Jika karya yang dimaksud adalah karya teater
yang professional dan digelar untuk dikomersilkan. Apakah siswa-siswa SMA atau
sederajat mampu membuat tataan musik ilustrasi drama? Jawabannya pasti mampu,
karena yang dibuat adalah musik ilustrasi drama, bukan musik komposisi untuk
kebutuhan musik. Kehadiran musik hanya sekedar ilustrasi untuk memperkuat suasana
adegan dalam drama. Kecuali yang akan dibuat itu sebuah drama musikal, operet,
opera, atau sebangsanya. Karya yang demikian memang berawal dari ide-ide musik,
sehingga harus orang musik atau musisi yang menggarapnya.
Guru memberikan contoh eksplorasi bunyi untuk
kebutuhan ilustrasi. Misalnya guru bicara sambil memukul meja dengan tangannya
pelan-pelan. Kemudian bedakan dengan bicara keras sambil memukul meja dengan
keras.
Contoh lain, guru menyuruh beberapa orang siswa
untuk bersenandung, kemudian seorang siswa disuruh membacakan narasi atau
puisi, rasakan dan begaimana kesannya. Jadi musik dalam pergelaran drama dapat
berupa lagu tema yang secara khusus diciptakan, atau kebetulan ada lagu yang
temanya sama dengan tema drama, itu dapat digunakan. Dapat juga hanya bunyi-
bunyi yang fungsinya untuk memberikan aksentuasi dalam adegan drama. Jika musik
tidak mampu memberikan ilustrasi, dapat menggunakan unsur yang lainnya seperti
artistik panggung. Yang terpenting ada potensi di dalam tim yang dapat dioptimalkan.
Musik sebagai salah satu media ungkap dalam
pergelaran teater. Musik senantiasa hadir dalam setiap pertunjukan teater. Oleh
karena itu perlu konsep tataan yang sangat penting agar musik tidak sekedar
bunyi, melainkan kekuatan yang menyertai pergelaran teater. Konsep musik untuk pergelaran
teater dapat minimalis, atau maksimalis dengan menggunakan perangkat orkestra
besar plus musisinya. Namun kehadiran musik yang terpenting bukan kuantitasnya,
melainkan kualitas dan intensitasnya yang luruh mendukung adegan demi adegan
dalam sebuah struktur pergelaran teater.