KLASIFIKASI MATERI

 

KLASIFIKASI MATERI

 

Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Istilah materi meliputi segala sesuatu yang dapat dilihat dan disentuh serta yang tidak dapat dilihat dan disentuh. Materi disebut juga dengan zat.

Ketika kamu mengumpulkan sekelompok benda berdasarkan sifatnya, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengamati karakteristik benda tersebut.

b. Mencatat persamaan dan perbedaan sifat benda masing–masing.

c. Memasukkan benda-benda yang memiliki persamaan sifat ke dalam satu kelompok.

d. Memberi nama yang sesuai pada setiap kelompok benda tersebut.

 

Secara kimia, materi dapat dikelompokkan ke dalam zat tunggal dan campuran. Zat tunggal dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu unsur dan senyawa. Sedangkan campuran dikelompokkan menjadi campuran homogen dan heterogen.

 

1. Zat Tunggal atau Zat Murni

Dari bagan di atas diketahui bahwa materi dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat tunggal (zat murni) dan campuran. Zat tunggal adalah bentuk materi yang memiliki komposisi yang tetap dan sifat yang khas. Contohnya, air, emas, oksigen, dan garam dapur. Zat tunggal dapat dibedakan dengan zat tunggal lainnya dengan melihat komposisinya dan dapat diidentifikasi melalui penampakannya, baunya, rasanya, dan sifat lainnya. Zat tunggal dapat dikelompokkan menjadi unsur dan senyawa.

a.      Unsur

Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat- zat lain dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi nuklir). Alam semesta ini mengandung unsur yang sangat banyak, tetapi yang baru diketahui dan dipelajari oleh para ahli adalah sebanyak 118 macam unsur dimana diantaranya lebih dari 22 unsur adalah merupakan unsur buatan. Daftar dari nama-nama unsur tersebut dapat diketahui dalam Daftar Periodik Unsur-unsur Sistem Berkala.

Unsur dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu

·         unsur logam

Contoh unsur logam adalah besi, emas, perak, alumunium, tembaga, natrium, kalium, dan magnesium. Unsur-unsur logam tersebut memiliki sifat- sifat, seperti semua unsur logam berupa zat padat (kecuali raksa yang berwujud cair), merupakan penghantar listrik dan panas yang baik, memiliki titik leleh dan titik lebur yang tinggi, dapat ditempa dan memiliki kilap khusus dipermukaannya.

·         unsur non logam

unsur non logam tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Contoh unsur non logam adalah oksigen, nitrogen, belerang, karbon, klorin dan iodium.

Unsur-unsur dapat diberi nama berdasarkan nama penemunya, tempat atau sifat unsur tersebut. Unsur-unsur yang diberi nama berdasarkan nama penemunya misalnya curium (ditemukan oleh Piere dan Marie Curie), mendelium (ditemukan oleh Mendeleev), dan Einstenium (ditemukan oleh Albert Einsten). Unsur-unsur yang diberi nama sesuai dengan nama tempat misalnya Californium (dari kata California), Europium (dari kata Eropa), dan Francium (Prancis). Unsur-unsur yang diberi nama berdasarkan sifatnya, contohnya manganese (bersifat magnet), astatin (dari kata ”astatos” yang berarti tidak stabil) dan kalsium (dari bahasa Latin ”Calx” yang artinya kapur).

Para ahli kimia bersepakat untuk menggunakan simbol atau lambang untuk memudahkan penulisan unsur. Penulisan lambang unsur ditemukan oleh Jons Jacob Berzellius 1813. Unsur dilambangkan dengan satu, dua atau tiga huruf. Huruf pertama dari lambang unsur selalu ditulis dengan huruf kapital dan huruf kedua atau ketiga ditulis dengan huruf kecil.

Contoh penulisan lambang unsur cobal dilambangkan dengan Co. Jika huruf kedua dari suatu lambang adalah huruf besar maka lambang tersebut bukanlah lambang unsur, melainkan lambang senyawa. Perhatikan contoh berikut : Co adalah lambang unsur cobal sedangkan CO adalah senyawa karbon monooksida; Hf adalah lambang unsur hafnium sementara HF adalah senyawa Hidrogen Fluorida.

Nama dan lambang unsur lainnya misalnya B Boron (B), Berilium (Be), Barium (Ba), Bismuth (Bi), Bromium (Br) dan Berkelium (Bk), Mendelevium (Md), Einstenium (Es), Germanium (Ge), Polonium (Po), Ameresium (Am), Californium (Cf), Curium (Cm), Nobelium (No), Plutonium (Po), Neptunium (Np).

