Jakarta - Investasi sebenarnya bisa untuk siapa saja, tidak mengenal umur. Mungkin kita juga sudah sering mendengar cerita kesuksesan investasi, tetapi sebenarnya sangat sederhana bagaimana pasar saham bekerja.
Pertama-tama kita harus memahami bahwa pasar modal yang sering kita sebut pasar saham itu sebenarnya sama seperti pasar. Kita yang datang ke pasar sebagai pembeli adalah investor yang siap untuk bertransaksi. Di dalamnya tentu banyak toko yang menjual berbagai produk dan seperti di pasar, produk sama tetapi biaya belanjanya sedikit berbeda.
Ada barang yang tinggi peminat harga meningkat, ada juga yang tidak laku sampai harga turun terus. Sama seperti pasar, harga saham naik turun. Tapi kenapa sih harga saham bisa naik banget atau malah turun gila-gilaan?
Sebelum menjawab itu, harus kita ketahui bahwa saham merupakan bukti kepemilikan modal suatu perusahaan. Namun, tidak semua perusahaan berada di pasar modal karena ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.
- Memiliki struktur perusahaan yang jelas
- Sudah menghasilkan laba
- Punya asset nyata (Tangible Asset)
Cara mudahnya memahami teknis saham yaitu coba bayangkan Anda menjual sebuah makanan. Usaha tersebut ternyata laku keras sehingga makin banyak cabang toko milik Anda. Karena setiap tahun keuntungan terus melonjak, Anda berencana menambah modal dengan menjual sebagian kepemilikan perusahaan kepada orang-orang melalui pasar modal.
Yang dilakukan ini disebut IPO (Initial Public Offering = Penawaran Umum Perdana). Nah, bukti kepemilikannya disebut lembar saham. Lembaran saham ini yang dibeli oleh investor dengan harapan mendapatkan imbalan dengan dua cara, yaitu melalui kenaikan harga saham (Capital Gain) atau dari waktu bagi hasil perusahaan. Ini juga yang menjawab naik turunnya saham.
Semakin bagus perusahaan, maka semakin banyak orang ingin membeli saham perusahaan tersebut dan justru membuat harga menjulang tinggi. Yang mempengaruhi reputasi perusahaan baik diantaranya faktor berikut:
- Faktor fundamental perusahaan
- Aksi korporasi perusahaan
- Proyeksi kinerja perusahaan di masa depan
Sebaliknya jika masa depan suram akhirnya tidak ada yang mau membeli saham dan membuat harga saham melorot ke harga terendah. Tetapi selain dari performa perusahaan ada faktor lain penentu harga saham.
- Kondisi fundamental ekonomi makro
- Fluktasi kurs rupiah terhadap mata uang asing
- Kebijakan pemerintah
- Faktor panik
- Faktor manipulasi pasar
Investasi saham memang bisa memberikan keuntungan yang besar namun di sisi lain juga memiliki resiko yang tidak kalah menakutkan jadi sekarang tidak perlu jauh-jauh ke pasar modal untuk berinvestasi jika belum siap. Karena kamu harus mengenali bentuk saham dan segala isinya.