. Konsep Tari Tradisional

Mengamati konsep tari tradisional

a. Mengamati konsep tari tradisional klasik
Konsep tari tradisional dalam tari tradisional klasik memiliki ciri-ciri :
1) Tari yang hidup di lingkungan keraton.
2) Gerak-gerak tarinya memiliki pakem (aturan) tertentu mengikuti aturan yang berada di keraton.
3) Memiliki keindahan mengikuti aturan keraton.
4) Ruang, tenaga dan waktu memiliki standar keraton.
5) Diketahui penciptanya.
Contoh tari tradisional klasik: Tari Serimpi, Tari Bedhaya, Tari Beksan Lawung, Tari

b. Mengamati konsep tari tradisional kerakyatan
1) Tari yang hidup di lingkungan rakyatyang sifatnya komunal.
2) Memiliki nilai yang berpijak pada tradisi setempat.
3) Gerak tarinya mengikuti standar tradisi setempat.
4) Terkadang memiliki kekuatan magis ritus tertentu.
5) Diselenggarakan sebagai pengikat solidaritas masyarakat dalam upacara komunal.
6) Tidak diketahui penciptanya.
Contoh tari tradisional kerakyatan: Sintren, Sisingaan, Ronggeng Gunung, Ronggeng Ketuk, Seblang dll.

Evaluasi Pembelajaran
Guru dapat mengembangkan alat evaluasi sesuai dengan kebutuhan. Prinsip evaluasi mencakup tiga ranah yaitu kognitif, sikap dan keterampilan. Dengan evaluasi kognitif guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran model essay, atau tugas hasil karya. Evaluasi sikap diperoleh pada saat proses pembelajaran, banyak hal tak terduga yang bisa muncul dari pembelajaran seni. Apapun hasilnya, tugas kelompok dalam menganalisis tari tradisional melalui demonstrasi/latihan kepada sanggar yang ditunjuk dengan produk eksplorasi tari melalui fungsi dan konsep tari akan membentuk nurtural effect/dampak ikutan berupa pengembangan sikap kerjasama, toleransi, apresiatif, dll. Dengan demikian pada saat proses pembelajaran eksplorasi sampai pembentukan komposisi, guru bisa mengobservasi sikap yang berkembang pada peserta didik. Menjaring dan mendata kompetensi yang terbentuk dari pembelajaran analisis tari tradisional, berguna sebagai evaluasi bagi guru untuk pengembangan pembelajaran selanjutnya.
Evaluasi keterampilan diperoleh bukan hanya menilai produk akhir kemampuan menarinya saja, akan tetapi jauh lebih baik apabila penilaian dilakukan sejak awal. Dengan melihat keterampilan menari dari awal lalu membandingkannya dengan keterampilan menari di akhir pembelajaran, akan diperoleh data mengenai peningkatan kompetensi kinestetik peserta didik yang lebih adil.