Bagi mereka yang datang pada hari ini, kami sedang membahas tentang pentingnya doa dan bahwa doa harus dilakukan setiap saat dalam kehidupan kita untuk memohon ampun kepada Allah. Jika kalian perhatikan al-Qur'an dari awal hingga akhir, setiap ayat adalah untuk menyelamatkan kita. Dalam setiap ayat, Allah (swt) menyebutkan keburukan yang kita lakukan dan diikuti dengan sesuatu yang mengatakan bagaimana kita keluar dari keburukan tersebut. Itu artinya kita berbuat dosa dan Allah (swt) ingin agar kita bertobat, yaitu dengan menunjukkan ayat al-`adzaab, ayat mengenai azab, dan diikuti dengan Ayat al-rahmat. Saya mendengar dari Grandsyekh, semoga Allah (swt) memberkahi ruhnya, bahwa untuk setiap Ayat al-`adzaab yang ada dalam kitab suci al-Qur'an, ia segera diikuti dengan Ayat al-rahmat, artinya Allah menunjukkan kepada kita, "Ini adalah masalah kalian, jadi berhati-hatilah dan ini adalah jalan keluarnya," dan mengatakan kepada kita untuk bertobat setiap saat dalam kehidupan kita melalui kitab suci al-Qur'an.
ﻭَﻧُﻨَﺰِّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟِّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻَّ ﺧَﺴَﺎﺭًﺍ
Wa nunazzilu mina al-qur’ani ma huwa syifaa’un wa rahmatun li ’l-mu’miniin wa laa yaziidu ’zh-zhaalimiin illa khasaara.
Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Surat al-’Israa, 17:82)
Jadi kitab suci al-Qur'an bukan hanya Ayaat asy-Syifaa` untuk menyembuhkan kita, itu juga untuk menyelamatkan kita dari penyakit terbesar, unsur yang paling menakutkan, khususnya bagi Mukmin dan Muslim, pikirkanlah hal itu, yaitu Jahannam! Azab Jahannam adalah bagi Muslim dan Mukmin yang berbuat dosa tetapi tidak bertobat! Adalah Rahmat Allah bahwa Dia memberi kita al-Qur'an dan setelah setiap ayat mengenai azab yang menunjukkan bahwa kalian pantas mendapat Jahannam, Dia memberi kita ayat mengenai rahmat. Jadi jika kalian tidak membaca kitab suci al-Qur'an, kalian akan menemui kebuntuan karena ia merupakan jalan keluar dari azab dan jalan untuk memperoleh rahmat!
Tadinya saya ingin berbicara mengenai hal lain, tetapi ini penting untuk disampaikan dan ini juga menakutkan. Saya tidak akan menyebutkan hadits yang sangat sangat menakutkan, tetapi yang sedang saja, karena jika kalian sungguh memikirkannya, kalian akan duduk di sudut dan terus-menerus menangsi dan bertobat, tidak melakukan apa-apa lagi, hanya menangis.
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﻌﻴﺪ ﺍﻟﺨﺪﺭﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : )) ﻛﻴﻒ ﺃﻧﻌﻢ ﻭﻗﺪ ﺍﻟﺘﻘﻢ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻘﺮﻥ ﺍﻟﻘﺮﻥ، ﻭﺣﻨﻰ ﺟﺒﻬﺘﻪ، ﻭﺃﺻﻐﻰ ﺳﻤﻌﻪ، ﻳﻨﺘﻈﺮ ﺃﻥ ﻳﺆﻣﺮ ﺃﻥ ﻳﻨﻔﺦ، ﻓﻴﻨﻔﺦ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ : ﻓﻜﻴﻒ ﻧﻘﻮﻝ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ؟ ﻗﺎﻝ : ﻗﻮﻟﻮﺍ : ﺣﺴﺒﻨﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻧﻌﻢ ﺍﻟﻮﻛﻴﻞ، ﺗﻮﻛﻠﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺑﻨﺎ )).
Anna an-Nabi (saw) qaala: kayfa an`amu wa shaahibu’l-qur'aani qad altaqamahu w’ashgha sam`ahu wa hana jabhatahu yantazhiru mataa yu’mar. Faqaaluu: yaa Rasuulallah wa maa taa’murnaa? Qaala: qaaluu hasbuna’Llah wa ni`ama’l-wakiil, wa tawakalnaa `ala ‘Llaahi rabbunaa.
Ibn `Abbas (ra) meriwayatkan bahwa Nabi (saw) bersabda,
Bagaimana aku akan bersenang-senang di dunia, sementara pemegang sangkakala telah memasukannya ke dalam mulutnya dan siap untuk meniupkannya [dan ketika ia meniupnya itu artinya segala sesuatu akan mati. Bagaimana aku dapat hidup dengan senang dan damai bila Israfiil (as), sang pemegang sangkakala, dan aku tidak tahu kapan ia akan meniupkannya dan segala sesuatu akan musnah. Apakah (takdir) kita akan masuk Surga atau Neraka? Bagaimana aku dapat hidup dengan gembira? Apa yang dapat kita ucapkan untuk menyelamatkan diri kita?]
Apakah semua orang akan khawatir jika Nabi (saw) saja khawatir dengan kita? Beliau yang paling khawatir bagi umatnya; beliau tidak mempedulikan dirinya sendiri, tetapi hanya demi umatnya. Itulah sebabnya Allah mengangat derajatnya lebih tinggi dan tinggi lagi karena beliau lebih mementingkan umatnya. Jika beliau peduli dengan umatnya bahwa mereka mungkin akan diberi azab, lalu mengapa kita tidak peduli dan memikirkannya?
