Kerajaan Champa mungkin terdengar sedikit familiar di telinga para penggemar sejarah nusantara. Kerajaan Champa merupakan salah satu kerajaan kuno yang menguasai wilayah Vietnam Selatan dan Vietnam Tengah pada abad ke-7 M hingga tahun 1832. Seiring berjalannya waktu, Kerajaan Champa banyak menaklukan kerajaan-kerajaan kecil dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dari pegunungan di sebelah barat pantai Indochina hingga wilayah Laos sekarang.
Mayoritas penduduk Kerajaan Champa menganut agama dan budaya yang terpengaruh dari Tiongkok. Setelah penaklukan Kerajaan Funan dari Kamboja pada abad ke-4, Kerajaan Champa menganut ajaran Hindu. Abad ke-10, seiring masuknya perdagangan dari laut Arab membuat banyak penduduk yang berpindah meyakini agama Islam. Sama seperti muslim di Jawa, muslim Champa juga banyak bercampur dengan pengaruh tradisi budaya Hindu.
Hubungan dengan Kerajaan-Kerajaan di Pulau Jawa
Kerajaan Champa menguasai wilayah yang menjadi jalur penghubung dalam perdagangan rempah-rempah dunia, mulai dari Teluk Persia sampai Tiongkok Selatan. Selain itu juha menguasai jalur perdagangan bangsa Arab di Indochina yang memasok aloe. Saat itu, Kerajaan Champa adalah kerajaan yang berjaya karena kemajuan sistem perdagangannya.
(indiafacts.org)
Kerajaan Champa memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan-kerajaan Jawa pada masa Hindu-Budha sampai kesultanan Islam. Catatan tertua di Indonesia tentang Kerajaan Champa ditemukan di Kalimantan Timur, tepatnya di Kerajaan Kutai pada abad ke-4 Masehi yang didirikan oleh Mulawarman. Mulawarman adalah cucu dari Kudungga, salah seorang pembesar Kerajaan Champa era Hindu.
Pada abad ke-7, Kerajaan Champa menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Champa waktu itu berhasil ditaklukan oleh Sriwijaya setelah berulang kali melakukan serangkaian serangan ke berbagai daerah di Indocina hingga Kota Indrapura di tepian Sungai Mekong. Wilayah tersebut berada dibawah kekuasaan Sriwjaya yang berpusat di Palembang.
Setelah Sriwijaya ditaklukan Singasari, semua wilayah jajahan Sriwjaya berada dibawah kendali Singasari, tak terkecuali Kerajaan Champa. Oleh Kerajaan Singasari, Kerjaaan Champa dijadikan sebagai basis pertahanan melawan serangan Kerajaan Mongol di Semenanjung Melayu. Setelah Singasari runtuh, Kerajaan Champa banyak menjalin kerjasama dengan Kerajaan Majapahit dan kesultanan-kesultanan setelahnya.
(rentacarvietnam.com)
Adik perempuan Kertanegara menjadi istri dari salah seorang Raja Champa pada abad ke-13. Raja terakhir Majapahit yakni Brawijaya V menurut sejarah juga memperistri seorang putri dari Kerajaan Champa bernama Dwarawati. Bersama Dwarawati, Brawijaya V memiliki putra bernama Raden Patah yang kelak menjadi raja islam pertama di tanah Jawa. Setelahnya banyak sultan-sultan di tanah Jawa yang kemudian memperistri putri-putri dari Kerajaan Champa yang terkenal sangat cantik jelita. Bahkan ibu dari Sunan Ampel juga merupakan salah satu putri Kerajaan Champa yang bernama Dewi Chandrawulan.