunya yang terkenal, Administration Industrielle et Generale
(Administrasi Industri dan umum). Fayol membagi operasi-operasi perusahaan menjadi
enam kegiatan, yang semuanya saling tergantung satu dengan yang lainnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah (1) teknik- produksi dan manufacturing
produk, (2) komersial – pembelian bahan baku dan penjualan produk, (3) keuangan
(finansial) – perolehan dan penggunaan modal, (4) keamanan – perlindungan
karyawan dan kekayaan, (5) akuntansi – pelaporan dan pencatatan biaya, laba dan
hutang, pembuatan neraca, dan pengumpulan data statistic, dan (6) manajerial.
Disamping itu Fayol juga mengemukakan prinsip-prinsip manajemen yang secara
ringkas adalah sebagai berikut:
a. Pembagian kerja – adanya spesialisasi akan
meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
b. Wewenang – hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
c. Disiplin – harus ada respek dan ketaatan pada
peranan-peranan dan tujuan-tujuan organisasi.
d. Kesatuan perintah – setiap karyawan hanya menerima
instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan.
e. Kesatuan pengarahan – operasai-operasi dalam
organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer
dengan penggunaan satu rencana.
f. Meletakan kepentingan perseorangan di bawah
kepentingan umum.
g. Balas jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang
dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
h. Stabilitas staf organisasi.
i. Esprit de corps
(semangat korps). James D Mooney, menurutnya untuk merancang organisasi
perlu
diperhatikan 4 kaidah dasar, yaitu (1) koordinasi syarat-syarat adanya
koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin dan disiplin, (2)
prinsip skalar, (3) prinsip fungsional, (4) prinsip staf.
Mary
Parker Follett (1868 – 1933), Follett adalah seorang ahli ilmu pengetahuan
social pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industri dan
pemerintah. Follett memberikan sumbangan besar pada manajemen yaitu tentang (1)
kreativitas, (2) kerjasama antara manajer dan bawahan, (3) koordinasi dan
pemecahan konflik. Chaster I. Barnard (1886 – 1961), adalah presiden perusahaan
Bell Telephone di New Jersey. Dia memandang organisasi sebagai sistem kegiatan
yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen menurur pandangan
Barnard, adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
4. Aliran Hubungan Manusiawi (prilaku
manusia atau neoklasik) muncul karena ketidak puasan bahwa yang dikemukakan
pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan
keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik
dengan pandangan sosiologi dan psikologi. Hugo Munsterberg (1863 – 1916).
Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo Munsterberg sering disebut sebagai
bapak psikologi industri. Dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan
produktivitas dapat dilakukan dengan tiga cara, (1) penemuan Best Possible Person, (2) penciptaan best possible work, dan (3) penggunaan best possible effect untuk memotivasi
karyawan.
Elton
Mayo (1880 – 1949) mengadakan suatu percobaan untuk menemukan bahwa kelompok
kerja informal – lingkungan social karyawan – juga mempunyai pengaruh besar
pada produktivitas, kemudian konsep mahluk sosial – dimotivasi oleh kebutuhan
sosial, keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih responsive
terhadap dorongan kelompok kerja pengawasan manajemen – telah menggantikan
konsep mahluk rasional yang dimotivasi oleh kebutuhan- kebutuhan phisik
manusia.
5. Aliran Manajemen Modern Mbaka
manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. jalur pertama
merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku
organisasi, dan yang lain di bangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal dengan
aliran kuantitatif.
Perilaku
Organisasi Prinsip-prinsip dasar Perilaku Organisasi : produksi, pengembangan strategi
produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat
persediaan yang optimal dan sebagainya. penggunaan teknik-teknik untuk
pemecahan mbakalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu
manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan. Langkah-langkah
pendekatan manajemen science biasanya
adalah sebagai berikut :
a. Perumusan mbakalah.
b. Penyusunan suatu model matematis.
c. Mendapatkan penyelesaian dari model.
d. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
e. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
Pelaksanaan
hasil dalam kegiatan implementasi. perkembangan teori manajemen di mbaka mendatang
ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya dimbaka
mandatang, yaitu :
1. Dominan (paling berguna).
2. Divergence (jalurnya sendiri).
3. Convergence ( batasan-batasan).
4. Sintesa (berintegrasi).
5. Proliferation.
3. Fungsi
Manajemen Dalam Bisnis
Secara
umum, fungsi manajemen adalah sebagai elemen dasar yang harus melekat dalam
manajemen sebagai acuan manajer (seseorang yang mengelola manajemen) dalam
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan dengan cara merencanakan,
mengorganisir, mengordinasi, dan mengendalikan.
