Wirausaha produk kesehatan dapat meliputi penyediaan bahan baku industri farmasi dan produksi produk kesehatan yang siap pakai. Produk kesehatan siap pakai contohnya minuman jahe dan jamu-jamuan, sedangkan bahan baku industri farmasi contohnya adalah minyak atsiri. Produk jadi maupun produk setengah jadi untuk bahan baku industri, keduanya memiliki potensi yang besar mengingat kekayaan hayati Indonesia. Produk siap jadi maupun produk bahan baku industri memiliki peluang pasar yang luas, tidak hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri. Peluang wirausaha produk kesehatan harus dimanfaatkan karena bahan produk kesehatan tersebut pada umumnya merupakan kekayaan hayati yang terdapat di alam tropis Indonesia. Di Indonesia tersebar sekitar 40.000 jenis tumbuhan yang dapat menghasilkan berbagai jenis bahan kimia. Bahan kimia yang dihasilkan sangat potensial diolah menjadi bahan pangan, kosmetika, dan obat-obatan untuk diusahakan secara ekonomi.
Pasar dari produk kesehatan siap pakai adalah pengguna perorangan. Produk kesehatan terutama produk untuk menjaga kesehatan dan stamina dapat menjadi bagian dari keseharian atau produk yang dikonsumsi setiap hari. Produk kesehatan siap pakai dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang saat ini mulai menjadi kesadaran banyak orang. Produk dengan pasar perorangan harus mempertimbangkan kemudahan cara pemakaian dan kemasan yang baik serta menarik. Produk kesehatan siap pakai dipasarkan secara eceran melalui toko obat, warung, atau supermarket. Promosi yang dilakukan untuk memberikan informasi produk kepada calon pembeli secara umum, melalui pameran produk, poster, iklan, sms dan lain-lainnya.
Pasar dari bahan baku industri kesehatan seperti minyak atsiri adalah industriindustri farmasi. Promosi dilakukan langsung kepada industri farmasi yang menjadi pasar sasaran. Promosi dapat dilakukan dengan mendatangi industri tersebut untuk presentasi dan memberikan contoh produk. Promosi juga dapat dilakukan melalui pameran khusus produk bahan baku atau pameran farmasi.
Kemasan yang digunakan produk setengah jadi untuk bahan baku farmasi, harus dapat menjaga keawetan bahanbaku yang berada di dalamnya. Produk bahan baku belum tentu akan langsung digunakan setelah pembelian. Bahan baku harus dapat bertahan selama tersimpan hingga saatnya digunakan oleh industri tersebut. Kemasan bahan baku harus berisi keterangan teknis tentang isinya dengan desain visual yang sederhana. Produk bahan baku tidak dipajang di toko, sehingga tidak dituntut untuk memiliki tampilan visual yang menarik perhatian.
Produk kesehatan khas daerah dapat dibagi atas produk siap pakai dan bahan baku. Produk siap pakai atau produk jadi adalah produk kesehatan yang dapat langsung dikonsumsi, sedangkan produk setengah jadi adalah produk yang menjadi bahan baku dari industri farmasi. Produk setengah jadi akan diolah oleh industri untuk menjadi produk jadi.
Produk siap pakai dapat dibagi menjadi produk kesehatan yang digunakan di luar tubuh dan produk kesehatan yang diminum atau dimakan. Produk kesehatan yang diminum dapat berupa obat yang menyembuhkan penyakit atau minuman untuk menjaga kesehatan dan stamina, serta pemulihan kesehatan. Minuman untuk menjaga kesehatan dan stamina misalnya minuman jahe yang diminum pada saat udara dingin. Di daerah Jawa Barat, minuman jahe dengan gula merah dikenal dengan sebutan bandrek sedangkan di Jawa Tengah, minuman jahe dengan tambahan rempahrempah lainnya dikenal dengan wedang uwuh.
Beberapa contoh produk jadi lain yang dikenal di Indonesia di antaranya jamu kunyit asem, jamu beras kencur, minyak kayu putih, dan minyak tawon. Produk setengah jadi diantaranya adalah minyak atsiri. Minyak atsiri sangat banyak jenisnya, diantaranya adalah minyak nilam, minyak kayu putih, minyak cengkeh. Produk kesehatan dapat berupa produk jadi dan produk setengah jadi.
Produk kesehatan khas daerah merupakan identitas daerah tersebut, dan dapat menjadi pembeda dengan daerah lainnya. Produk kesehatan khas daerah dapat berupa produk jadi atau setengah jadi, pada umumnya mengolah bahan-bahan yang berasal dari daerah tersebut. Setiap daerah di Indonesia dapat memiliki tanaman atau fauna khas untuk diolah menjadi produk kesehatan khas daerah. Produk khas daerah dapat juga serupa antara satu daerah dengan daerah lainnya, karena potensi bahan baku yang serupa.
