Melompat adalah gerakan-gerakan yang sering kita lakukan setiap hari. Baik itu lompat jauh maupun lompat tinggi untuk jarak yang sempit/rendah maupun melompat untuk jarak yang lebar/tinggi. Agar gerakan-gerakan melompat yang kita lakukan dapat efektif, efisien dan bermanfat kita perlu menguasai / mempelajarinya dengan baik dan benar.
Tujuan lompat tinggi adalah melompat setinggi-tingginya dengan menggunakan cara yang benar. Alat dan perlengkapan yang berhubungan dengan nomor lompat tinggi adalah lintasan awalan, mistar, tiang lompat, dan tempat mendarat/matras/ kasur tebal/spon. Lintasan awalan lari panjangnya minimal 15 m, harus rata dan tidak licin. Mistar dapat dibuat dari kayu, metal atau fiber yang berbentuk bulat atau segitiga dan berdiameter minimal 25 mm - 30 mm dengan permukaan datar atau rata. Kedua ujung berguna untuk meletakkan pada tiang penopang. Panjang mistar minimal 3,64 m dan maksimal 10 m. Beratnya minimal 2,2 kg. Kedua tiang yang digunakan untuk penopang mistar harus kuat dan kukuh serta cukup tinggi dan dapat digunakan untuk menaikkan mistar dengan jarak 5-10 cm. Tempat mendarat berukuran 4 x 5 m dan dapat ditutup dengan matras atau karet busa sebagai alas pendaratan.
1. Keterampilan gerak lompat tinggi
Ada beberapa gaya lompat tinggi, yaitu gaya berguling, gaya telentang/flop, dan gaya gunting. Ketiga gaya itu memiliki gerakan yang sama, tetapi berbeda pada saat tubuh berada di atas mistar. Pada kesempatan ini siswa belajar gerakan lompat tinggi dengan menggunakan gaya berguling. Berikut tahapan gerakan lompat tinggi:
a. Tahap Awalan (ancang-ancang)
Awalan yang digunakan dalam lompat tinggi adalah lari dengan langkah ganjil 7, 9, dan 15. Langkah-langkah itu harus aktif dan terkontrol. Tujuan awalan adalah untuk membentuk kecepatan optimum dan menempatkan badan siap untuk bertumpu / bertolak. Berikut gerakan tahap awalan (ancang-ancang):
(1) Gerakan ancang – ancang 7 – 9 langkah progresif dan percepatan terkontrol.
(2) Arah awalan lari bisa dari depan mistar atau agak menyerong.
(3) Hentakan kaki untuk langkah pertama adalah telapak kaki.
Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan lari awalan lompat tinggi adalah sikap badan kaku, langkah kaki/footwork yang kurang pas, tergesa-gesa, lari terlalu cepat, awalan terlalu jauh atau dekat, menumpu tidak dengan kaki terkuat, menumpu dengan dua kaki, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.
b. Tahap Persiapan
Pada langkah-langkah terakhir titik pusat badan (centre of grafity) direndahkan dengan pembengkokan kaki dalam-dalam langkah panjang dengan lincah dan pasti. Kaki yang dibengkokkan pada langkah sebelum terakhir memungkinkan gerak maju kaki tolak. Berikut gerakan persiapan:
(1) Titik pusat badan diturunkan secukupnya dalam langkah kedua dan terakhir dengan bantuan kaki di bengkokkan.
(2) Frekuensi langkah ditingkatkan terusmenerus.
(3) Kaki bebas ditarik ke belakang.
(4) Kaki penolak/penumpu ditarik kedepan-atas kemudian diluruskan ke depan guna mempersiapkan untuk sentuh-tanah/pendaratan.
(5) Badan dipertahankan agar tetap tegak.
Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan persiapan lompat tinggi adalah sikap badan kaku, langkah kaki/footwork yang kurang pas, tergesa-gesa, masih bingung menempatkan kaki ayun dan kaki tumpu, awalan terlalu jauh, menumpu tidak dengan kaki terkuat, menumpu dengan dua kaki, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.
c. Tahap Tolakan Kaki
Kaki tolak didorong kuat ke depan dengan memajukan pinggang. Dari sinilah gerak mengangkat dimulai dengan titik berat badan melewati atas kaki penolak, sedangkan kaki ayun bergerak ke depan dan kaki tolak mulai mengayunkan gerak ke atas dengan meluruskan lutut. Saat titik berat badan berada di atas kaki penopang dan kaki penolak diluruskan ke depan secara vertikal, lengan diayunkan keatas dengan ketinggian sebahu dan menarik tubuh ke atas. Berikut gerakan tolakan kaki:
(1) Hentakan kaki adalah aktif dan cepat dengan suatu gerak ke bawah dan ke belakang.
