dibalik covid corona

*NASEHAT GUS MUS YANG KAN MERUBAH KITA SELAMANYA:*
_Saya transkrip dari nasehat Gus Mus semalam 21 April 2020 agar kita semua mendapat manfaat darinya_
1. Ketahuilah, kepanikan global yang disebabkan makhluk Allah yang sangat lembut ini *masih terlalu kecil* dibanding kepanikan akbar yang terjadi di yaumil qiyamah.
2. Ada yang memandang pandemi ini sbg musibah, pelajaran dan juga pencucian atas dunia.
3.Kita biasanya mengejar dunia, sekarang dipaksa menjaga jarak dengan dunia sehingga langit pun menjadi bersih dan cerah.
4. Dulu kita sibuk dengan dunia, tanpa jarak, sampai jarang di rumah. Dengan krluarga berjarak, dengan diri kita sendiri, apalagi!
5. Kita dipaksa kembali pada keluarga kita dan diri kita sendiri.
6. Wabah menghancurkan keangkuhan kita
7. Yang kaya menjadi sombong krn kekayaannya, yg berpangkat karena pangkatnya, yang berilmu karena ilmunya.
8. Kini mereka semua---yang kaya, yang berilmu yang berpangkat--semua kelimpungan.
9. Kita diajak Alloh untuk menengok diri kita sendiri sebagai manusia saja, tanpa embel embel tanpa gelar, sebagai anak cucu adam.
10. Kullukum min adam. Wa adam min turab. Setiap darimu adalah anak cucu adam, dan adam adalah dari tanah.
11.Kita lupa kita bersaudara sama sama sbg anak cucu adam. Kita lupa asal kita tanah!
12. Kita diutus menjadi khalifah di atas dunia, tapi justru menjadi hamba dunia.
13. Ini mesti menjadi penerungan kita dimasa sulit ini, ketika kita sendiri dengan Allah, agar kita bisa kembali *menjadi hamba Allah yang dhaif* dan kemudian bertaubat.
14. Tapi dengan ujian seperti inipun kita masih angkuh.
15. Kita sibuk membersihkan jasad, tapu kita lupa membersihkan diri.
16. Kita satu jam dua jam membersihkan badan, itu bagus, tapi kita lupa membersihksn ruh yang menjadi inti diri kita.
17. Kita minta tolong kepada Allah tapi masih berjarak dengan Allah dan masih lengket dengan dunia.
18. Keangkuhan (krn ilmu, harta, pangkat) dan kedekatan kita dengan dunia itulah yang mdmbuat kita berjarak dengan Allah.
19. Oleh karena itu *marilah kita bertaubat.*
*Yasir Jatman / PWNU Jateng*