Gambar 2.1
Sumber : managementstudyguide.com
Mengacu pada
pengertian Manajemen di atas, terdapat 5 fungsi utama manajemen dalam bisnis,
yaitu:
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan
adalah yang paling penting dalam sebuah manajemen bisnis. Seorang manajer yang
mengelola manajemen dalam perusahaan atau bisnis akan merencanakan dan
mengevaluasi setiap tindakan yang sudah dan yang belum ditindaklanjuti dalam
bisnis. Perencanaan penting untuk menentukan secara keseluruhan tujuan
perusahaan dan upaya untuk memenuhi tujuan tersebut. Manajer selalu bertindak
sebagai seseorang yang mencari alternatif dalam mencapai tujuan akhir, mencakup
rencana jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Tanpa
perencanaan yang tepat dalam bisnis yang sedang berkembang bisa membuat bisnis
tidak berjalan sesuai dengan jalurnya. Penyimpangan ini bisa berakibat pada
ketidakteraturan hingga kebangkrutan.
b) Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi
manajemen dalam bisnis yang kedua adalah sebagai pengorganisasian dengan
membagi kegiatan besar menjadi beberapa kegiatan kecil atau serangkaian
kegiatan. Tujuannya adalah untuk mempermudah manajer melakukan pengawasan yang
lebih efektif dan menentukan sumber daya
yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang sudah dibagi menjadi lebih efisien.
Pengorganisasian
secara lebih gampang dapat dilaksanakan dengan menentukan apa tugas yang
dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan bagaimana harus dikerjakan. Hal ini
bertujuan untuk mencapai tujuan bisnis melalui proses yang lebih terstruktur
atau terorganisasi.
c) Penempatan (Staffing)
Mirip
dengan organizing, namun penggunaannya lebih luas. Bila organizing lebih
memperhatikan manajemen sumber daya manusia, maka staffing lebih memperhatikan
sumber daya secara umum. Beberapa sumber daya tersebut diantaranya; peralatan,
perlengkapan, dan inventaris yang ada pada sebuah organisasi.
d) Pengarahan (Directing)
Fungsi
manajamen dalam bisnis yang terakhir adalah sebagai suatu tindakan yang
mengupayakan agar setiap anggota bisnis atau kelompok mampu mencapai sasaran
dan target sesuai prosedur manajerial yang sudah direncanakan. Seorang manajer
akan melakukan pengarahan jikalau terjadi mbakalah atau jika apa yang
dikerjakan tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Karena
tidak semua hal yang direncanakan dalam bisnis bisa diwujudkan secara nyata
dalam tindakan, mengingat banyak kejadian yang tidak bisa terduga sebelumnya.
Sehingga disinilah fungsi manajemen sebagai pengarahan agar apa yang dikerjakan
sumber daya mbakih berada pada jalur yang semestinya.
e) Pengawasan (Controlling)
Dari
serangkaian rencana dan tindakan yang sudah dijalankan, perlu adanya pengawasan
atau controlling. Fungsi manajemen bisnis dalam hal ini adalah melakukan
evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja sumber daya perusahaan.
Manajer
secara aktif akan melakukan pengawasan terhadap sumber daya yang sudah
diorganisasi sebelumnya dan membaktikan apa yang dikerjakan sesuai dengan yang
direncanakan. Adanya kesalahan atau penyimpangan dalam menjalankan tugas dapat
dikoreksi untuk menjadi pembelajaran pada perencanaan tahap berikutnya.
