1. Jagung Pipil
Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakan serangkaian pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan. Produk olahan pangan setengah jadi jagung pipil dapat dibuat makanan camilan yang sangat disukai oleh kawula muda yaitu jagung brondong (pop corn). Proses pembuatan olahan pangan setengah jadi jagung pipil sebagai berikut:
Bahan:
• Jagung, anyaman bambu atau terpal, karung, tali rafia.
Alat:
• Anyaman bambu atau terpal plastik (secara tradisional), mesin pengering (secara modern)
Proses Pembuatan:
• Kulit jagung/klobot hendaknya segera dikupas setelah pemetikan dari pohonnya. Pengupasan yang segera itu dimaksudkan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan pada biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan.
• Setelah pengupasan dilakukan pengeringan. Pengeringan secara tradisional, gelar alas anyaman bambu/terpal plastik di tanah lapang lalu letakkan jagung diatasnya, kemudian jemurlah jagung di bawah sinar matahari. Penjemuran juga dapat dilakukan dengan langsung dikupas dari klobot tetapi tidak dipetik dari pohonnya sehingga seperti tergantung. Biasanya pengeringan dengan penjemuran perlu waktu sekitar 7 – 8 hari, maka kadar air pada jagung turun hingga 9 % - 11%.
• Pengeringan secara modern dapat dilakukan dengan mesin pengering. Jika menggunakan mesin pengering hendaknya dengan tinggi panas mesin pengering sekitar 38 – 43 derajat Celcius, sehingga kadar air turun mencapai 12% -13%.
• Setelah kering dilakukan pemipilan jagung. Pemipilan dapat dilakukan dengan tangan maupun mesin pemipil bila jumlah produksi besar. Pada prinsipnya, pemipilan dimasudkan untuk memisahkan biji-biji jagung dari tongkolnya.
• Setelah pemipilan jagung, maka dilakukan penyortiran yaitu biji-biji jagung dipisahkan dari sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji peca, biji hampa dan kotoran selama pemetikan atau pada waktu pemipilan. Manfaat penyortiran untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan.
• Langkah terakhir adalah pengemasan. Jika jumlah biji jagung pipil sangat banyak dapat dikemas dengan karung yang bersih dan dijahit mulut karung dengan tali rafia. Apabila, ingin dikemas per 1 kg maka dapat dikemas dengan plastik dan mulut plastik dipress dengan mesin atau api lilin. Pengemasan jagung pipil untuk dipasarkan bisa diberikan label dengan tulisan antara lain: nama barang, nama perusahaan, berat dan tempat produksi.
2. Tiwul Instan
Tiwul instan sebagai makanan pokok tradisional masyarakat Jogyakarta didesain sangat mirip dengan Tiwul yang diolah dari bahan baku segar, baik dari segi rasa, bau dan tekstur. Berdasarkan hasil ujicoba, tiwul jika dikeringkan baunya tidak enak, hal ini menginspirasi untuk membuat produk tiwul instan yang dari segi rasa, bau, tekstur dengan kandungan gizi yang lebih baik. Oleh karenanya, dibuatlah tiwul instan dengan menggunakan tepung serealia atau tepung kacang-kacangan sebagai campurannya.
Campuran dua jenis tepung dengan perbandingan tertentu agar didapatkan produk yang mempunyai mutu gizi maupun mutu sensoris yang cukup baik dinamakan tepung komposit.
Dalam membuat tepung komposit digunakan bahan baku dan bahan penunjang. Biasanya yang menjadi bahan baku adalah produk bahan yang ingin dihasilkan. Maka, dalam pembuatan tiwul instan, bahan bakunya adalah tiwul dan bahan penunjangnya adalah tepung campurannya (misalnya tepung kacang hijau). Berikut akan diuraikan proses pembuatan tiwul instan :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan/Pembuatan
Masyarakat di Jogyakarta memanfaatkan tiwul sebagai makanan pokok pengganti nasi. Dalam perkembangannya, nasi telah menjadi makanan pokok, sehingga tidak banyak lagi masyarakat Jogyakarta yang memanfaatkan Tiwul sebagai makanan pokok. Untuk membuat keberadaan Tiwul tidak dilupakan dan melestarikannya sebagai kuliner kearifan lokal khas di Jogyakara, maka Tiwul dikreasikan sebagai makanan modern.
Membuat “Tiwul Instan” sebagai makanan modern untuk melestarikan kuliner kearifan lokal khas Jogyakarta.
c. Penyajian/Pengemasan
d. Evaluasi
Untuk proses tiwul instan, tiwul matang diurai di tampah atau daun pisang didinginkan dahulu/ diangin-anginkan, setelah dingin jemur disinar matahari hingga kering / mesin pengering.
Perhatikan Keselamatan Kerja!
• Gunakan celemek, ikat rambutmu jika perempuan agar tidak ada rambut yang terjatuh pada makanan saat bekerja. Cuci tangan sebelum bekerja atau gunakan
• Hati-hatilah dalam bekerja baik dalam mengunakan peralatan tajam, listrik, kompor gas/minyak tanah, maupun pecah belah.
• Kebersihan tempat kerja dan peralatan yang digunakan pada pembuatan hendaknya diperhatikan, baik saat akan mulai memasak maupun setelah selesai memasak.
• Bekerjasamalah yang baik antar teman.
