Tips Memulai Investasi Reksadana dan Keuntungannya
Dewasa ini, sudah semakin banyak orang yang mulai melek untuk mulai berinvestasi. Dari sekian banyak instrumen yang tersedia, investasi reksadana menjadi salah satu yang paling banyak dipilih. Bukan tanpa alasan, berinvestasi melalui instrumen yang satu ini terbilang sangat mudah dilakukan bahkan untuk pemula sekalipun.
Kamu bisa berinvestasi melalui smartphone dari mana pun. Pilih aplikasi terpercaya yang menyediakan produk reksadana terbaik di dalamnya. Sejumlah aplikasi pun memberikan kemudahan untuk berinvestasi mulai dari puluhan ribu rupiah.
Untuk membuat langkah investasi lebih berkembang, kamu juga perlu memperdalam pengetahuan tentang reksadana. Kamu pun bisa membuat perbandingan dengan instrumen lainnya dari berb
Mengenal Investasi Reksadana
Reksadana merupakan sebuah produk investasi yang digunakan sebagai tempat perhimpunan dana dari banyak orang. Nantinya, dana yang dikumpulkan dari investasi reksadana ini akan dikelola oleh manajer investasi dalam berbagai produk investasi.
Manajer investasi ini akan mengelola uang tersebut dengan memanfaatkan produk investasi lainnya. Sebut saja pasar uang, obligasi, saham, maupun deposito. Kamu juga tidak perlu khawatir karena instrumen investasi ini sudah diatur oleh Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.
Investasi reksadana terbilang minim risiko lantaran manajer investasi akan membagi ke dalam banyak instrumen lainnya. Misalnya saat sebuah perusahaan A mengalami penurunan saham. Bukan berarti nilai investasi kamu akan langsung turun juga. Bisa jadi, nilainya tetap aman karena manajer investasi kamu menempatkan dana di tempat lain.
Enaknya lagi, kamu tidak perlu menunggu dana yang kamu miliki cukup banyak untuk memulainya. Kalau dulu, kamu perlu menyisihkan uang lebih dari Rp100.000 untuk berinvestasi reksa dana. Dengan aplikasi Bmoney, kamu bahkan bisa melakukan investasi mulai dari Rp1.000, loh.
Cara Kerja Investasi Reksadana
Ada banyak faktor yang menjadi kunci dalam investasi reksadana. Pertama adalah kamu sebagai investor yang memiliki dana. Kedua adalah manajer investasi yang mengelola dana tersebut untuk mendapatkan keuntungan reksadana.
Di samping itu, kamu juga harus memperhatikan Nilai Aktiva Bersih (NAB). NAB adalah jumlah dana yang dikelola oleh manajer investasi dalam reksa dana. NAB ini yang akan dibagi ke dalam instrumen investasi reksadana lainnya.
NAB juga akan menjadi tolok ukur keberhasilan dari investasi reksadana yang dijalankan. Manajer investasi akan memberikan laporan dari pengelolaan dana milik kamu. Laporan ini pun akan menjadi bukti bahwa kamu memiliki sejumlah dana dalam investasi yang dijalankan oleh manajer investasi.
Kamu sebenarnya hanya perlu memercayakan manajer investasi dalam menjalankan tugasnya. Namun, kamu perlu tahu cara kerja dari awal hingga akhirnya. Berikut urutan cara kerja reksadana:
- Kamu menyisihkan dana pribadi untuk diinvestasikan
- Memilih reksadana yang sesuai dengan tujuan dan risiko investasi
- Manajer investasi akan mengumpulkan dana dari para nasabah
- Manajer investasi akan membagi dana yang berhasil dihimpun ke dalam berbagai instrumen investasi. Pembagian ini sesuai dengan kesepakatan di awal dengan nasabah
- Nasabah mendapatkan laporan investasi tentang kinerja produk investasi yang dijalankan.
Keuntungan Reksadana untuk Investasi
Kamu yang ingin memulai investasi pasti akan disarankan memulainya dari reksadana. Instrumen investasi yang satu ini cukup mudah untuk dijalankan oleh para pemula. Simak kelebihan lain dari investasi reksadana yang perlu kamu tahu:
1. Modal yang kecil
Modal yang dibutuhkan untuk memulai investasi terbilang relatif kecil. Alasan ini juga yang membuat para pemula disarankan untuk memulainya dari investasi reksadana.
