Lingkup materi pelajaran Prakarya di SMA dan sederajat disesuaikan dengan
potensi sekolah dan daerah setempat karena sifat mata pelajaran ini menyesuaikan
dengan kondisi dan potensi yang ada di daerah tersebut. Penyesuaian
ini berangkat dari pemikiran ekonomis, budaya, dan sosiologis. Ekonomis,
karena pada tingkat usia remaja sudah harus dibekali dengan prinsip kewirausahaan
agar dapat tercapai kemandirian paska sekolah. Budaya, karena
pengembangan materi kearifan lokal melalui prakarya. Sosiologis, karena
teknologi tradisi mempunyai nilai-nilai kecerdasan kolektif bangsa Indonesia.
Pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan terdapat empat (4) strand,
yaitu Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, dan Pengolahan. Penjelasan ruang lingkup
dari setiap strand tersebut adalah sebagai berikut,
1. Kerajinan
Kerajinan dikaitkan dengan nilai pendidikan diwujudkan dalam prosedur pembuatan.
Prosedur memproduksi dilalui dengan berbagai tahapan dan beberapa
langkah yang dilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini menumbuhkan
wawasan, toleransi sosial serta social corporateness memulai pemahaman karya
orang lain. Pembuat pola menggambarkan berdasarkan desain yang dikerjakan
oleh perancang gambar dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai dengan warna
lokal (kearifan lokal). Semua itu merupakan proses berangkai dan membutuhkan
kesabaran dan ketelitian serta penuh toleransi. Jika salah seorang membuat
kesalahan, hasil akhir tidak akan seperti yang diharapkan oleh pembuat pola
dan motif hiasnya. Prosesdur semacam ini memberikan nilai edukatif jika dilaksanakan
di sekolah. Kerajinan yang diproduksi maupun direproduksi dikemas
ulang dengan sistem teknologi dan ekosistem agar efektif dan esien berdasarkan
potensi lingkungan yang ada.
2. Rekayasa
Rekayasa diartikan usaha memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari
dengan berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang
efektif dan esien. Pengertian teknologi erat sekali dengan pembelajaran
mandiri, seperti menggoreng daging dengan lemaknya sendiri. Oleh karenanya,
konsep teknologi untuk mengembangkan diri dengan kemampuan diperoleh
dari belajar tersebut. Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata
engineering, yaitu perancangan dan rekonstruksi benda ataupun produk untuk
memungkinkan penemuan produk baru yang lebih berperan dan berguna.
Prinsip rekayasa adalah mendaur ulang sistem, bahan, dan ide yang disesuaikan
dengan perkembangan zaman (teknologi) terbarukan. Oleh karenanya, rekayasa
harus seimbang dan selaras dengan kondisi dan potensi daerah setempat
menuju karya yang mempunyai nilai jual yang tinggi.
3. Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk
menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar
lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak). Kinerja ini membutuhkan
perasaan seolah dirinya (pembudidaya) hidup, tumbuh dan berkembang.
Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup
pada tumbuhan atau hewan. Namun, dalam bekerja, dibutuhkan sistem yang
berjalan rutinitas, seperti kebiasaan hidup orang: makan, minum, dan bergerak.
Maka, seorang pembudidaya harus memahami karakter tumbuhan atau hewan.
yang di’budidaya’kan. Konsep cultivation tampak pada penyatuan diri dengan
alam dan pemahaman tumbuhan atau binatang. Pemikiran ekosistem menjadi
langkah yang selalu dipikirkan keseimbangan hidupnya. Manfaat edukatif
budidaya adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami
pertumbuhan, dan penyatuan dengan alam (echosystem) menjadikan anak dan
tenaga kerja yang berpikir sistematis, namun manusiawi dan penuh kesabaran.