• Matikan kompor dengan baik saat selesai memasak
Sumber : buku k13 prakarya dan kewirausahaan kelas 8
Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakan serangkaian pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan. Produk olahan pangan setengah jadi jagung pipil dapat dibuat makanan camilan yang sangat disukai oleh kawula muda yaitu jagung brondong (pop corn). Proses pembuatan olahan pangan setengah jadi jagung pipil sebagai berikut:
Bahan:
• Jagung, anyaman bambu atau terpal, karung, tali rafia.
Alat:
• Anyaman bambu atau terpal plastik (secara tradisional), mesin pengering (secara modern)
Proses Pembuatan:
• Kulit jagung/klobot hendaknya segera dikupas setelah pemetikan dari pohonnya. Pengupasan yang segera itu dimaksudkan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan pada biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan.
• Setelah pengupasan dilakukan pengeringan. Pengeringan secara tradisional, gelar alas anyaman bambu/terpal plastik di tanah lapang lalu letakkan jagung diatasnya, kemudian jemurlah jagung di bawah sinar matahari. Penjemuran juga dapat dilakukan dengan langsung dikupas dari klobot tetapi tidak dipetik dari pohonnya sehingga seperti tergantung. Biasanya pengeringan dengan penjemuran perlu waktu sekitar 7 – 8 hari, maka kadar air pada jagung turun hingga 9 % - 11%.
• Pengeringan secara modern dapat dilakukan dengan mesin pengering. Jika menggunakan mesin pengering hendaknya dengan tinggi panas mesin pengering sekitar 38 – 43 derajat Celcius, sehingga kadar air turun mencapai 12% -13%.
• Setelah kering dilakukan pemipilan jagung. Pemipilan dapat dilakukan dengan tangan maupun mesin pemipil bila jumlah produksi besar. Pada prinsipnya, pemipilan dimasudkan untuk memisahkan biji-biji jagung dari tongkolnya.
• Setelah pemipilan jagung, maka dilakukan penyortiran yaitu biji-biji jagung dipisahkan dari sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji peca, biji hampa dan kotoran selama pemetikan atau pada waktu pemipilan. Manfaat penyortiran untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan.
• Langkah terakhir adalah pengemasan. Jika jumlah biji jagung pipil sangat banyak dapat dikemas dengan karung yang bersih dan dijahit mulut karung dengan tali rafia. Apabila, ingin dikemas per 1 kg maka dapat dikemas dengan plastik dan mulut plastik dipress dengan mesin atau api lilin. Pengemasan jagung pipil untuk dipasarkan bisa diberikan label dengan tulisan antara lain: nama barang, nama perusahaan, berat dan tempat produksi.
2. Tiwul Instan
Tiwul instan sebagai makanan pokok tradisional masyarakat Jogyakarta didesain sangat mirip dengan Tiwul yang diolah dari bahan baku segar, baik dari segi rasa, bau dan tekstur. Berdasarkan hasil ujicoba, tiwul jika dikeringkan baunya tidak enak, hal ini menginspirasi untuk membuat produk tiwul instan yang dari segi rasa, bau, tekstur dengan kandungan gizi yang lebih baik. Oleh karenanya, dibuatlah tiwul instan dengan menggunakan tepung serealia atau tepung kacang-kacangan sebagai campurannya.
Campuran dua jenis tepung dengan perbandingan tertentu agar didapatkan produk yang mempunyai mutu gizi maupun mutu sensoris yang cukup baik dinamakan tepung komposit.
Dalam membuat tepung komposit digunakan bahan baku dan bahan penunjang. Biasanya yang menjadi bahan baku adalah produk bahan yang ingin dihasilkan. Maka, dalam pembuatan tiwul instan, bahan bakunya adalah tiwul dan bahan penunjangnya adalah tepung campurannya (misalnya tepung kacang hijau). Berikut akan diuraikan proses pembuatan tiwul instan :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan/Pembuatan
Masyarakat di Jogyakarta memanfaatkan tiwul sebagai makanan pokok pengganti nasi. Dalam perkembangannya, nasi telah menjadi makanan pokok, sehingga tidak banyak lagi masyarakat Jogyakarta yang memanfaatkan Tiwul sebagai makanan pokok. Untuk membuat keberadaan Tiwul tidak dilupakan dan melestarikannya sebagai kuliner kearifan lokal khas di Jogyakara, maka Tiwul dikreasikan sebagai makanan modern.
Membuat “Tiwul Instan” sebagai makanan modern untuk melestarikan kuliner kearifan lokal khas Jogyakarta.
c. Penyajian/Pengemasan
d. Evaluasi
Untuk proses tiwul instan, tiwul matang diurai di tampah atau daun pisang didinginkan dahulu/ diangin-anginkan, setelah dingin jemur disinar matahari hingga kering / mesin pengering.
Perhatikan Keselamatan Kerja!
• Gunakan celemek, ikat rambutmu jika perempuan agar tidak ada rambut yang terjatuh pada makanan saat bekerja. Cuci tangan sebelum bekerja atau gunakan
• Hati-hatilah dalam bekerja baik dalam mengunakan peralatan tajam, listrik, kompor gas/minyak tanah, maupun pecah belah.
• Kebersihan tempat kerja dan peralatan yang digunakan pada pembuatan hendaknya diperhatikan, baik saat akan mulai memasak maupun setelah selesai memasak.
• Bekerjasamalah yang baik antar teman.
• Matikan kompor dengan baik saat selesai memasak
Sumber : buku k13 prakarya dan kewirausahaan kelas 8