2. Dikelola oleh manajer investasi
Investor tidak perlu khawatir akan dana yang diinvestasikan. Semua dana yang dihimpun akan dikelola oleh manajer investasi yang sudah mahir di bidangnya. Manajer investasi pun akan memberikan laporan tren yang terjadi di pasar. Laporan ini pun akan membantu kamu dalam memilih produk reksadana terbaik.
3. Laporan yang terperinci
Bukan hanya laporan pasar, kamu pun akan diberikan laporan performa investasi yang dijalankan. Manajer investasi akan memberikan laporan dalam satu periode tertentu untuk seluruh nasabahnya. Laporan tersebut akan berisi kinerja produk, nilai aset, dan portofolio reksadana.
4. Risiko yang relatif rendah
Berbeda dengan jenis instrumen lain, investasi reksadana terbilang lebih aman. Dana yang kamu himpun tidak langsung dipegang oleh manajer investasi. Namun, dititipkan ke rekening bank kustodian yang tugasnya menyimpan portofolio efek dan sertifikat berharga lainnya.
5. Mudah dibeli
Reksadana pun menjadi salah satu instrumen investasi yang bisa didapatkan dengan mudah. Kamu bisa membelinya langsung secara online tanpa biaya tambahan. Kamu pun bisa menambah investasi kapan saja dengan mudah melalui smartphone.
Kekurangan Investasi Reksadana
Di sisi lain, investasi ini pun memiliki beberapa kekurangan yang perlu diketahui. Berikut beberapa kekurangan reksadana:
1. Jangka waktu investasi
Sebagai informasi, reksadana merupakan instrumen investasi jangka menengah dan panjang. Setidaknya, kamu perlu menunggu sekitar bertahun-tahun untuk menikmati hasilnya. Dalam rentang waktu tersebut, kamu pun perlu menambah terus nilai investasinya.
2. Tetap memiliki risiko
Setiap investasi pasti memiliki risiko. Biarpun risikonya tergolong kecil, dana yang kamu kumpulkan bisa tetap berkurang nilainya. Hal ini bisa disebabkan juga oleh kondisi ekonomi negara secara umum.
3. Biaya investasi
Investasi reksadana bukan tanpa biaya. Kamu perlu membayar fee manajer investasi dan kustodian. Belum lagi ada biaya-biaya lain yang menyertai aktivitas investasi kamu. Memang nilai biaya yang dibebankan tidak terlalu besar. Namun, beban itu tetap bisa mengurangi keuntungan.
4. Waktu pencairan
Jika membandingkan dengan tabungan konvensional di bank, reksadana punya sisi lemah dalam hal pencairan. Kamu butuh waktu 3—4 hari kerja untuk mencairkan dana investasi tersebut. Jika memang digunakan sebagai dana cepat, reksadana bukanlah pilihan yang tepat.
5. Ada risiko penutupan
Otoritas Jasa Keuangan bisa saja menutup produk reksadana yang tidak menunjukkan performanya. Biarpun begitu, risiko tersebut terjadi sangat kecil.
Jenis Investasi Reksadana Terbaik
Secara umum, reksadana dibagi ke dalam empat jenis. Setiap jenis pun memiliki rentang risiko dan pengembalian yang berbeda-beda. Cari tahu jenis investasi reksadana di bawah ini sebelum memulainya.
1. Reksadana pasar uang
Dalam reksadana ini, manajer investasi akan mengelola 80% dana yang dihimpun ke dalam deposito, obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Risiko dan pengembalian (return) yang dijanjikan terbilang sangat kecil. Karena itu, reksadana pasar uang merupakan pilihan yang baik untuk para pemula.
2. Reksadana pendapatan tetap
Jenis yang satu ini menjanjikan return yang sedikit lebih tinggi dibandingkan pasar uang. Pasalnya, manajer investasi akan mengalokasikan 80% dana yang dihimpun dalam obligasi atau investasi lain yang bersifat utang. Biarpun menarik, reksadana pendapatan tetap juga memiliki risiko yang sedikit lebih besar.
3. Reksadana saham
Manajer investasi akan menempatkan tidak kurang dari 80% dana nasabah ke dalam instrumen yang bersifat ekuitas atau saham. Reksadana saham punya risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya. Di sisi lain, potensi pengembalian pun juga sangat tinggi.
