Ide pengembangan produk kesehatan khas daerah diawali dengan mencari data tentang potensi beberapa jenis bahan hewani dan nabati yang akan digunakan untuk bahan baku produk kesehatan. Setiap tempat dapat memiliki jenis bahan hewani dan nabati yang berbeda-beda, baik yang sudah maupun yang belum dimanfaatkan. Bahan hewani dan nabati yang akan dimanfaatkan untuk memproduksi produk kesehatan harus memiliki jumlah yang cukup dan kualitas yang baik agar produksi dapat berjalan lancar dan menghasilkan produk yang berkualitas.
Ide pengembangan produk dapt diperoleh dengan tiga cara pendekatan. Pendekatan pertama adalah dengan melihat bahan-bahan potensial yang belum dimanfaatkan. Pendekatan kedua adalah dengan melakukan perbaikan proses pengolahan produk kesehatan yang sudah ada di daerah agar lebih higienis dan produktif. Pendekatan ketiga adalah dengan mengenali pasar sasaran dan membuat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran. Pengembangan pengemasan dapat menjadi salah satu ide agar produk menjadi lebih praktis untuk digunakan dan menarik.
a. Studi Potensi Bahan Hewani dan Nabati Khas Daerah
Setiap daerah dapat memiliki potensi bahan hewani dan nabati yang berbeda. Pengembangan produk kesehatan khas daerah dapat dimulai dengan melakukan riset tentang bahan-bahan yang banyak terdapat di daerah. Riset dapat dilakukan dengan pencarian data dari kantor pemerintahan, koperasi, dan lembaga-lembaga yang terdapat di daerah. Pencarian data juga dapat dilengkapi dengan wawancara kepada petani dan peternak yang melakukan budidaya bahan baku produk kesehatan. Hasil riset dianalisis untuk mengetahui sejauhmana peluang ketersediaan bahan tersebut dapat dikembangkan menjadi produk kesehatan khas daerah.
b. Studi Pengembangan Proses Pengolahan
Di suatu daerah dapat jadi sudah memiliki produk kesehatan khas daerah. Ide pengembangan dapat dilakukan dengan melakukan riset mendalam terhadap kegiatan produksi maupun wirausaha yang sudah berjalan. Pengamatan mendalam akan menghasilkan data tentang tantangan dan potensi dari usaha tersebut. Tantangan dan potensi dari perusahaan tersebut dapat menjadi dasar pencarian ide pengembangan proses dan usaha pengolahan produk kesehatan khas daerah.
c. Studi Kebutuhan Pasar Produk Kesehatan
Pasar merupakan tujuan akhir dari sebuah produk. Pasar produk kesehatan adalah perorangan dan industri farmasi. Riset dilakukan terhadap kebutuhan pasar perorangan meliputi kebiasaan dan keinginan mereka dalam mengkonsumsi produk kesehatan. Bila mana, dimana, mengapa, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk kesehatan, merupakan pertanyaan penting dalam melakukan riset konsumen. Riset terhadap kebutuhan industri farmasi dapat dilihat dari angka penjualan baik lokal maupun ekspor yang terjadi saat ini dan kecenderungan ke depannya.
Perancangan Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah
Ide produk kesehatan ditindaklanjuti dengan perancangan produk, proses produksi, pengemasan, dan promosi. Perancangan produk diantaranya akan menetapkan komposisi bahan-bahan dan cara pengolahannya. Perancangan proses produksi memberikan gambaran akan kebutuhan peralatan, tahapan kerja, kebutuhan SDM, dan K3.
Perancangan pengemasan dan promosi sangat berkaitan dengan produk yang akan dibuat serta pasar sasaran yang dituju.
Perancangan yang dibuat akan menjadi patokan pelaksanaan dalam wirausaha produk kesehatan khas daerah. Perancangan tersebut juga dapat dituliskan dalam bentuk proposal usaha untuk kebutuhan pengajuan permodalan.
3. Penghitungan Biaya Produksi
Penghitungan biaya produksi produk kesehatan khas daerah, pada dasarnya sama dengan cara penghitungan produk makanan khas daerah. Biaya yang harus dihitung adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Bahan baku dapat terdiri atas bahan baku utama dan bahan baku tambahan.
