Kritik macam apakah yang dapat mengembangkan
kualitas dan kuantitas produk karya teater? Ada dua model kritik, yakni kritik
subjektif dan kritik objektif
Kritik subjektif adalah cara orang (kritikus)
membuat ulasan berdasarkan selera pribadinya. Ketika dia membuat pernyataan
bahwa pergelaran teater itu jelek, alasannya bahwa dia tidak suka. Sesuatu yang
bagus menurut dia adalah sesuatu yang dia sukai, bahkan membandingkan dengan
karyanya. Sebaliknya ketikan dia mengatakan bahwa pergelaran teater itu bagus,
karena memang dia suka garapan seperti itu atau mungkin ada hubungan personal
dengan penggarap, karena penggarap itu temannya, saudaranya, atau keluarganya.
Pandangan yang subjektif selalu tidak dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh karena ketika dia mengatakan jelek, dia tidak
mampu menunjukan di mana letak kelemahannya. Begitu juga sebaliknya ketika
mengatakan bagus terlanjur memiliki perasaan kagum sehingga tak mampu
berkata-kata. Kritikus yang subjektif kadang-kadang punya kecenderungan
berpihak pada seseorang, bukan pada karya yang ditontonnya. Tidak heran jika
kritikus semacam itu akan menutup diri di luar yang dia sukai. Dalam kehidupan
zaman sekarang, kritikus semacam itu diperlukan untuk mempopulerkan atau
menjatuhkan seseorang dengan cara menggencarkan publikasi di mass media untuk mempengaruhi
opini masyarakat tentunya dengan imbalan.
Kritik objektif adalah kritik yang selalu
mengulas karya seni tidak peduli itu karya siapa. Kritik objektif dapat disebut
kritik konstruktif bertanggung jawab. Oleh karena kritikannya dinyatakan
menyatakan jelek, kritikus akan menunjukan di mana letaknya. Begitu juga ketika
dia menyatakan bagus, harus mampu menjelaskan kenapa bagus. Kritikus semacam
ini sangat
dirindukan oleh kalangan seniman terutama
seniman muda yang baru mulai terjun. Karya kritik yang objektif dapat dijadikan
ajang pembelajaran guna kemajuan seniman muda selanjutnya. Dengan demikian
kritik objektif dapat juga dikatakan kritik membangun. Artinya dia sangat
bertanggung jawab atas kehidupan kekaryaan seni terutama teater di masa datang.
Kritikus ini biasanya tidak dapat diintervensi oleh siapapun apalagi disogok,
karena dia tidak bertanggung jawab pada siapun kecuali pada profesinya.