4. Reksadana campuran
Dalam reksadana campuran, dana yang telah dihimpun akan dibagi ke dalam investasi yang bersifat utang dan ekuitas. Pembagian ini akan membuat risiko investasi akan lebih kecil dari reksadana saham. Namun, potensi pengembalian bisa lebih besar dari reksadana pendapatan tetap.
Cara Investasi Reksadana yang Baik
Mengetahui tips and tricks berinvestasi akan buat kamu tidak salah melangkah nantinya. Berikut sejumlah cara yang harus dilakukan saat ingin memulai investasi reksadana.
1. Mempersiapkan finansial
Secara umum, dana investasi merupakan uang lebih yang kamu miliki dari penghasilan rutin. Dana ini didapatkan setelah kamu menyelesaikan seluruh kewajiban rutin, seperti membayar tagihan dan mencukupi keperluan harian.
Selain itu, kamu juga harus menyiapkan dana darurat yang cukup untuk menjaga kesehatan finansial. Kamu bisa tetap menggunakan dana ini jika ada risiko investasi di masa depan.
2. Tentukan tujuan investasi
Reksadana bukan instrumen investasi 1—2 tahun. Karena itu, kamu harus menentukan tujuan investasi dalam kurun waktu sekitar 3—10 tahun ke depan. Sejumlah orang memanfaat investasi ini untuk tujuan pendidikan, biaya pernikahan, hingga dana pensiun.
Tujuan tersebut pun bisa menjadi penyemangat kamu dalam memulai investasi. Lebih baiknya lagi, kamu membagi tujuan investasi dalam beberapa jenis reksadana. Pasalnya, setiap jenis menawarkan return yang berbeda-beda.
3. Tentukan durasi investasi
Durasi akan berpengaruh pada besaran jumlah investasi rutinnya. Kamu yang bertujuan memperoleh hasil tinggi dalam waktu singkat tentunya harus menyisihkan dana yang lebih besar. Begitu juga sebaliknya.
Durasi investasi juga membuat kamu lebih disiplin dalam melakukannya. Jangka waktu tersebut akan memberikan kamu niat supaya tidak mencairkan sebelum waktunya tiba.
4. Memilih manajer investasi yang tepat
Saat ini, sudah banyak platform yang menawarkan kemudahan dalam berinvestasi reksadana. Hal ini menjadi tantangan buat kamu untuk memilih mana yang tepat. Tentunya, kamu perlu memilih tempat investasi yang sudah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pilih manajer investasi yang punya track record bagus dan transparan dalam memberikan laporan. Hindari berinvestasi pada perusahaan yang punya catatan buruk atau malah merupakan perusahaan investasi bodong.
5. Melakukan diferensiasi produk
Ada baiknya juga kamu membeli lebih dari satu produk reksadana. Hal ini akan membantu menurunkan risiko penurunan nilai investasi sekaligus membuka potensi mendapatkan pengembalian lebih tinggi.
Pastikan kamu memiliki reksadana pasar uang karena risiko yang relatif kecil. Tambah portofolio kamu dengan reksadana pendapatan tetap dan saham untuk meningkatkan pendapatan.
6. Rutin berinvestasi
Selain besaran dan durasi, hal penting lain yang harus diperhatikan dalam berinvestasi reksadana adalah konsistensi. Kamu perlu melakukan investasi secara rutin sampai nilai yang ditetapkan tercapai. Kamu bisa melakukannya setiap bulan untuk membuat nilai investasi semakin besar.
Jika memungkinkan, tambahkan nilai investasi saat kamu mendapatkan bonus atau pemasukan tambahan. Bukan tidak mungkin target investasi kamu bisa dicapai lebih cepat nantinya.
Kesalahan Melakukan Investasi Reksadana
Kesalahan dalam berinvestasi bukan hanya dilakukan oleh pemula. Mereka yang sudah sering menjalankan investasi juga masih sering melakukan kesalahan. Berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan.
1. Berinvestasi tanpa tujuan
Sebagian besar orang masih belum tahu akan digunakan untuk apa uangnya di masa depan. Hal ini yang membuat banyak orang terlihat asal atau hanya bermodal ikut-ikutan dalam berinvestasi.
