Istilah menggoreng saham lazim dikenal dalam dunia transaksi bisnis di pasar modal. Menggoreng saham adalah sebuah aksi yang dikategorikan sebagai bentuk tindakan kejahatan di pasar modal di samping tindakan kejahatan lainnya seperti insider trading.
Tindakan ilegal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan secara pintas bagi pelaku pasar modal. Insider trading biasanya dilakukan seseorang yang memiliki akses informasi yang tidak bisa didapat orang lain. Informasinya berisi tentang aksi korporasi maupun laporan keuangan yang bisa menjadi sentimen penggerak saham namun belum terungkap ke publik, namun orang yang melakukan tindakan tersebut sudah mengetahui lebih awal, kemudian secara diam-diam membeli saham sebelum sahamnya bergerak.
Sedangkan tindakan menggoreng saham merupakan praktik perdagangan saham secara semu. Praktik ini biasanya dilakukan secara terstruktur, berkelompok, dan pastinya membutuhkan dana yang sangat besar sebab membutuhkan lebih dari satu rekening di banyak broker.
Awalnya komplotan yang tergabung dalam rencana jahat ini, memberikan rekomendasi sell terhadap saham yang dituju kepada para pemegang saham. Dengan begitu saham komplotan ini bisa menampung saham tersebut di level yang rendah.
Setelah terkumpul, sang penggoreng saham mulai melakukan transaksi melalui akun-akunnya, seolah-olah memang terjadi transaksi. Pelaku pasar lain mulai memandang saham tersebut rebound.
Untuk lebih meyakinkan investor, komplotan penggoreng saham menyebar isu-isu positif terkait emiten yang sahamnya tengah digoreng.
Ketika saham digoreng sudah matang atau mencapai level yang diinginkan, barulah sang penggoreng saham melakukan aksi jual secara besar-besaran. Saham gorengan yang tadinya melambung tinggi, tiba-tiba terkapar lagi.
Jika dilihat dari praktik yang dilakukan komplotan bandit penggoreng saham sangatlah jahat. Sebab penggoreng saham membutuhkan para pelaku pasar lain sebagai tumbal.
Aksi jual besar-besaran yang dilakukan penggoreng saham membuat nilai saham itu jatuh dan kembali kepada nilai normalnya di bawah level terendah. Dalam sekejab nilai saham anjlok pada level terendah sehingga mengalami kerugian berlipat dikalikan jumlah saham yang diborong.