Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz: "Syekh Abul Hasan Syadzili (rahimahullah) berkata:
"sujud sejati adalah hadirnya hati pada saat menjalankan ketetapan Allah "..
Salah seorang arif billah ditanya, 'Apakah hati bisa sujud ?'
Dia berkata, "Ya, dan itu adalah sujud yang abadi / tak pernah bangkit".
"Hati bersujud adalah sujud yang dilakukan dengan penuh tawadhu', seseorang secara fisik bisa bangkit dari sujud, namun hatinya masih terus melakukan sujud. Ia melakukannya dengan pengetahuan dan kesadaran bahwa Allah adalah Pembimbing, Yang mengangkat dan menurunkan derajat seseorang, Yang menunjukkan belas kasihan tetapi juga mampu menghukum, dan yang menghilangkan penderitaan dan kesedihan hidup.
Jika hati Anda tidak mengalami jenis patah hati, atau remuk dalam ketawadhuan yang kita bicarakan tadi ketika bersujud, maka unsur terpenting dan arti dari sujud telah hilang"...
Allahuma soli ala sayidina Muhammad nabiyil umiy wa alihi wa shobihi wa salim
"sujud sejati adalah hadirnya hati pada saat menjalankan ketetapan Allah "..
Salah seorang arif billah ditanya, 'Apakah hati bisa sujud ?'
Dia berkata, "Ya, dan itu adalah sujud yang abadi / tak pernah bangkit".
"Hati bersujud adalah sujud yang dilakukan dengan penuh tawadhu', seseorang secara fisik bisa bangkit dari sujud, namun hatinya masih terus melakukan sujud. Ia melakukannya dengan pengetahuan dan kesadaran bahwa Allah adalah Pembimbing, Yang mengangkat dan menurunkan derajat seseorang, Yang menunjukkan belas kasihan tetapi juga mampu menghukum, dan yang menghilangkan penderitaan dan kesedihan hidup.
Jika hati Anda tidak mengalami jenis patah hati, atau remuk dalam ketawadhuan yang kita bicarakan tadi ketika bersujud, maka unsur terpenting dan arti dari sujud telah hilang"...
Allahuma soli ala sayidina Muhammad nabiyil umiy wa alihi wa shobihi wa salim