SERAMBINEWS.COM - Kentut adalah suatu hal yang normal dialami oleh semua orang.
Melansir Kompas.com, kentut termasuk bagian normal dari proses pencernaan.
Akan tetapi, sering kali orang-orang mengabaikan kondisi kentut.
Singkatnya, itu karena kentut dianggap hanya sebatas hembusan angin yang membuat tubuh merasa lebih baik usai melepaskan keluar.
Pasalnya, jika tidak dikeluarkan, gas tersebut akan menumpuk hingga membuat perut menjadi kembung dan tidak nyaman.Tapi kondisi atau bagaimana kentut itu terus keluar dari tubuh perlu untuk sesekali diperhatikan.
Seperti misalnya dari frekuensi, bau, atau mungkin muncul disertai dengan gejala gastrointestinal (GI).
Bisa jadi, dengan memperhatikan hal itu dapat diketahui ada permasalahan dengan kondisi kesehatan tubuh.
Bahkan, bisa saja hal itu mengarah pada hal yang berpotensi serius.
Berikut adalah 5 jenis kentut yang bisa menunjukkan kondisi kesehatan tubuh yang dilansir dari Health.
1. Frekuensi kentut terlalu sering disertai sembelit
Jika mengalami kondisi kentut yang seperti ini, bisa jadi hal itu menandakan bahwa tubuh sedang kelebihan kandungan serat.
“Jika orang makan serat berlebihan, ini bisa mulai menyebabkan gas, kembung, kram, dan secara paradoks sembelit,” kata Dr. Sonpal, ahli penyakit dalam dan gastroenterologi kepada Health.
Untuk menghentikan gas itu, disampaikan oleh dokter Sonpal ialah dengan mengurangi asupan serat secara perlahan dan minum lebih banyak air.
Menurut studi Organisasi kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019, jumlah serat makanan optimal yang dikonsumsi ialah 25 hingga 29 gram per harinya.
2. Sering kentut siang dan malam
Sering kentut di siang dan malam ?
Bisa jadi minuman berkarbonasi penyebabnya.
Dikatakan oleh dr. Sonpal, soda dan minuman berkarbonasi lainnya bisa menyebabkan lebih banyak gas yang masuk ke dalam saluran pencernaan.
Hal itulah yang membuat frekuensi kentut menjadi lebih sering.
Solusinya, ialah mengurangi konsumsi minuman berkarbonasi.
3. Bau Kentut sangat busuk
Secara alamiah, bau kentut memang tidak enak.
Tapi jika baunya sudah sangat busuk, bisa jadi makanan yang selama ini dikonsumsi mengandung sulfur yang tinggi.
“Makanan kaya belerang seperti brokoli dan kubis Brussel akan mengeluarkan bau telur busuk saat dipecah dalam sistem pencernaan,” kata Dr. Sonpal.
Bau busuk pada kentut juga bisa terjadi akibat mengonsumsi sayuran lain seperti kembang kol, bawang putih, bawang merah, keju dan kacang-kacangan.
Dalam banyak kasus, kentut berbau busuk tidak perlu dikhawatirkan.
Tetapi jika terus berlanjut, lebih baik untuk berkonsultasi dengan dokter.
Mungkin saja bau busuk yang terlampau sering pada kentut itu terkait dengan penyakit radang usus atau sindrom iritasi usus besar.
4. Kentut berbau busuk disertai gangguan pencernaan
Kentut yang disertai sakit perut atau ketidaknyamanan setelah makan dapat dikaitkan dengan intoleransi makanan.
“Contoh utama adalah jika Anda minum susu atau makan keju kemudian merasa kram dan perut kembung berlebihan yang juga berbau seperti manifestasi hari kiamat,” kata Dr. Sonpal.
Dalam kasus ini, tubuh mengalami intoleransi laktosa yang berarti tubuh tidak menyerap laktosa (gula dalam produk susu).
Pada akhirnya laktosa akan sampai ke usus kecil, lalu dipecahkan oleh bakteri hingga melepaskan kentut yang berbau busuk.
5. Frekuensi Kentut Lebih sering diikuti perubahan kondisi BAB
Alami kentut yang lebih sering, tapi diikuti dengan perubahan BAB (buang air besar) menjadi jarang atau lebih sering dari biasanya ?
Bisa jadi stress berlebihan adalah pemicunya.
Pasalnya, saat stres, orang mungkin akan memakan sembarang makanan yang berefek pada sistem pencernaan.
Stres juga bisa membuat seseorang menelan lebih banyak udara tanpa sengaja.
Selain itu, kecemasan yang berlebih juga bisa mempengaruhi sistem GI hingga mengubah frekuensi BAB.
Cara Mengatasi kondisi sering kentut
Ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk mengontrol frekuensi kentut yang berlebihan.
Berikut penjelasannya sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
- Hindari mengonsumsi makanan yang biasanya menyebabkan sering kentut.
- Cobalah untuk makan lebih sering, tapi dengan porsi lebih kecil sepanjang hari. Langkah ini akan mengurangi intentitas keras sistem pencernaan dan menurunkan jumlah gas yang dihasilkan.
- Makan dan minum secara perlahan. Pasalnya, makan dan minum secara terburu-buru dapat meningkatkan jumlah udara yang ikut tertelan.
- Rutin berolahraga untuk mencegah penumpukan gas di saluran pencernaan. Lakukan setidaknya 30 menit olahraga dengan intensitas sedang setiap hari.
- Kurangi makanan berlemak karena jenis makanan ini lambat dicerna. Dengan berada di saluran cerna lebih lama, makanan berlemak akan terfermentasi dan menimbulkan lebih banyak gas.
- Hentikan kebiasaan merokok dan mengunyah permen karet karena keduanya menyebabkan kita menelan lebih banyak udara.
- Jauhi minuman bersoda dan beralkohol. Kedua jenis minuman ini membuat banyak gelembung udara menumpuk di saluran pencernaan, sehingga jadi sering kentut.
- Gunakan obat yang dijual bebas. Obat yang mengandung simethicone bisa berfungsi memecah penumpukan gas di dalam saluran pencernaan.
Jika sering kentut tidak bisa diatasi dengan strategi di atas, bahkan disertai sakit perut yang tak kunjung hilang, diare atau konstipasi, demam, darah di feses, atau penurunan berat badan, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
Sehingga penyebab kondisi tersebut akan diketahui dan pengobatannya juga dapat dilakukan dengan tepat guna.
Selain itu, jangan menahan kentut karena justru akan membuat semakin begah dan rasa tidak nyaman di perut. (Serambinews.com/Yeni Hardika)