Pengertian
Teater
Kata
“teater” berasal dari kata Yunani kuno, theatron,
yang dalam bahasa Inggris seeing place,
dan dalam bahasa Indonesia “tempat untuk menonton”. Tapi pada perkembangan
selanjutnya kata teater dipakai untuk menyebut nama aliran dalam teater (teater
Klasik, teater Romantik, teater Ekspresionis, teater Realis, teater Absurd,
dst). Kata teater juga dipakai untuk nama kelompok (Bengkel Teater, teater
Mandiri, teater Koma, teater Tanah Air, dst). Dan pada akhirnya berbagai bentuk
pertunjukan (drama, tari, musical) disebut sebagai teater. Richard
schechner, sutradara dan professor di
Universitas New York (NYU) memperluas batasan teater sedemikian rupa, sehingga
segala macam upacara, termasuk upacara penaikan bendera, bisa dimasukkan
sebagai peristiwa teater.
Bahkan
Peter Brook melalui bukunya “Empty Spece”
berpendapat lebih ekstrem tentang teater, bahwa; “sebuah panggung kosong, lalu
ada orang lewat”, itu adalah teater. Berbagai pendapat di atas melukiskan
betapa luasnya pengertian teater.
Pengertian
Drama
Kata
“drama”, juga berasal dari kata Yunani draomai yang
artinya berbuat, berlaku atau beraksi. Kata drama dalam bahasa Belanda disebut toneel,
yang kemudian diterjemahkan sebagai sandiwara.
Sandiwara
dibentuk dari kata Jawa, sandi (rahasia)
dan wara/warah (pengajaran). menurut Ki Hadjar
Dewantara, sandiwara adalah pengajaran yang dilakukan dengan
rahasia/perlambang.
Menurut
moulton, drama adalah “hidup yang dilukiskan
dengan gerak” (life presented in action).
Menurut Ferdinand Verhagen: drama haruslah merupakan kehendak
manusia dengan action.
Dan
menurut Baltazar Verhagen: drama adalah kesenian yang melukiskan
sikap manusia dengan gerak.
Berdasarkan
pendapat di atas, bisa disimpulkan, bahwa pengertian drama lebih mengacu pada
naskah lakon, yang melukiskan konflik manusia dalam bentuk dialog, yang dipresentasikan
melalui tontonan dengan menggunakan percakapan dan action
di hadapan penonton.