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai ketrampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai kesepakatan antara pekerja dengan pemilik usaha atau kesepakatan dalam kelompok kerja. Biaya produksi menentukan harga jual produk. Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk produksi. Pada pengolahan produk kesehatan membutuhkan peralatan dan mesin kerja. Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan.
Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan.
Ide pengembangan produk dapt diperoleh dengan tiga cara pendekatan. Pendekatan pertama adalah dengan melihat bahan-bahan potensial yang belum dimanfaatkan. Pendekatan kedua adalah dengan melakukan perbaikan proses pengolahan produk kesehatan yang sudah ada di daerah agar lebih higienis dan produktif. Pendekatan ketiga adalah dengan mengenali pasar sasaran dan membuat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran. Pengembangan pengemasan dapat menjadi salah satu ide agar produk menjadi lebih praktis untuk digunakan dan menarik.
a. Studi Potensi Bahan Hewani dan Nabati Khas Daerah
Setiap daerah dapat memiliki potensi bahan hewani dan nabati yang berbeda. Pengembangan produk kesehatan khas daerah dapat dimulai dengan melakukan riset tentang bahan-bahan yang banyak terdapat di daerah. Riset dapat dilakukan dengan pencarian data dari kantor pemerintahan, koperasi, dan lembaga-lembaga yang terdapat di daerah. Pencarian data juga dapat dilengkapi dengan wawancara kepada petani dan peternak yang melakukan budidaya bahan baku produk kesehatan. Hasil riset dianalisis untuk mengetahui sejauhmana peluang ketersediaan bahan tersebut dapat dikembangkan menjadi produk kesehatan khas daerah.
b. Studi Pengembangan Proses Pengolahan
Di suatu daerah dapat jadi sudah memiliki produk kesehatan khas daerah. Ide pengembangan dapat dilakukan dengan melakukan riset mendalam terhadap kegiatan produksi maupun wirausaha yang sudah berjalan. Pengamatan mendalam akan menghasilkan data tentang tantangan dan potensi dari usaha tersebut. Tantangan dan potensi dari perusahaan tersebut dapat menjadi dasar pencarian ide pengembangan proses dan usaha pengolahan produk kesehatan khas daerah.
c. Studi Kebutuhan Pasar Produk Kesehatan
Pasar merupakan tujuan akhir dari sebuah produk. Pasar produk kesehatan adalah perorangan dan industri farmasi. Riset dilakukan terhadap kebutuhan pasar perorangan meliputi kebiasaan dan keinginan mereka dalam mengkonsumsi produk kesehatan. Bila mana, dimana, mengapa, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk kesehatan, merupakan pertanyaan penting dalam melakukan riset konsumen. Riset terhadap kebutuhan industri farmasi dapat dilihat dari angka penjualan baik lokal maupun ekspor yang terjadi saat ini dan kecenderungan ke depannya.
Perancangan Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah
Ide produk kesehatan ditindaklanjuti dengan perancangan produk, proses produksi, pengemasan, dan promosi. Perancangan produk diantaranya akan menetapkan komposisi bahan-bahan dan cara pengolahannya. Perancangan proses produksi memberikan gambaran akan kebutuhan peralatan, tahapan kerja, kebutuhan SDM, dan K3.
Perancangan pengemasan dan promosi sangat berkaitan dengan produk yang akan dibuat serta pasar sasaran yang dituju.
Perancangan yang dibuat akan menjadi patokan pelaksanaan dalam wirausaha produk kesehatan khas daerah. Perancangan tersebut juga dapat dituliskan dalam bentuk proposal usaha untuk kebutuhan pengajuan permodalan.
3. Penghitungan Biaya Produksi
Penghitungan biaya produksi produk kesehatan khas daerah, pada dasarnya sama dengan cara penghitungan produk makanan khas daerah. Biaya yang harus dihitung adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Bahan baku dapat terdiri atas bahan baku utama dan bahan baku tambahan.
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai ketrampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai kesepakatan antara pekerja dengan pemilik usaha atau kesepakatan dalam kelompok kerja. Biaya produksi menentukan harga jual produk. Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk produksi. Pada pengolahan produk kesehatan membutuhkan peralatan dan mesin kerja. Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan.
Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yang telah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan.