Dari Jabir bin Salim Al-Hujaimi yang menceritakan bahwa ia datang
kepada Rasulullah ﷺ dengan memakai selimut yang menutupi tubuhnya,
sedangkan ujung kain selimut itu menyentuh kedua telapak kakinya, lalu
ia bertanya, “Siapakah di antara kamu yang bernama Muhammad?” Maka
Rasulullah ﷺ memberi isyarat menunjuk ke arah dirinya, dan ia bertanya,
“Wahai Rasulullah ﷺ , sesungguhnya saya berasal dari daerah pedalaman,
dan di kalangan kami banyak orang yang berwatak kasar, maka berilah saya
nasihat.” Rasulullah ﷺ bersabda: Jangat, sekali-kali kamu meremehkan
kebaikan barang sedikit-pun, walaupun berupa senyuman yang kamu
layangkan kepada saudaramu saat bersua dengannya, dan sekalipun berupa
air yang kamu tuangkan dari timbamu ke dalam wadah orang yang meminta
minum. Dan jika ada seseorang mencacimu dengan kekurangan yang
diketahuinya ada pada dirimu, maka janganlah kamu balas mencacinya
dengan kekurangan yang kamu ketahui ada pada dirinya. Maka sesungguhnya
kamu akan beroleh pahala, sedangkan dia akan beroleh dosa. Dan janganlah
kamu menjulurkan kainmu ke tanah, karena sesungguhnya perbuatan itu
termasuk kesombongan, dan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
bersifat sombong. Dan jangan sekali-kali kamu mencaci seseorang.
Ia mengatakan sejak saat itu ia tidak berani lagi mencaci seorang pun, bahkan kambing dan untanya pun tidak berani ia caci.
Ia mengatakan sejak saat itu ia tidak berani lagi mencaci seorang pun, bahkan kambing dan untanya pun tidak berani ia caci.
Hadits Riwayat Imam Abu Daud, Imam Nasaidan Imam Ahmad.
http://santri.net/aquran-al-hadis/al-hadits/jangan-membalas-cacian-cacian/