(2) Kaki penolak didorong kuat kedepan pada tumit, jadi memajukan pinggang dan menghasilkan badan condong kebelakang dengan lengan berada jauh di belakang.
(3) Titk berat badan melewati atas kaki penolak.
(4) Kaki ayun yang sedikit bengkok bergerak kedepan kaki penolak.
(5) Gerak kaki ayun ke atas yang kuat dengan tendangan kaki meluruskan lutut.
(6) Kaki penolak diluruskan ke depan secara vertikal .
(7) Lengan diproyeksikan kedepan atas dan di cek ketinggian bahu dengan menarik tubuh ke atas.
Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan tolakan kaki lompat tinggi adalah sikap badan kaku, langkah kaki/footwork yang kurang pas, tergesa-gesa, menumpu tidak dengan kaki terkuat, menumpu dengan dua kaki, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.
d. Tahap melayang di atas mistar
Pada saat berada di atas mistar, kaki depan sedikit dibengkokkan dan mulailah gerak penutupan (draping action) dengan lengan bahu, dan kepala bersama-sama menukik saat memutar pinggang dan kaki penolak dibuka ke belakang dan ke atas berikut gerakan melayang di atas mistar dengan menggunakan gaya guling (straddle)
(1) Kaki depan di bengkokkan sedikit.
(2) Gerak penutupan dengan lengan sesuai bersama-sama dengan menukiknya bahu dan kepala.
(3) Pada saat bersamaan pinggang memutar dan kaki penolak dibuka kebelakang dan atas.
Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan melayang diatas mistar lompat tinggi adalah sikap badan kaku, langkah kaki/footwork yang kurang pas, tergesagesa, kaki belakang tidak segera diangkat setelah kaki depan melewati mistar, tangan menyentuh mistar, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.
e. Tahap Pendaratan
Pendaratan dimulai pada sisi kanan tubuh mengguling dengan bahu. Tujuannya adalah untuk menghindari cidera. Pendaratan dilakukan pada sisi tubuh dan mengguling terhadap bahu.
Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan pendaratan lompat tinggi adalah sikap badan kaku, tergesa-gesa, kaki belakang tidak diangkat tinggi sehingga bisa menyentuh mistar, mendarat dengan tangan, dan tidak ada gerak lanjutannya. Perhatikanlah kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dan lakukanlah keterampilan yang sesuai dengan tujuan dari lompat tinggi tersebut.
f. Melakukan gerakan lompat tinggi secara keseluruhan
Siswa melakukan gerakan lompat tinggi secara kesuluruhan mulai dari tahap awalan (ancang-ancang), persiapan, tolakan kaki, melayang di atas mistar, dan pendaratan. Para siswa menggunakan gaya guling ketika tahap melayang di udara. Berikut gerakan secara keseluruhan lompat tinggi menggunakan gaya guling.
Kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan lompat tinggi adalah sikap badan kaku, footwork lambat, tergesa-gesa, menolak tidak dengan kaki terkuat, menolak dengan dua kaki, saat diatas mistar kaki ayun tidak diangkat dengan cepat sehingga menyentuh mistar, mendarat dengan tangan, dan tidak ada gerak lanjutannya. Perhatikanlah kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dan lakukanlah keterampilan yang sesuai dengan analisa gerak dan tujuan dari melakukan lompat tinggi tersebut.
2. Aktivitas belajar lompat tinggi.
Coba Anda lakukan aktivitas belajar keterampilan lompat tinggi melalui aktivitas sebagai berikut:
a) Kedua kaki dibuka selebar bahu (depan dan belakang) rileks.
b) Siswa berbanjar kebelakang atau sesuai jumlah siswa yang ada.
c) Lakukan lompat tinggi secara bergantian, atau sesuai aba-aba.
d) Untuk tahap awal boleh tidak dengan mistar dulu atau penekanan pada cara menolak, mengangkat kaki ayun, dan posisi di atas mistar serta pendaratan. Dilakukan di atas lapangan rumput, mendarat di bak pasir atau dengan matras spon yang tebal.
e) Kelompok yang berhasil yaitu yang berhasil lompat tinggi sesuai tujuan tolakan itu dengan baik dan benar.
3. Ringkasan
Lompat tinggi bertujuan untuk melompat setinggi-tingginya dengan menggunakan cara yang benar. Gerakan lompat tinggi dengan menggunakan gaya berguling sisi, gaya gunting dan gaya flop dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : awalan lari (ancang-ancang), persiapan, tolakan kaki, melayang di atas mistar, dan pendaratan.
Sumber : buku k13 PJOK kelas xi