Proses pembelajaran kreativitas seni musik dapat
menggunakan berbagai odel pembelajaran yang diarahkan pada penelaahan konsep
dan teori, kajian karya musik yang relevan, serta kegiatan praktik berkreasi
musik. Misalnya model pembelajaran elaborasi, kolaboratif, model pembelajaran integrated, model pembelajaran penemuan/analisis, model
pembelajaran synectic, dalcroce, carl orf, model pembelajaran
berbasis projek atau karya, dengan menerapkan berbagai pendekatan yang sesuai
dengan karakteristik materi yang diajarkan, seperti: Pendekatan
saintifik, yaitu dengan cara mengamati,
menanya, mengeksplorasi mengasosiasi, menganalisis dan mengomunikasikan. Pendekatan
ekpositeri, pendekatan, kontekstual, pendekatan active learning, pendekatan
Inquri yaitu dapat mengikuti langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dimulai dari orientasi sebagai pengembangan intelektual,
interaksi sebagai dasar untuk merumuskan dan mengarahkan masalah, bertanya
jawab dalam mengajukan hipotesis, belajar dan berpikir dalam mengumpulkan data,
keterbukaan dalam menguji hipotesis, verifikasi atau merumuskan kesimpulan
dengan mendeskripsikan temuan yang dihasilkan dari hipotesis. Pendekatan Discovery
learning. Model dan pendekatan pembelajaran
musik tersebut, masing-masing harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
kelas atau sekolah.
Secara umum salah satu model pembelajaran synectic yang dikembangkan Gordon bahwa kreativitas
adalah suatu wadah untuk meningkatkan kemampuan manusia dan menumbuhkembangkan
konsep berpikir di bidang bahasa seni dan sain. Adapun model Carl Orf dapat
digunakan untuk menstimulus siswa dalam mengembangkan idenya, menemukan pola
elemen musikal, mentransfer konsep dan keterampilan yang diperolehnya dari
pengalaman berkreasi, serta mengadaptasikan materi yang telah dikuasai untuk
dipelajari, dialami dan dieksplorasi. Kedua model tersebut dapat menerapkan
pendekatan discovery learning, active learning, kreatif learning. Strategi pembelajaran
kreativitas seni musik dirasakan tepat apabila mengikuti syntax-syntax pembelajaran dari kedua model tersebut.
Sebagaimana yang dilakukan Orf, pembelajaran musik adalah untuk menanamkan
kreativitas belajar yang mengutamakan pada tujuh aspek, yakni:
1. Rasa kebersamaan sebagai komunitas
2. Pemahaman akan pengorganisasian bunyi dalam
musik
3. Pemahaman tentang musik sebagai karya seni
4. Kemandirian musikal
5. Kemandirian dalam mengembangkan kemampuan
musikal
6. Keyakinan diri dalam menyajikan musik
7. Kepercayaan diri dan harga diri
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan
dalam pencapaian kegiatan pembelajaran kreativitas tersebut adalah diawali
dengan proses eksplorasi ruang melalui gerak, eksplorasi bunyi melalui suara
dan instrumen serta eksplorasi bentuk melalui improvisasi. Syntax tersebut diilustrasikan dengan skema yang
dipaparkan sebagai berikut.
Persiapan
(Preparation)
1. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
mempersiapkan berbagai konsep, bentuk karya seni musik melalui sumber belajar,
internet, atau kegiatan pertunjukan musik. Guru diharapkan mampu menjelaskan
materi pembelajaran berbasis pada kreativitas yang dapat menghasilkan produk seni
musik untuk bahan apresiasi dan kritik seni. Melalui pemahaman yang disampaikan
pada siswa, guru mampu menjelaskan sasaran kegiatan dengan logika atau
penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, atau cerita semata.
2. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
mengenal dan melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran kreatif yang
dikembangkan Orf, yakni menyusun dan mengolah pembelajaran melalui berbagai
aktivitas dengan pemanfaatan beragam media belajar yang relevan.
3. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
mendesain kegiatan keterampilan sebagai landasan konseptual dalam melakukan
eksplorasi.
Sintesis
1. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
memahami konsep kreatif yang berawal dari: (1) Imitasi ke kreasi, (2) Bagian
kepada keseluruhan, (3) Sederhana menuju hal yang kompleks, (4) Individu menuju
permainan bersama
2. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk menerapkan
dan menggunakan kemampuan/keterampilan baru di dalam program terencana dan
dalam permainan improvisasi.
3. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
melakukan pengolahan karya dengan menerapkan unsur-unsur musik, dan unsur-unsur
gerak, dan berlatih bersama untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan
rancangan konsep pembelajaran.
Integrasi
1. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
melakukan eksplorasi ruang, eksplorasi gerak, eksplorasi bunyi, eksplorasi
bentuk, dan melakukan kegiatan pengulangan-pengulangan terhadap keterampilan
yang baru saja dipelajari dan mengkombinasikannya dengan sejumlah pengalaman keterampilan
yang telah dikuasai sebelumnya.
2. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
mengolah irama bicara (rhytmic speech),
isyarat bahasa tubuh (body gesture), gerak, menyanyi dan permainan instrumen dalam
bentuk jalinan musik, yang diungkapkan dengan berbagai simbol seni musik,
unsur-unsur musik, nilai estetis musikal, dan unsur-unsur gerak sehingga
tersusun menjadi perpaduan karya komposisi musik dengan komposisi gerak menjadi
satu kesatuan karya seni yang utuh.
Transfer
1. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
menghubungkan keterampilan baru yang telah dipelajari dengan sejumlah media
atau materi pertunjukan lain seperti seni musik, drama, atau tari.
2. Siswa dimotivasi dan difasilitasi menampilkan
karya kreativitas yang memadukan seni musik dan seni tari lengkap dengan
iringan yang dikreasikan dengan gerakan.
3. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
menyempurnakan bentuk sajian melalui proses diskusi. Dengan harapan penjelasan
guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa dapat menghasilkan karya
seni yang estetis dan artistik. terbebas dari prasangka yang serta-merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
4. Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
mewujudkan kreativitas karya seni.
Hasil akhirnya yang diharapkan dari kegiatan
pembelajaran dengan model synectic dan
model carl orf ini adalah lebih mengutamakan pengembangan kreativitas
melalui olah bahasa lisan dan bahasa tubuh, olah bahasa bunyi, dan olah bahasa
gerak, untuk peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan,
keterampilan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) bagi siswa, sehingga guru dalam
mentransformasikan nilai edukasi estetis dan menanamkan aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan lewat pembelajaran seni.
Pembelajaran seni budaya bertujuan untuk
penanaman nilai estetis melalui pengalaman kreatif, apresiatif, dan memiliki
kemampuan berkreasi atau berolah musik.
Pengalaman berolah musik dalam kehidupan yang
kreatif akan mampu mengantarkan pada pencapaian prestasi kreatif yang istimewa
dalam bidang keilmuan.