A. Pengertian dan Jenis-jenis Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispesi dalm gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang tyerdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain.
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Sistem koloid dari cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi terbeentuk karena adanya pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonise.
3. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein.
4. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat dibentuk dari suatu sol yang zat terdispersinysa mengadsorbsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi:
1.Gel elastis
Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.
2. Gel non-elastis
Gel yang bersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah gel silika.
B. Sifat Koloid
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini di sebut adsorpsi.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
Ø Perubahan suhu.
Ø Pengadukan.
Ø Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Ø Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil. Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:
Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam kantong koloid, lalu kantong koloid itu di masukkan kedalam bejana yang berisi air mengalir (lihat gambar). Kantong koloid terbuat dari selaput semipemeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
PERBANDINGAN SIFAT SOL LIOFIL DAN SOL LIOFOB
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
PERBEDAAN LARUTAN SEJATI, SISTEM KOLOID, DAN SUSPENSI KASAR.
Larutan
(Dispersi Molekuler)
|
Koloid
(Dispersi Koloid)
|
Suspensi
(Dispersi Kasar)
|
Contoh: larutan gula dalam air | Contoh: campuran susu dengan air. | Contoh: campuran tepung terigu dengan air. |
|
|
|
Jenis – Jenis Koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase Terdispersi
|
Pendispersi
|
Nama koloid
|
Contoh
|
Gas | Gas | Bukan koloid, karena gas bercampur secara homogen | |
Gas | Cair | Busa | Buih, sabun, ombak, krim kocok |
Gas | Padat | Busa padat | Batu apung, kasur busa |
Cair | Gas | Aerosol cair | Obat semprot, kabut, hair spray di udara |
Cair | Cair | Emulsi | Air santan, air susu, mayones |
Cair | Padat | Gel | Mentega, agar-agar |
Padat | Gas | Aerosol padat | Debu, gas knalpot, asap |
Padat | Cair | Sol | Cat, tinta |
Padat | Padat | Sol Padat | Tanah, kaca, lumpur |
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispesi dalm gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang tyerdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain.
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Sistem koloid dari cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi terbeentuk karena adanya pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonise.
3. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein.
4. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat dibentuk dari suatu sol yang zat terdispersinysa mengadsorbsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi:
1.Gel elastis
Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.
2. Gel non-elastis
Gel yang bersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah gel silika.
B. Sifat Koloid
- Efek Tyndall
- Gerak Brown
- Adsorbsi Koloid
- Muatan Koloid dan Elektroforesis
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini di sebut adsorpsi.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
- Koagulasi Koloid
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
Ø Perubahan suhu.
Ø Pengadukan.
Ø Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Ø Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
- Koloid Pelindung
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil. Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:
- Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen.
- Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.
- Dialisis
Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam kantong koloid, lalu kantong koloid itu di masukkan kedalam bejana yang berisi air mengalir (lihat gambar). Kantong koloid terbuat dari selaput semipemeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
PERBANDINGAN SIFAT SOL LIOFIL DAN SOL LIOFOB
Sifat-Sifat
|
Sol Liofil
|
Sol Liofob
|
Pembuatan | Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya | Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya |
Muatan partikel | Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan | Memiliki muatan positif atau negative |
Adsorpsi medium pendispersi | Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung | Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik |
Viskositas (kekentalan) | Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi | Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi |
Penggumpalan | Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit | Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan. |
Sifat reversibel | Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya. | Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol |
Efek Tyndall | Memberikan efek Tyndall yang lemah | Memberikan efek Tyndall yang jelas |
Migrasi dalam medan listrik | Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali | Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel |
- Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
Koloid Liofil
|
Koloid Liofob
|
|
|