Laras yang merupakan susunan nada pentatonis
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu laras salendro dan laras
pelog. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para akademisi, laras
salendro di daerah Sunda melahirkan tiga laras, yaitu laras salendro, laras
degung, dan laras madenda. Sedangkan laras pelog melahirkan tiga surupan, yaitu
surupan jawar, surupan sorog, dan surupan Liwung.
Atik Soepandi (1975)
menjelaskan kata salendro berasal dari kata sala dan indra. Sala – sara – suara, dan indra adalah dewa
utama di India, jadi apabila kita simpulkan salendro dapat diartikan suara pertama
dalam kata lain disebut tangga nada pertama.
Arti kiasan dari istilah
salendro itu sendiri ungkapan nadanya memiliki karakteristik gagah, berani, dan
gembira.
Tangga nada untuk laras
madenda memiliki karakter sedih, susah, dan bingung, sakit hati.
Laras Degung ungkapan
nadanya bersifat tenang dan kadang bingung.
Menurut Soepandi (1975:36)
istilah Pelog memiliki arti latah/cadel, maksudnya berbicara atau dalam
mengungkapkan sesuatu yang tidak jelas dengan istilah lain disebut seliring
atau sumbang.
• Dalam karawitan Jawa pelog
artinya nada hiasan atau nada kromatik.