sistem nada pentatonik



 Apabila kita menemukan tiga buah not yang mendapat nilai satu ketuk, ini disebut triol (tri nada/ tiga nada yang disatukan).
Selanjutnya terdapat beberapa simbol musik terkait dengan sistem nada pentatonik (berarti lima nada pokok) yang tumbuh dan berkembang di daerah, dilambangkan berikut.
1. Karawitan Sunda: Notasi Daminatila, memiliki lima nada pokok disimbolkan dengan:
Angka 1 5 4 3 2 1 disebut nada relatif
Huruf T S G P L T disebut nada mutlak (notasi buhun)
dibaca da la ti na mi da
T singkatan dari Tugu adalah lambang nada 1 dibaca da
L singkatan dari Loloran adalah lambang nada 2 dibaca mi
P singkatan dari Panelu adalah lambang nada 3 dibaca na
G singkatan dari Galimer adalah lambang nada 4 dibaca ti
S singkatan dari Singgul adalah lambang nada 5 dibaca la
Selain nada pokok, dalam karawitan terdapat pula nada sisipan atau nada hiasan. Nada tersebut dengan istilah lain disebut nada uparenggaswara (Sunda). Misalnya nada Pamiring atau nada meu (2+) Bungur atau nada ni (3-) pananggis atau nada teu (4+) dan sorog atau nada leu (5+). Nada uparenggaswara tersebut dalam istilah musik biasa dikenal dengan sebutan nada kromatik, misalnya f menjadi fis (4). Dalam penyajian karawitan Sunda terdapat beberapa laras yang dapat digunakan untuk bermain musik, baik dalam sajian lagu-lagu maupun sajian gending.