kritik tari

Istilah kritik itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata krites (kata benda) yang bersumber dari kata “Kriterion” yaitu kriteria, sehingga kata itu diartikan sebagai kriteria atau dasar penilaian. Dengan demikian kita memberikan kritik itu harus memiliki dasar kriteria sebagai acuan. Pengertian lainnya yang dapat dijadikan acuan, bahwa secara etimologis, kritik berasal dari kata Yunani “Krinein” yang artinya memisahkan, merinci. Dalam kenyataan yang dihadapinya, orang membuat pemisahan, perincian, antara nilai dan bukan nilai, arti dan yang bukan arti, baik dan jelek (Kwant, 1975:12).
Kritik tari memiliki fungsi, sebagai berikut.
1. Media informasi bagi publik
2. Media evaluasi diri bagi seniman dan penonton
3. Media peningkatan kualitas produk karya tari
4. Media komunikasi antara seniman, kritikus dan pembaca
Dalam hal ini, kritik tari memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.
1. Memberikan laporan ulasan peristiwa pertunjukan.
2. Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang dipentaskan.
3. Memberikan bahan evaluasi dan masukan posistif terhadap karya seniman tari.
4. Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas karyanya.
5. Memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan karya yang dibuat seniman.
Pada kenyataannya, menilai karya tari atau melakukan kritik tari tidak akan hanya terfokus pada pembahasan masalah gerak saja. Tapi, akan dibahas pula masalah lainnya yang menjadi bagian integral dari penyajian karya tari.
Banyak hal yang akan dibahas, diantaranya masalah musik, tata busana, tata rias, tata pentas, tata lampu, artistik, penyelenggaraan pertunjukan, nilai dan pesan dalam materi pertunjukan tari, serta masalah lainnya yang selalu berkaitan erat dengan pertunjukan tari.