Hasil budidaya tidak akan dapat dipetik dalam waktu singkat melainkan membutuhkan
waktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan perlengkapan
teknologi budidaya sebenarnya dapat diangkat dari kehidupan
sehari-hari yang variatif karena setiap daerah mempunyai potensi kearifan yang
berbeda. Budidaya telah dilakukan oleh pendahulu bangsa ini dengan teknologi
tradisi, telah menunjukkan konsep budidaya yang memperhitungkan musim,
namun belum mempunyai standar ketepatan dengan suasana/iklim cuaca
maupun ekonomi yang sedang berkembang. Maka, pembelajaran prakaryabudidaya
diharapkan mampu menemukan ide pengembangan berbasis bahan
tradisi dengan memperhitungkan kebelanjutan materi atau bahan tersebut.
4. Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda
produk jadi agar dapat dimanfaatkan secara maslahat. Pada prinsipnya, kerja
pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan
mencampur, atau memodikasi bahan tersebut. Oleh karenanya, kerja pengolahan
menggunakan desain sistem, yaitu mengubah masukan menjadi keluaran
sesuai dengan rancangan yang dibuat. Sebagai contoh membuat makanan
atau memasak makanan; kinerja ini membutuhkan desain secara tepat dan
perasaan terutama indra perasa (lidah) dan indra pencium (bau-bauan) agar
sedap. Kerja ini akan melatih rasa dan kesabaran maupun berpikiran praktis
serta tepat. Kognisi untuk menghafalkan rasa bumbu, dan racikan yang akan
membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Manfaat pendidikan teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian
peserta didik adalah pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Pengolahan telah dilakukan oleh pendahulu bangsa kita dengan
teknologi tradisi yang sederhana, telah menunjukkan konsep pengolahan yang
aplikabel, namun belum mempunyai standar ketepatan dengan suasana/iklim
cuaca maupun ekonomi yang sedang berkembang. Maka pembelajaran
prakarya-budidaya diharapkan mampu menemukan ide pengembangan
berbasis bahan tradisi dengan memperhitungkan kebelanjutan materi atau
bahan tersebut.fffffffff0;
potensi sekolah dan daerah setempat karena sifat mata pelajaran ini menyesuaikan
dengan kondisi dan potensi yang ada di daerah tersebut. Penyesuaian
ini berangkat dari pemikiran ekonomis, budaya, dan sosiologis. Ekonomis,
karena pada tingkat usia remaja sudah harus dibekali dengan prinsip kewirausahaan
agar dapat tercapai kemandirian paska sekolah. Budaya, karena
pengembangan materi kearifan lokal melalui prakarya. Sosiologis, karena
teknologi tradisi mempunyai nilai-nilai kecerdasan kolektif bangsa Indonesia.
Pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan terdapat empat (4) strand,
yaitu Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, dan Pengolahan. Penjelasan ruang lingkup
dari setiap strand tersebut adalah sebagai berikut,
1. Kerajinan
Kerajinan dikaitkan dengan nilai pendidikan diwujudkan dalam prosedur pembuatan.
Prosedur memproduksi dilalui dengan berbagai tahapan dan beberapa
langkah yang dilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini menumbuhkan
wawasan, toleransi sosial serta social corporateness memulai pemahaman karya
orang lain. Pembuat pola menggambarkan berdasarkan desain yang dikerjakan
oleh perancang gambar dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai dengan warna
lokal (kearifan lokal). Semua itu merupakan proses berangkai dan membutuhkan
kesabaran dan ketelitian serta penuh toleransi. Jika salah seorang membuat
kesalahan, hasil akhir tidak akan seperti yang diharapkan oleh pembuat pola
dan motif hiasnya. Prosesdur semacam ini memberikan nilai edukatif jika dilaksanakan
di sekolah. Kerajinan yang diproduksi maupun direproduksi dikemas
ulang dengan sistem teknologi dan ekosistem agar efektif dan esien berdasarkan
potensi lingkungan yang ada.
