Wawasan
seni adalah sikap, pendekatan, pemahaman dan penghayatan seseorang terhadap
kesenian dan karya seni. Wawasan seni diperlukan untuk menjadi dasar atau tolok
ukur dalam membicarakan kesenian, karena ia juga merupakan pemahaman dan penghayatan
kita dalam menilai karya seni.
Wawasan
seni yang berbeda akan menentukan sikap dan pandangan yang berbeda dalam
menghadapi kesenian pada umumnya dan pendidikan kesenian pada khususnya.
Pada
dasarnya setiap manusia mempunyai rasa keindahan dan rasa seni yang bisa
dipupuk dan dikembangkan sejak dini. Dengan demikian, semakin bertambah usia
manusia, semakin meningkat pula kepekaan rasa keindahannya.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia dikelilingi oleh aktifitas berkesenian. Meskipun
semua itu berlangsung secara alami dan tidak disadari sebagai aktifitas
berkesenian. Contohnya, ketika kita menata ruang tamu, menentukan cat untuk
dinding dan warna gordennya. Atau ketika memilih pakaian yang serasi saat
hendak bepergian.
Menurut
para pengamat seni atau orang yang berkecimpung dalam bidang seni, bahwa
kesenian adalah suatu ekspresi dari gejolak jiwa seseorang yang didasarkan atas
nilai-nilai etis dan estetis, yang tertuang dalam berbagai bentuk karya seni;
tari, musik, seni rupa, teater dan sastra.
Pada
dasarnya setiap manusia mempunyai rasa kepekaan yang sama terhadap keindahan.
Demikian juga bagi guru dan peserta didik. Adapun yang membedakannya hanyalah
kadar kepekaannya.
Apabila
kadar kepekaan terhadap rasa keindahan tinggi, maka seseorang dapat memberikan
tanggapan penghargaan yang lebih dari yang lain.
Kepekaan
rasa terhadap keindahan ini bisa dilatih oleh guru dan peserta didik dengan
mewujudkannya ke dalam bentuk karya seni, yaitu; melalui sentuhan-sentuhan
indrawi dan kepekaan rasa yang dimiliki.
Pendidikan
kesenian di sekolah umum pada dasarnya adalah mendorong, memotivasi dan
mengarahkan siswa untuk mampu:
•
Mengamati, pementasan; tari, musik, teater atau
pameran. Misalnya, menyaksikan pementasan teater melalui tayangan atau
menontonnya langsung di tempat pertunjukan.
•
Menanyakan, pementasan; tari, musik, teater atau
pameran. Misalnya, menanyakan struktur dramatik, plot (alur cerita), Karakter,
setting peristiwa dari lakon yang disaksikan.
•
Mencoba, pementasan; tari, musik, teater dan
pameran. Misalnya, menafsirkan makna dari lakon yang dipentaskan. Baik makna yang
tersurat maupun makna yang tersirat.
•
Menalar, pementasan; tari, musik, teater atau
pameran. Misalnya, menbandingkan tayangan cuplikan adegan teater dan
menyimpulkan pengertian teater berdasarkan adegang yang ditayangkan.
•
Menyajikan, pementasan; tari, musik, teater atau
pameran. Misalnya, tentang pengertian teater secara lisan dan tertulis sebagai
materi diskusi kelompok di kelas, dan guru bertindak sebagai moderator.