TEMPO.CO, Bogor - Tawuran antarpelajar kembali terjadi di Kota Bogor. Dan sekali lagi, satu pelajar tewas mengenaskan (Baca: Tawuran, Satu Pelajar SMP Tewas). Kali ini korban menderita empat luka tusuk di perut dan pinggang akibat senjata tajam jenis cerulit. Korban bernama Ardyansah, 17 tahun, pelajar kelas III SMK Bhakti Taruna Kota Bogor.
Kepala Polisi Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Bahtiar Ujang Purnama mengatakan, tawuran terjadi pada Rabu petang, 4 Desember 2013. Pelakunya adalah puluhan pelajar SMK YZA I dengan SMK Bhakti Taruna di sekitar Simpang Ciawi, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. “Kedua pelajar dari dua SMK di Kota Bogor ini sengaja janjian untuk melakukan tawuran,” kata Bahtiar, Kamis, 5 Desember 2013.
Menurut Bahtiar, tawuran juga diawali dengan belasan siswa Bhakti Taruna pulang menumpang satu mobil angkutan kota ke rumah masing-masing. Saat angkot tersebut melintas di depan SMK YZA, puluhan pelajar dari sekolah tersebut melempar pelajar menggunakan batu dan kayu. “Angkot yang ditumpangi rusak parah,” kata dia.
Tidak terima dengan penyerangan tersebut, salah seorang pelajar dari SMK Bhakti Taruna mengirim pesan singkat kepada salah seorang pelajar lawannya untuk janji tawuran. “Saat bertemu, ternyata jumlahnya tidak seimbang. Dari pihak Bhakti Taruna sebanyak 15 orang, sementara dari YZA sebanyak 30 orang,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polisi Resor Bogor Kota Ajun Komisaris Condro Sasongko.
Karena tidak seimbang, belasan pelajar Bhakti Taruna mundur dan Ardansyah tersungkur sebagai korban sia-sia. Dia tewas dalam perjalanan ke RSUD Ciawi.
Beberapa saat setelah korban tewas, tetangga korban ditambah puluhan alumni Bhakti Taruna langsung menyerang sekolah YZA. Mereka melempari gedung sekolah dengan batu. “Kondisi ini hanya beberapa saat saja dan bisa dikendalikan, sehingga tidak merembet pada perusakan. Petugas kami, sekitar satu pleton, disiagakan di lokasi sekolah,” ujar Condro.
Sumber : buku k13 Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII
Kepala Polisi Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Bahtiar Ujang Purnama mengatakan, tawuran terjadi pada Rabu petang, 4 Desember 2013. Pelakunya adalah puluhan pelajar SMK YZA I dengan SMK Bhakti Taruna di sekitar Simpang Ciawi, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. “Kedua pelajar dari dua SMK di Kota Bogor ini sengaja janjian untuk melakukan tawuran,” kata Bahtiar, Kamis, 5 Desember 2013.
Menurut Bahtiar, tawuran juga diawali dengan belasan siswa Bhakti Taruna pulang menumpang satu mobil angkutan kota ke rumah masing-masing. Saat angkot tersebut melintas di depan SMK YZA, puluhan pelajar dari sekolah tersebut melempar pelajar menggunakan batu dan kayu. “Angkot yang ditumpangi rusak parah,” kata dia.
Tidak terima dengan penyerangan tersebut, salah seorang pelajar dari SMK Bhakti Taruna mengirim pesan singkat kepada salah seorang pelajar lawannya untuk janji tawuran. “Saat bertemu, ternyata jumlahnya tidak seimbang. Dari pihak Bhakti Taruna sebanyak 15 orang, sementara dari YZA sebanyak 30 orang,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polisi Resor Bogor Kota Ajun Komisaris Condro Sasongko.
Karena tidak seimbang, belasan pelajar Bhakti Taruna mundur dan Ardansyah tersungkur sebagai korban sia-sia. Dia tewas dalam perjalanan ke RSUD Ciawi.
Beberapa saat setelah korban tewas, tetangga korban ditambah puluhan alumni Bhakti Taruna langsung menyerang sekolah YZA. Mereka melempari gedung sekolah dengan batu. “Kondisi ini hanya beberapa saat saja dan bisa dikendalikan, sehingga tidak merembet pada perusakan. Petugas kami, sekitar satu pleton, disiagakan di lokasi sekolah,” ujar Condro.
Sumber : buku k13 Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VIII