Tidak sah berdalil dengan fatwa Muhammad Nashiruddin al-Albani

Apakah alasannya? 
=======================
Muhammad Nashiruddin al-Albani
Lahir 1914
Shkoder (Askhodera), Albania
Meninggal 1999
Yordania
Era Era modern
Aliran Ahlussunnah (Sunni) / Salafiyah (Pengikut Salaf)
Minat utama Pemurnian syariat Islam sesuai ajaran Muhammad
Muhammad Nashiruddin al-Albani (Arab: محمد ناصر الدين الألباني) (lahir di Shkoder, Albania; 1914 / 1333 H – meninggal di Yordania; 1 Oktober 1999 / 21 Jumadil Akhir 1420 H; umur 84–85 tahun) adalah seorang ulama Hadits terkemuka dari era kontemporer (abad ke-20) yang sangat berpengaruh, dikenal di kalangan kaum Muslimin dengan nama Syaikh al-Albani atau Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, sebutan al-Albani ini merujuk kepada daerah asalnya yaitu Albania. Lahir pada tahun 1914 di Askhodera, Albania
"Albani itu bukan Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yang mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para periwayat hadits. Albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini. Kita bisa lihat Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullahu Ta'ala yang hafal 1.000.000 hadits (1 juta hadits), berikut sanad dan hukum matannya, hingga digelari Huffadhudduniya (salah seorang yg paling banyak hafalan haditsnya di dunia), (rujuk Tadzkiratul Huffadh dan Siyar A'lamunnubala) dan Beliau tak sempat menulis semua hadits itu, beliau hanya sempat menulis sekitar 20.000 hadits saja, maka 980.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman, Imam Bukhari Rahimahullahu Ta'ala hafal 600.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya di masa mudanya, namun beliau hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits saja pada shahih Bukhari dan beberapa kitab hadits kecil lainnya, dan 593.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman.
Demikian para Muhaddits besar lainnya, seperti Imam Nasai, Imam Tirmidziy, Imam Abu Dawud, Imam Muslim, Imam Ibn Majah, Imam Syafii, Imam Malik dan ratusan Muhaddits lainnya Rahimahumullahu Ta'ala.
Muhaddits adalah orang yang berjumpa langsung dengan perawi hadits, bukan jumpa dengan buku-buku, Albani hanya jumpa dengan sisa sisa buku hadits yang ada masa kini. Albani bukan pula Hujjatul Islam, yaitu gelar bagi yg telah hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya. Bagaimana ia mau hafal 300.000 hadits, sedangkan masa kini jika semua buku hadits yang tercetak itu dikumpulkan maka hanya mencapai kurang dari 100.000 hadits. Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta'ala itu adalah Hujjatul Islam, demikian pula Imam Ghazali Rahimahullahu Ta'ala dan banyak Imam lainnya. Albani bukan pula Alhafidh, ia tak hafal 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, karena ia banyak menusuk fatwa para Muhadditsin, menunjukkkan ketidak fahamannya akan hadits-hadits tersebut. Albani bukan pula Al-Musnid, yaitu pakar hadits yang menyimpan banyak sanad hadits yang sampai ada sanadnya masa kini, yaitu dari dirinya, dari gurunya, dari gurunya, demikian hingga para Muhadditsin dan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. Orang yg banyak menyimpan sanad seperti ini digelari Al-Musnid, sedangkan Albani tak punya satupun sanad hadits yang muttashil.
Berkata para Muhadditsin, "Tiada ilmu tanpa sanad." Maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur;an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam atau kepada sahabat atau kepada Tabi'in atau kepada para Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak) dan ucapannya dhoif dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu'. Apa pendapat anda dengan seorang manusia muncul di abad ini lalu menukil nukil sisa sisa hadits yg tidak mencapai 10% dari hadits yg ada dimasa itu, lalu berfatwa ini dhoif, itu dhoif. Saya sebenarnya tak suka bicara mengenai ini, namun saya memilih mengungkapnya ketimbang hancurnya ummat karena tipuan seorang tong kosong.
Demikian saudaraku yang ku muliakan. Semoga sukses dengan segala cita cita kalian.
Semoga dalam kebahagiaan selalu."
Habib Munzir Al-Musawa.