2. Salah memilih jenis reksadana
Jenis reksadana akan menyangkut risiko dan pengembaliannya. Namun, hal tersebut juga harus disesuaikan dengan tujuan dan keadaan finansial kamu. Tanpa melihat faktor-faktor tersebut, kamu bisa salah memilih reksadana.
3. Menggunakan “uang panas”
Investasi harus menggunakan uang diam milik pribadi. Menggunakan uang hasil utang atau dana darurat hanya akan meningkatkan risiko investasi ke depannya. Pasalnya, kamu harus tetap membayar utang sembari mengharapkan pengembalian investasi yang belum pasti nilainya.
4. Menunda investasi
Kapan waktu terbaik untuk berinvestasi? Jawabannya adalah sekarang atau secepatnya. Menunda untuk berinvestasi juga merupakan kesalahan yang sering dilakukan oleh banyak orang. Pasalnya, dana mengendap yang kamu miliki bisa saja habis akibat digunakan untuk keperluan konsumtif.
5. Tidak melakukan diversifikasi
Hanya menaruh pada satu instrumen investasi pun bisa jadi kesalahan, loh. Pasalnya, kamu hanya akan berpegang pada kinerja produk tersebut. Cobalah untuk melakukan diversifikasi produk. Kamu bisa mulai dengan membeli produk reksadana pada jenis lain atau mencari instrumen investasi lain.
6. Mengabaikan laporan
Besar atau kecil nilai investasi kamu sekarang ini tetap perlu dapat perhatian khusus. Kamu harus membaca dan mempelajari laporan yang diberikan oleh manajer investasi. Abai pada laporan akan membuat kamu bingung dengan apa yang akan dilakukan setelahnya.
7. Mencairkan reksadana sebelum waktunya
Masih banyak pemula yang belum paham bahwa reksadana adalah instrumen investasi jangka panjang. Beberapa dari mereka melihat dalam satu—dua tahun dan sudah berpikir untuk mencairkannya. Mungkin saja ada keuntungan dalam pengembalian. Namun, nilai yang didapatkan sudah pasti sangat kecil.
Waktu Terbaik Mencairkan Investasi Reksadana
Lalu, kapan waktu terbaik mencairkan reksadana? Ada beberapa waktu terbaik untuk mencairkan dana yang ada di dalam reksa dana. Berikut pilihan yang bisa kamu ambil.
1. Saat jumlah sudah tercapai
Karena itu, penting untuk menentukan tujuan dari investasi. Saat reksadana digunakan untuk keperluan pendidikan atau pembelian keperluan hidup yang lebih besar, kamu tahu kegunaan jumlah yang besar tersebut untuk apa. Jadi, tidak ada alasan menggunakannya untuk keperluan lain.
2. Sudah mencapai durasi investasi
Selain jumlah, kamu juga bisa berpegangan pada durasi investasi. Jika hitungan yang digunakan adalah waktu, pastikan kamu menargetkannya lebih dari lima tahun. Dengan begitu, nilai investasinya pun akan cukup besar.
3. Ingin memindahkan ke instrumen lain
Kamu juga bisa mencairkan reksadana untuk dioper ke investasi lain, loh. Namun, sebaiknya kamu tidak menarik seluruh dana yang ada. Jika memang ingin melakukan diversifikasi investasi, lakukan dengan porsi yang pasti. Mungkin sisakan sebanyak 30—40% di reksadana supaya tetap bisa berkembang.
4. Saat performa investasi tidak sesuai harapan
Ini juga menjadi alasan kamu perlu melihat laporan performa investasi. Jika melihat ada reksadana yang kurang baik performanya dalam 12—18 bulan, kamu bisa langsung mencairkannya. Bukan untuk digunakan secara konsumtif loh. Kamu hanya perlu mencari produk reksadana yang punya performa baik untuk memindahkan dananya.
5. Butuh dan segar
Sebaiknya jangan jadikan investasi sebagai dana darurat, kecuali kamu benar-benar membutuhkannya. Jika memang harus dicairkan, sisakan sebagian supaya kamu tetap memiliki dana investasi. Namun, kamu perlu merevisi waktu dan jumlah investasi yang ditargetkan nantinya.
Itu dia beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang reksadana. Mau berinvestasi dengan mudah dan modal yang kecil? Kamu bisa mulai sekarang juga! Siapa pun sudah bisa langsung melakukan investasi reksadana tanpa ribet.