AKURAT.CO Sudah diketahui bersama, bekas penanaman merupakan yang rusak alias tidak lagi subur. Akibatnya, bekas ladang kerap dibiarkan tak terurus atau bahkan dibakar. Lantas, apa sebabnya bekas ladang tidak subur?
Budidaya , umumnya, dilakukan dengan sistem tanam monokultur. Penanaman monokultur menyebabkan tanaman menjadi mudah terserang hama dan penyakit. Jika tanaman terserang hama, cara termudah untuk menanggulangi dan mecegahnya adalah mengolah tanah dengan cara dipupuk dan disemprot dengan insektisida.
Penggunaan pupuk pada areal perkebunan yang luas tentunya tidak sedikit. Sementara, pupuk yang digunakan untuk pemupukan ladang umumnya pupuk anorganik. Ditambah, tanaman sawit rakus hara yang alhasil mempercepat kerusakan tanah.
Penting diketahui, penggunaan pupuk anorganik terus-menerus akan menyebabkan perubahan struktur tanah, pemadatan, kandungan unsur hara dalam tanah menurun, dan pencemaran lingkungan.
Tanaman yang dikenal rakus air, bisa mencapai sekitar 30 liter/pohon, jadi menjadi masalah. Penyerapan air oleh akar tanaman yang sangat besar itu menyebabkan kuantitas air pada tanah berkurang. Bayangkan, bila ada satu juta pohon di 10 hektar tanah, berapa banyak air yang diserap?
Kebutuhan air satu pohon , ternyata, jauh lebih banyak dari kebutuhan air satu orang manusia.