Kepuasan Pelanggan

  Kepuasan Pelanggan

Fang, Chiu, dan Wang (2011) menjelaskan bahwa pelanggan akan merasa puas jika mereka dilayani dengan baik oleh perusahaan, sehingga menimbulkan persepsi yang kuat terhadap layanan yang diberikan perusahan dan dari situ akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi diberikan untuk perusahaan. Perasaan bahagia yang didapat atau dihasilkan dari pengalaman membeli (Bharwana, Bashir, dan Mohsin, 2013).

Menurut Giese dan Cote (2010), secara umum kepuasan pelanggan mengarah kepada respon pelanggan apakah pelanggan sangat puas terhadap produk respon tersebut terjadi berdasarkan waktu, yaitu setelah terjadinya pemilihan produk, konsumsi, dan berapa lama kepuasan itu bertahan. Terdapat tiga indikator dari kepuasan pelanggan (Fang, Chiu, dan Wang, 2011).

Puas terhadap produk atau jasa, pelanggan merasa bahwa produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan telah memenuhi harapan yang diinginkan.

Pengalaman yang baik saat berbelanja, pelanggan yang telah menggunakan produk atau jasa dari perusahaan, merasa pelayanan dan kualitas barang atau jasa yang diberikan sangat memusakan.

Persepsi bahwa membeli barang atau jasa di toko tersebut adalah hal yang baik, pelanggan akan cenderung kembali berbelanja di perusahaan tersebut karena merasa apa yang diberikan oleh perusahaan terhadap pelanggan cukup memuaskan. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh presepsi kualitas jasa dan juga faktor-faktor yang bersifat pribadi. Untuk upaya dalam meningkatkan kepuasan pelanggan perusahaan harus mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya (Tjiptono dan Chandra , 2011, p. 314) yaitu :

a.   Sistem keluhan dan saran : perusahaan harus menyediakan akses yang mudah dan nyaman untuk para pelanggan dalam menyampaikan kritik dan saran.

b.   Ghost shopping : perusahaan mempekerjakan beberapa orang yang berperan sebagai pelanggan potensial perusahaan dan pesaing. Berdasarkan pengalaman tersebut mereka diminta melaporkan temuannya.

c.   Lost customer analysis : perusahaan menghubungi kembali pelanggan yang sudah lama berhenti membeli untuk memahami mengapa hal tersebut terjadi, dan dapat memberikan kebijakan dan perbaikan kedepannya.

d.   Survei kepuasan pelanggan : perusahaan akan mendapatkan feedback secara langsung dari pelanggan, dengan ini pelanggan akan merasa diperhatikan oleh perusahaan.

Beberapa jenis metode di bawah ini adalah salah satu dari yang terbaik untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan :

a.   Peringkat Kepuasan Pelanggan (CSAT)

Peringkat Kepuasan Pelanggan, atau Skor Kepuasan Pelanggan (CSAT) mengukur secara rata-rata, seberapa puas atau tidak puasnya pelanggan terhadap produk, layanan, atau program kesuksesan pelanggan Anda. Biasanya ditanyakan pada skala 1-3, 1-5, atau 1-7, skor kepuasan pelanggan anda dapat dihitung dengan menjumlahkan jumlah semua skor dan membaginya dengan jumlah responden.

Skor Kepuasan Pelanggan (CSAT) adalah metode kepuasan yang paling umum digunakan. Anda meminta pelanggan Anda untuk menilai kepuasan mereka pada skala linier. Skala survei Anda bisa 1 - 3, 1 - 5, atau 1 - 10, dan tidak ada kesepakatan universal tentang skala mana yang terbaik untuk digunakan. CSAT adalah metrik yang digunakan untuk segera mengevaluasi pengalaman khusus pelanggan. Vipin Thomas, Pemimpin Global Sukses Pelanggan di Freshdesk, mengatakan, "CSAT adalah metrik transaksional yang didasarkan pada apa yang terjadi sekarang untuk kepuasan pengguna dengan produk atau layanan. Kami mencoba dan mendapatkan skor CSAT dalam 15 menit interaksi. Sangat membantu untuk berimprovisasi pada resolusi, mode pengiriman, saluran, dan lain-lain Ini salah satu dari metrik penting untuk mengevaluasi kinerja desk support. Bahkan, kami juga mempublikasikan hasil kami dengan mudah.”

b.   Skor Upaya Pelanggan (CES)

Skor Upaya Pelanggan (CES) sangat mirip dengan CSAT, tetapi alih-alih bertanya seberapa puas pelanggan itu, Anda meminta mereka untuk mengukur kemudahan pengalaman mereka. anda masih mengukur kepuasan, tetapi dengan cara ini anda mengukur kemudahan pelanggan dalam mengakses atau menggunakan produk/jasa anda- anggapan bahwa semakin mudah suatu tugas, semakin baik pengalaman yang diterima oleh konsumen digunakan di sini. Contohnya adalah soal lama membuka website. Peneliti dari Grup Aberdeen menemukan bahwa penundaan 1 detik dalam waktu pemuatan halaman sama dengan 11% lebih sedikit tampilan halaman, penurunan 16% dalam kepuasan pelanggan, dan 7% kerugian dalam konversi. Menurut survei oleh Akamai dan Gomez.com, 79% pembeli web yang mengalami situs web lambat mengatakan mereka tidak akan kembali ke situs untuk membeli lagi dan sekitar 44% dari mereka akan memberi tahu seorang teman tentang pengalaman belanja online yang buruk.

c.   Net Promoter Score (NPS)

NPS mengajukan pertanyaan, "Seberapa besar kemungkinan Anda akan merekomendasikan perusahaan ini kepada teman atau kolega?" Ini mengukur kepuasan pelanggan tetapi juga loyalitas pelanggan. Dengan melakukan itu, Anda dapat menghasilkan skor agregat, tetapi Anda juga dapat membagi respons Anda ke dalam tiga kategori: pencela, pasif, dan promotor.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, diantaranya adalah aksesibilitas, customer service, kemudahan akses, dan juga Bahasa yang digunakan oleh perusahaan Anda. Dengan memiliki pemahaman tentang hal ini dan mempelajari survei dengan benar, Anda akan dengan mudah mengembangkan perusahaan Anda. Jangan sampai data kepuasan pelanggan yang sudah disusun hanya menjadi data pasif yang tidak ada gunanya.