2. Rekayasa
Rekayasa diartikan usaha memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari
dengan berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang
efektif dan esien. Pengertian teknologi erat sekali dengan pembelajaran
mandiri, seperti menggoreng daging dengan lemaknya sendiri. Oleh karenanya,
konsep teknologi untuk mengembangkan diri dengan kemampuan diperoleh
dari belajar tersebut. Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata
engineering, yaitu perancangan dan rekonstruksi benda ataupun produk untuk
memungkinkan penemuan produk baru yang lebih berperan dan berguna.
Prinsip rekayasa adalah mendaur ulang sistem, bahan, dan ide yang disesuaikan
dengan perkembangan zaman (teknologi) terbarukan. Oleh karenanya, rekayasa
harus seimbang dan selaras dengan kondisi dan potensi daerah setempat
menuju karya yang mempunyai nilai jual yang tinggi.
3. Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk
menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar
lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak). Kinerja ini membutuhkan
perasaan seolah dirinya (pembudidaya) hidup, tumbuh dan berkembang.
Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup
pada tumbuhan atau hewan. Namun, dalam bekerja, dibutuhkan sistem yang
berjalan rutinitas, seperti kebiasaan hidup orang: makan, minum, dan bergerak.
Maka, seorang pembudidaya harus memahami karakter tumbuhan atau hewan.
yang di’budidaya’kan. Konsep cultivation tampak pada penyatuan diri dengan
alam dan pemahaman tumbuhan atau binatang. Pemikiran ekosistem menjadi
langkah yang selalu dipikirkan keseimbangan hidupnya. Manfaat edukatif
budidaya adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami
pertumbuhan, dan penyatuan dengan alam (echosystem) menjadikan anak dan
tenaga kerja yang berpikir sistematis, namun manusiawi dan penuh kesabaran.
Hasil budidaya tidak akan dapat dipetik dalam waktu singkat melainkan membutuhkan
waktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan perlengkapan
teknologi budidaya sebenarnya dapat diangkat dari kehidupan
sehari-hari yang variatif karena setiap daerah mempunyai potensi kearifan yang
berbeda. Budidaya telah dilakukan oleh pendahulu bangsa ini dengan teknologi
tradisi, telah menunjukkan konsep budidaya yang memperhitungkan musim,
namun belum mempunyai standar ketepatan dengan suasana/iklim cuaca
maupun ekonomi yang sedang berkembang. Maka, pembelajaran prakaryabudidaya
diharapkan mampu menemukan ide pengembangan berbasis bahan
tradisi dengan memperhitungkan kebelanjutan materi atau bahan tersebut.
4. Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda
produk jadi agar dapat dimanfaatkan secara maslahat. Pada prinsipnya, kerja
pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan
mencampur, atau memodikasi bahan tersebut. Oleh karenanya, kerja pengolahan
menggunakan desain sistem, yaitu mengubah masukan menjadi keluaran
sesuai dengan rancangan yang dibuat. Sebagai contoh membuat makanan
atau memasak makanan; kinerja ini membutuhkan desain secara tepat dan
perasaan terutama indra perasa (lidah) dan indra pencium (bau-bauan) agar
sedap. Kerja ini akan melatih rasa dan kesabaran maupun berpikiran praktis
serta tepat. Kognisi untuk menghafalkan rasa bumbu, dan racikan yang akan
membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Manfaat pendidikan teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian
peserta didik adalah pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Pengolahan telah dilakukan oleh pendahulu bangsa kita dengan
teknologi tradisi yang sederhana, telah menunjukkan konsep pengolahan yang
aplikabel, namun belum mempunyai standar ketepatan dengan suasana/iklim
cuaca maupun ekonomi yang sedang berkembang. Maka pembelajaran
prakarya-budidaya diharapkan mampu menemukan ide pengembangan
berbasis bahan tradisi dengan memperhitungkan kebelanjutan materi atau
bahan tersebut.fffffffff0;