Di bawah pohon rindang, saya duduk dengan mata setengah terpejam, membiarkan pikiran saya melayang-layang di antara dedaunan yang bergerak perlahan oleh angin. Rasanya seperti hari yang biasa di desa kecil ini, sampai suara gemuruh mesin dan percikan cahaya biru muncul di depan mata saya. Sebuah proyek rahasia yang tak pernah saya bayangkan sedang berkembang di belakang bukit.
Pemerintah desa, dengan harapan besar untuk membawa kemajuan, telah menginisiasi proyek teleportasi molekuler. Sebuah teknologi canggih yang dijanjikan untuk membuka pintu ke masa depan. Semua warga desa menjadi saksi kegembiraan dan antusiasme yang memenuhi udara. Tidak ada yang tahu betapa besar dampaknya akan menjadi, termasuk saya.
Pagi itu, ketika matahari terbit di langit biru, seluruh desa berkumpul di sekitar mesin teleportasi yang megah. Aura kegembiraan terasa di udara, seolah-olah kita semua menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Meskipun takut dan penasaran, ada getaran positif yang memenuhi hati kami.
Aku, yang selama ini hanya mengenal alam desa dan sederetan pohon rindang ini, merasa kecil di hadapan proyek yang ambisius ini. Tapi hidup tak pernah berjalan sesuai rencana. Saat mesin mulai beroperasi, cahaya biru menyelimuti tubuh saya, dan dalam sekejap, saya tidak lagi merasakan tanah di bawah kaki.
Tiba-tiba, saya berada di tempat yang asing. Tanah yang tidak dikenal, langit yang berbeda. Tak lama setelahnya, terdengar suara keras, dan cahaya biru memenuhi mata saya lagi. Kembali ke desa, tapi sesuatu terasa berbeda. Tubuh saya terasa ringan, dan entah bagaimana, saya merasa terhubung dengan segala hal di sekitar saya.
Ketika saya kembali ke bawah pohon rindang, teman-teman dan tetangga-tetangga saya menatap saya dengan tatapan tak percaya. Mereka, yang selama ini tidak bisa membayangkan saya meninggalkan desa, kini harus menerima kenyataan bahwa saya telah melakukan perjalanan ke tempat yang jauh. Saya, yang sebelumnya merasa kecil, sekarang merasa memiliki potensi tak terbatas.
Namun, euforia itu tiba-tiba tergantikan oleh rasa sakit dan pusing yang hebat. Sesuatu yang tidak terduga terjadi selama percobaan teleportasi. Tubuh saya, meski kembali dengan selamat, tidak sepenuhnya sama seperti sebelumnya. Itu seperti saya membawa sebagian kecil dari tempat asing itu bersama saya.
Mendengar kabar ini, pemerintah desa segera menutup proyek teleportasi dan melarang siapa pun untuk menggunakan teknologi itu lagi. Rasa takut dan ketidakpastian menyelimuti desa kami. Namun, saya tidak merasa hancur atau kehilangan. Saya merasa seperti memiliki semacam kekuatan yang baru dan aneh.
Pada akhirnya, ini bukanlah akhir yang diinginkan. Meskipun proyek itu gagal, saya tidak bisa menyangkal bahwa itu telah membuka mata kami terhadap potensi luar biasa yang ada di dunia ini. Dengan penuh semangat, anak-anak desa mengikuti lomba lari setempat. Setiap langkah mereka seakan membawa energi yang aneh, seperti kami semua telah menyentuh sesuatu yang lebih besar daripada diri kami sendiri.