3 metode sunat (khitan), kelebihan dan kekurangannya

JawaPos.com – Libur sekolah telah tiba. Biasanya, kegiatan khitanan atau sunatan massal digelar di sejumlah sekolah atau klinik hingga instansi tertentu pada musim liburan.

Dokter Spesialis Bedah Plastik dan Rekonstruksi dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto dr. Denny Irwansyah, SpBP- RE, menjelaskan pada prinsipnya khitan itu aman sepanjang dikerjakan oleh ahlinya. Ahlinya adalah dokter bedah ataupun dokter umum yang punya jam terbang tinggi sudah sering mengerjakan khitan.

Kepada JawaPos.com baru-baru ini, Denny menjelaskan beberapa teknik daan metode khitan yang aman dan umum dikerjakan. Apa saja?

1. Teknik Khitan Konvensional
Teknik khitan konvensional dikenal dengan teknik operasi. Metode ini juga dikenal dengan istilah sirkumsisi. “Saya sebagai dokter bedah lebih suka gunakan teknik operasi. Saya tak menggunakan metode klem atau laser. Biar bagaimana pun, sesuatu teknik operasi yang dikerjakan berulang-ulang dan dievaluasi oleh operator maka akan dikuasai oleh operaror itu,” paparnya.

Kekurangan teknik operasi adalah waktu pengerjaan yang lebih lama dan membutuhkan peralatan yang pas untuk melakukan operasi. “Teknik pembiusan anastesinya. Kalau tepat, pasien akan nyaman,” tegasnya.

2. Metode Laser

Menurut Denny, teknik laser adalah teknik menggunakan lempeng yang dipanaskan sesuai ukuran atau biasa disebut dengan istilah electric cauter. Berbeda dengan khitan konvensional atau operasi yang menggunakan pisau bedah.

“Kalau metode laser memotong jaringan menggunakan si lempengan dipanaskan,” kata dr. Denny.

Kekurangan teknik ini adalah risiko penis bisa terpotong atau luka bakar. Apalagi jika metode ini dilakukan dengan mereka yang belum ahli.

“Sesuatu yang dibakar, atau dipotong mengalami iskemia (jaringan tercekik kekurangan oksigen) maka penyembuhannya lebih lama. Risiko luka bakar bisa. Saya pernah terbang ke sebuah daerah karena ada masalah pada sebuah sunatan massal yang pakai teknik laser. Ujungnya terpotong,” tambahnya.

Denny menambahkan, kesalahan dalam khitan bisa berakibat fatal dan berujung rekonstruksi jaringan.

“Rekonstruksi tergantung tingkat kerusakannya bagian mana. Rekonstruksi nggak bisa normal 100 persen seperti sedia kala. Kalau sudah berat, harus tambah kulit atau cangkok kulit,” tambahnya.

3. Metode Klem
Kini sudah ditemukan metode khitan modern dengan teknik klem. Metode klem dianggap lebih efisien membuat luka pasca khitan lebih cepat kering dan tidak nyeri lagi.

Menggunakan alat klem yang disesuaikan dengan ukuran penis. Sunat modern dengan klem diklaim lebih praktis, karena proses sunat yang Iebih mudah dan cepat. Selain itu proses penyembuhan luka diklaim Iebih cepat, serta Iebih higienis dan aman.

Menurut Denny, metode klem juga wajib dikerjakan oleh ahlinya. Kelebihannya memang secara teknik lebih cepat dan efisien waktu pengerjaannya.

“Memang secara teknik akan lebih cepat pengerjaannya dan prosesnya. Namum jika tak ahli, secara result akan membuat kulit ataupun tepi-tepi ujung jaringan yang akan direkatkan satu sama lain akan jadi iskemia (kalau sesuatu jaringan dijepit, kekurangan oksigen, saat penyembuhannya akan lebih lama daripada konvensional),” katanya.

Editor : Banu Adikara

Reporter : Marieska Harya Virdhani