 

b.      Senyawa

Senyawa adalah zat kimia yang terbentuk dari dua atau lebih unsur. Oleh karena itu, senyawa dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana melalui proses kimia. Perhatikan contoh berikut: molekul air yang memiliki rumus kimia H2O merupakan suatu senyawa yang tersusun dari 2 buah atom hidrogen dan 1 buah atom oksigen. Molekul air dihasilkan dari reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen, menurut persamaan reaksi berikut:

2H2   +   O2   à    2H2O

Melalui proses elektrolisis, molekul air yang terbentuk dari reaksi tersebut dapat diuraikan kembali menjadi gas hidrogen dan gas oksigen.

    2H2O   à    2H2   +   O2

Sifat zat yang menyusun senyawa berbeda dengan sifat senyawa yang terbentuk. Pada contoh di atas, gas oksigen dan gas hidrogen berwujud gas dan mudah terbakar, sedangkan air berwujud cair dan digunakan untuk memadamkan api.

Hal lain yang harus diperhatikan ketika membahas tentang senyawa adalah bahwa senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya dengan perbandingan yang tetap. Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukannya, Joseph Louis Proust menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa adalah tetap. Postulat tersebut dikenal sebagai hukum perbandingan tetap. Sebagai contoh, perbandingan massa gas hidrogen dengan massa gas oksigen dalam air adalah 1:8,

di mana rumus air adalah H2O, massa atom (MA) H = 2 × MA, Hidrogen (1) sedangakan O = 1 × massa oksigen 16). Jadi, 2 : 16 = 1 : 8.

Senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu senyawa yang berasal dari benda tak hidup yang disebut senyawa anorganik dan senyawa yang berasal dari benda hidup yang disebut senyawa organik.

 

2. Campuran

Campuran adalah kombinasi atau gabungan beberapa zat yang terbentuk tanpa melalui reaksi kimia. Misalnya, bila kita mencampurkan 1 gelas pasir dengan 2 gelas serbuk besi maka akan terbentuk campuran pasir dan besi. Contoh lainnya, bila garam dapur dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk campuran antara air dengan garam yang disebut larutan garam.

Bagaimana sifat dari campuran? Perhatikan kembali contoh campuran antara pasir-serbuk besi di atas. Untuk mendapatkan campuran pasir-serbuk besi, kita dapat pula mencampurkan satu sendok pasir dengan satu atau dua sendok serbuk besi. Hal ini menunjukkan bahwa zat-zat yang membentuk campuran tidak memiliki komposisi yang tetap, artinya kita dapat membentuk campuran dengan mencampurkan berbagai zat dengan perbandingan yang tidak tetap.

Pada campuran pasir-serbuk besi, kita masih dapat melihat dan membedakan antara besi dan pasir. Hal ini berarti, sifat asli dari zat-zat pembentuk campuran masih tampak sehingga komponen penyusun campuran tersebut dapat dikenali. Bagaimana dengan larutan garam? Apakah sifat zat penyusunnya masih dapat diamati?

a.       Campuran Homogen (Larutan)

Campuran homogen merupakan campuran yang mempunyai sifat dan komposisi yang seragam pada setiap bagian campuran, tidak dapat dibedakan dengan melihat langsung. Contoh Larutan garam.

b.       Campuran Heterogen

Campuran heterogenmerupakan campuran yang mempunyai sifat dan komposisi yang bervariasi pada setiap bagian campuran, dapat dibedakan dengan melihat langsung (secara fisik terpisah), contohnya air dan pasir. zat campuran heterogen dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut:

·         Suspensi

Zat campuran heterogen suspensi merupakan zat campuran yang bentuknya atau fisiknya keruh dan tidak stabil percampurannya. Zat campuran heterogen suspensi jika dibiarkan maka akan terjadi proses pengendapan. Beberapa contoh zat campuran heterogen suspensi dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut: Kopi dan Air Zat kopi pada awalnya tidak stabil, namun kemudian akan terjadi proses pengendapan secara perlahan di bawah gelas. Air dan Pasir atau Tanah Tanah atau Pasir jika dicampurkan dengan air akan menimbulkan bentuk fisik percampuran yang keruh. Tanah atau pasir selanjutnya akan mulai mengendap.

·         Koloid

Zat campuran heterogen koloid merupakan campuran zat yang cenderung tidak dapat tercampur secara sempurna dan apabila didiamkan tidak akan terjadi proses pengendapan. Salah satu contoh zat campuran heterogen koloid dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut: Asap, Debu, dan Udara Pada saat di udara, asap dan debu tidak akan tercampur secara sempurna serta tidak akan terjadi proses pengendapan.