gaya belajar global dan analitik, temukan perbedaannya

Gaya Belajar Global

Anak yang memiliki gaya belajar global cenderung melihat segala sesuatu secara menyeluruh, dengan gambaran yang besar, namun demikian mereka dapat melihat hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Anak global juga dapat melihat hal-hal yang tersirat, serta menjelaskan permasalahan dengan katakatanya sendiri. Mereka dapat melihat adanya banyak pilihan dalam mengerjakan beberapa tugas sekaligus.

Anak dengan gaya belajar global dapat bekerja sama dengan orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan fleksibel. Mereka senang bekerja keras untuk menyenangkan hati orang lain, senang memberi dan menerima pujian, bahkan anak global cenderung melupakan lebih banyak dorongan semangat dalam memulai mengerjakan sesuatu. Mereka menerima kritikan secara pribadi. Mereka akan mengalami kesulitan bila harus menjelaskan sesuatu tahap demi tahap.

Orang gaya belajar global dominan biasanya kurang memiliki kerapian, walau sebenarnya mereka memiliki keinginan besar untuk membersihkan tempat belajarnya. Namun sering kali keinginannya kurang terlaksana, akhirnya kertas-kertas tetap berantakan. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya orang global belajar untuk menyederhanakan sistemnya dengan menyediakan map-map berwarna dengan kategori tertentu untuk menyiapkan kertas-kertas yang menumpuk.

Pikiran anak global dominan tidak pernah bisa fokus pada suatu masalah, pikirannya memikirkan banyak hal sepanjang waktu. Apabila orang global mengerjakan tugas kedua meskipun tugas pertamanya belum selesai, untuk mengatasi keadaan ini sebaiknya mereka bekerja sama dengan orang lain, dengan janji saling menolong dalam menyelesaikan tugas sebelum mengerjakan yang lain, mereka akan mudah berkonsentrasi bila ada seseorang yang bekerja bersamanya






Gaya Belajar Analitik

Anak yang memiliki gaya belajar analitik dalam memandang sesuatu cenderung lebih terperinci, spesifik dan teratur. Namun mereka kurang bisa memahami masalah secara menyeluruh.

Dalam mengerjakan tugas analitik akan mengerjakan tugasnya secara teratur, dari satu tahab ke tahab berikutnya. Mereka memiliki kecenderungan untuk mengerjakan satu tugas dalam satu waktu, dan mereka belum akan mengerjakan tugas lain sebelum tugas pertamanya selesai. Mereka membutuhkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas mereka, karena mereka tidak ingin ada satu bagian yang terlewatkan.

Anak yang memiliki cara berfikir secara analitik seringkali memikirkan sesuatu berdasarkan logika. Selain itu mereka menikai fakta-fakta yang terjadi melebihi perasaannya. Mereka dapat menemukan fakta-fakta namun seringkali mereka tidak mengetahui gagasan utamanya. Sehingga kadang dia tidak mengerti maksud dan tujuan dia dalam mengerjakan sesuatu. Anak yang memiliki gaya belajar analitik sangat sulit belajar karena biasanya pikirannya hanya terfokus pada satu masalah saja. Untuk mengatasi keadannya ini, sebaiknya seorang analitik belajar sendirian, baru bergabung dengan temannya untuk bersosialisasi setelah selesai belajar.

Anak analitik dapat bekerja maksimal bila ada metode yang konsisten dan pasti dalam mengerjakan sesuatu, apabila dia bisa menciptakan sistem sendiri dalam belajar. Untuk itu jadwal harian sangat membantu anak analitik merasakan adanya struktur dan hal-hal yang bisa diramalkan, sehingga mereka dapat menentukan dan memenuhi sasaran yang jelas.