Klasifikasi
dari mbaking-mbaking sumber daya juga penting untuk menjadi bahan klasifikasi
supaya tidak menimbulkan dominansi dari manajer saja. Bisnis yang baik adalah
bisnis yang anggotanya mampu bekerjasama sacara tim dan berjalan secara
simultan.Beberapa hal yang harus terpenuhi untuk melakukan pengawasan yaitu:
1) Jalur
(routing): manajer harus menetapkan jalur untuk memperkecil resiko
kesalahan yang terjadi
2) Penetapan waktu (scheduling): manajer harus memiliki
waktu rutin untuk melakukan pengawasan, misalnya saja satu bulan satu kali atau
dua kali
3) Perintah pelaksanaan (dispatching): manajer memiliki
sikap untuk mendorong dan memerintah agar setiap sumber daya menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
4) Tindak lanjut (follow up): manajer melakukan evaluasi
dan memberikan solusi dari segala yang permbakalahan yang terjadi selama proses
mencapai tujuan untuk meminimalisisr terjadinya kesalahan yang sama.
4. Unsur-Unsur
Manajemen
Dalam
membentuk sistem manajerial yang baik dibutuhkan unsur-unsur manajemen di
dalamnya. Semua unsur tersebut saling melengkapi satu sama lain, dan jika salah
satu unsur tersebut tidak ada maka berimbas pada hasil keseluruhan pencapaian
suatu organisasi. Berikut ini adalah unsur-unsur manajemen tersebut :
a) Manusia (Human)
Faktor yang
paling menentukan dalam manajemen adalah manusia. Dalam praktiknya, manusia lah
yang membuat tujuan dan melakukan proses pencapaian tujuan tersebut. Dengan
kata lain, proses kerja tidak akan terjadi bila terdapat unsur manusia di dalamnya.
b) Uang (Money)
Uang merupakan
unsur manajemen yang sangat berpengaruh karena hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah yang beredar di suatu perusahaan. Unsur uang dapat menjadi alat dalam
proses pencapaian tujuan dengan penggunaannya yang diperhitungkan secara
rasional. Penggunaan uang dalam suatu perusahaan adalah untuk biaya
operasional, seperti gaji pegawai, pembelian dan perawatan peralatan kantor,
dan peralatan lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan.
c) Materials (Bahan)
Bahan ini
terdiri dari raw material (bahan setengah jadi) dan bahan jadi. Unsur material
merupakan faktor penting dalam dunia usaha karena hasil yang baik hanya bisa
dicapai bila terdapat material yang baik.
d) Mesin (Machines)
Mesin sangat
dibutuhkan manusia untuk melakukan pekerjaan yang sulit menjadi lebih mudah dan
cepat. Penggunaan mesin akan meningkatkan hasil dan keuntungan serta membuat
proses kerja menjadi lebih efektif dan efisien.
e) Metode (Methods)
Proses
pelaksanaan kerja hanya dapat berjalan dengan efektif dan efisien bila dilakukan
dengan metode yang tepat. Suatu metode kerja harus mempertimbangkan sasaran,
fasilitas, waktu, uang, dan kegiatan bisnis.
Selain itu,
metode yang tepat dan baik juga harus dipahami oleh manusia yang
menjalankannya. Dengan kata lain, sebuah metode hanya bisa berjalan dengan baik
bila manusia terlibat di dalamnya.
f) Pasar (Market)
Proses Pemasaran
produk merupakan unsur manajemen yang
sangat krusial bagi sebuah perusahaan. Jika tidak ada Pemasaran maka barang tidak akan laku.
Suatu bisnis
bisa menguasai pasar bila menawarkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan
minat dan daya beli konsumen. Itulah sebabnya proses Pemasaran sangat erat hubungannya dengan kualitas barang
yang dipasarkan (baca juga: pengertian pasar).
5. Contoh dan
Jenis-Jenis Manajemen
Dalam
penerapan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak sekali contoh
yang bisa kita temukan, sesuai dengan bidangnya. Berikut ini adalah beberapa
contoh dan macam-macam manajemen:
a) Manajemen Strategi
b) Manajemen Administrasi Perkantoran
c) Manajemen Biaya
d) Manajemen Organisasi
e) Manajemen Personalia dan Administrasi
f) Manajemen Perusahaan
g) Manajemen Pemasaran
h) Manajemen Produksi
i) Manajemen Keuangan
j) Manajemen Waktu
k) Manajemen Organisasi
l) Manajemen Komunikasi
m) Manajemen Pendidikan
n) Manajemen Konstruksi
o) Manajemen Agribisnis
p) Manajemen Stress
q) Manajemen Sumber Daya Manusia
r) Manajemen Risiko