Produk kesehatan khas daerah memiliki tantangan maupun potensi untuk pengembangannya. Beberapa tantangan yang dimiliki produk kesehatan daerah diantaranya produk yang kurang awet, ketersediaan bahan yang tidak standar kualitasnya, dan tidak kontinu secara kuantitas (jumlah), proses pengolahan yang kurang higienis, produk yang kurang bervariasi atau pemasaran yang sulit.
Tantangan tersebut dapat dicarikan solusinya melalui ide dan upaya kreatif dalam pengembangan proses pengolahan, pengemasan, dan pemasaran serta promosi. Upaya-upaya tersebut adalah inovasi yang dapat dilakukan wirausahawan di bidang pengolahan produk kesehatan khas daerah.
Pasar dari produk kesehatan siap pakai adalah pengguna perorangan. Produk kesehatan terutama produk untuk menjaga kesehatan dan stamina dapat menjadi bagian dari keseharian atau produk yang dikonsumsi setiap hari. Produk kesehatan siap pakai dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang saat ini mulai menjadi kesadaran banyak orang. Produk dengan pasar perorangan harus mempertimbangkan kemudahan cara pemakaian dan kemasan yang baik serta menarik. Produk kesehatan siap pakai dipasarkan secara eceran melalui toko obat, warung, atau supermarket. Promosi yang dilakukan untuk memberikan informasi produk kepada calon pembeli secara umum, melalui pameran produk, poster, iklan, sms dan lain-lainnya.
Pasar dari bahan baku industri kesehatan seperti minyak atsiri adalah industriindustri farmasi. Promosi dilakukan langsung kepada industri farmasi yang menjadi pasar sasaran. Promosi dapat dilakukan dengan mendatangi industri tersebut untuk presentasi dan memberikan contoh produk. Promosi juga dapat dilakukan melalui pameran khusus produk bahan baku atau pameran farmasi.
Kemasan yang digunakan produk setengah jadi untuk bahan baku farmasi, harus dapat menjaga keawetan bahanbaku yang berada di dalamnya. Produk bahan baku belum tentu akan langsung digunakan setelah pembelian. Bahan baku harus dapat bertahan selama tersimpan hingga saatnya digunakan oleh industri tersebut. Kemasan bahan baku harus berisi keterangan teknis tentang isinya dengan desain visual yang sederhana. Produk bahan baku tidak dipajang di toko, sehingga tidak dituntut untuk memiliki tampilan visual yang menarik perhatian.
Produk kesehatan khas daerah dapat dibagi atas produk siap pakai dan bahan baku. Produk siap pakai atau produk jadi adalah produk kesehatan yang dapat langsung dikonsumsi, sedangkan produk setengah jadi adalah produk yang menjadi bahan baku dari industri farmasi. Produk setengah jadi akan diolah oleh industri untuk menjadi produk jadi.
Produk siap pakai dapat dibagi menjadi produk kesehatan yang digunakan di luar tubuh dan produk kesehatan yang diminum atau dimakan. Produk kesehatan yang diminum dapat berupa obat yang menyembuhkan penyakit atau minuman untuk menjaga kesehatan dan stamina, serta pemulihan kesehatan. Minuman untuk menjaga kesehatan dan stamina misalnya minuman jahe yang diminum pada saat udara dingin. Di daerah Jawa Barat, minuman jahe dengan gula merah dikenal dengan sebutan bandrek sedangkan di Jawa Tengah, minuman jahe dengan tambahan rempahrempah lainnya dikenal dengan wedang uwuh.
Beberapa contoh produk jadi lain yang dikenal di Indonesia di antaranya jamu kunyit asem, jamu beras kencur, minyak kayu putih, dan minyak tawon. Produk setengah jadi diantaranya adalah minyak atsiri. Minyak atsiri sangat banyak jenisnya, diantaranya adalah minyak nilam, minyak kayu putih, minyak cengkeh. Produk kesehatan dapat berupa produk jadi dan produk setengah jadi.
Produk kesehatan khas daerah merupakan identitas daerah tersebut, dan dapat menjadi pembeda dengan daerah lainnya. Produk kesehatan khas daerah dapat berupa produk jadi atau setengah jadi, pada umumnya mengolah bahan-bahan yang berasal dari daerah tersebut. Setiap daerah di Indonesia dapat memiliki tanaman atau fauna khas untuk diolah menjadi produk kesehatan khas daerah. Produk khas daerah dapat juga serupa antara satu daerah dengan daerah lainnya, karena potensi bahan baku yang serupa.
Produk kesehatan khas daerah memiliki tantangan maupun potensi untuk pengembangannya. Beberapa tantangan yang dimiliki produk kesehatan daerah diantaranya produk yang kurang awet, ketersediaan bahan yang tidak standar kualitasnya, dan tidak kontinu secara kuantitas (jumlah), proses pengolahan yang kurang higienis, produk yang kurang bervariasi atau pemasaran yang sulit.
Tantangan tersebut dapat dicarikan solusinya melalui ide dan upaya kreatif dalam pengembangan proses pengolahan, pengemasan, dan pemasaran serta promosi. Upaya-upaya tersebut adalah inovasi yang dapat dilakukan wirausahawan di bidang pengolahan produk kesehatan khas daerah.