Dan para Sahaabah (ra) bertanya, apa yang dapat mereka ucapkan agar selamat? Qaaluu hasbun Allah wa ni`ma’ l-wakiil. Beliau (saw) bersabda, "Ucapkanlah ‘hasbun Allah wa ni`ma ’l-wakiil.’” Itulah sebabnya kita mempunyai wirid harian untuk membaca 100 kali hingga seribu kali “Hasbun Allah wa ni`ma ’l-wakiil.” Beliau mengatakan “Bacalah, ‘hasbun Allah wa ni`ma ’l-wakiil tawakalnaa `ala ‘Llaahi rabbunaa,’” artinya, "Ya Rabbii, tidak ada jalan keluar dari dosa-dosa kami kecuali dengan berserah diri kepada-Mu wahai Tuhan kami."
Shaykh Hisham Kabbani
30 December 2012 Fenton Zawiya, Michigan
ﻭَﻧُﻨَﺰِّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟِّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻَّ ﺧَﺴَﺎﺭًﺍ
Wa nunazzilu mina al-qur’ani ma huwa syifaa’un wa rahmatun li ’l-mu’miniin wa laa yaziidu ’zh-zhaalimiin illa khasaara.
Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Surat al-’Israa, 17:82)
Jadi kitab suci al-Qur'an bukan hanya Ayaat asy-Syifaa` untuk menyembuhkan kita, itu juga untuk menyelamatkan kita dari penyakit terbesar, unsur yang paling menakutkan, khususnya bagi Mukmin dan Muslim, pikirkanlah hal itu, yaitu Jahannam! Azab Jahannam adalah bagi Muslim dan Mukmin yang berbuat dosa tetapi tidak bertobat! Adalah Rahmat Allah bahwa Dia memberi kita al-Qur'an dan setelah setiap ayat mengenai azab yang menunjukkan bahwa kalian pantas mendapat Jahannam, Dia memberi kita ayat mengenai rahmat. Jadi jika kalian tidak membaca kitab suci al-Qur'an, kalian akan menemui kebuntuan karena ia merupakan jalan keluar dari azab dan jalan untuk memperoleh rahmat!
Tadinya saya ingin berbicara mengenai hal lain, tetapi ini penting untuk disampaikan dan ini juga menakutkan. Saya tidak akan menyebutkan hadits yang sangat sangat menakutkan, tetapi yang sedang saja, karena jika kalian sungguh memikirkannya, kalian akan duduk di sudut dan terus-menerus menangsi dan bertobat, tidak melakukan apa-apa lagi, hanya menangis.
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﻌﻴﺪ ﺍﻟﺨﺪﺭﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : )) ﻛﻴﻒ ﺃﻧﻌﻢ ﻭﻗﺪ ﺍﻟﺘﻘﻢ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻘﺮﻥ ﺍﻟﻘﺮﻥ، ﻭﺣﻨﻰ ﺟﺒﻬﺘﻪ، ﻭﺃﺻﻐﻰ ﺳﻤﻌﻪ، ﻳﻨﺘﻈﺮ ﺃﻥ ﻳﺆﻣﺮ ﺃﻥ ﻳﻨﻔﺦ، ﻓﻴﻨﻔﺦ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ : ﻓﻜﻴﻒ ﻧﻘﻮﻝ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ؟ ﻗﺎﻝ : ﻗﻮﻟﻮﺍ : ﺣﺴﺒﻨﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻧﻌﻢ ﺍﻟﻮﻛﻴﻞ، ﺗﻮﻛﻠﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺑﻨﺎ )).
Anna an-Nabi (saw) qaala: kayfa an`amu wa shaahibu’l-qur'aani qad altaqamahu w’ashgha sam`ahu wa hana jabhatahu yantazhiru mataa yu’mar. Faqaaluu: yaa Rasuulallah wa maa taa’murnaa? Qaala: qaaluu hasbuna’Llah wa ni`ama’l-wakiil, wa tawakalnaa `ala ‘Llaahi rabbunaa.
Ibn `Abbas (ra) meriwayatkan bahwa Nabi (saw) bersabda,
Bagaimana aku akan bersenang-senang di dunia, sementara pemegang sangkakala telah memasukannya ke dalam mulutnya dan siap untuk meniupkannya [dan ketika ia meniupnya itu artinya segala sesuatu akan mati. Bagaimana aku dapat hidup dengan senang dan damai bila Israfiil (as), sang pemegang sangkakala, dan aku tidak tahu kapan ia akan meniupkannya dan segala sesuatu akan musnah. Apakah (takdir) kita akan masuk Surga atau Neraka? Bagaimana aku dapat hidup dengan gembira? Apa yang dapat kita ucapkan untuk menyelamatkan diri kita?]
Apakah semua orang akan khawatir jika Nabi (saw) saja khawatir dengan kita? Beliau yang paling khawatir bagi umatnya; beliau tidak mempedulikan dirinya sendiri, tetapi hanya demi umatnya. Itulah sebabnya Allah mengangat derajatnya lebih tinggi dan tinggi lagi karena beliau lebih mementingkan umatnya. Jika beliau peduli dengan umatnya bahwa mereka mungkin akan diberi azab, lalu mengapa kita tidak peduli dan memikirkannya?
Dan para Sahaabah (ra) bertanya, apa yang dapat mereka ucapkan agar selamat? Qaaluu hasbun Allah wa ni`ma’ l-wakiil. Beliau (saw) bersabda, "Ucapkanlah ‘hasbun Allah wa ni`ma ’l-wakiil.’” Itulah sebabnya kita mempunyai wirid harian untuk membaca 100 kali hingga seribu kali “Hasbun Allah wa ni`ma ’l-wakiil.” Beliau mengatakan “Bacalah, ‘hasbun Allah wa ni`ma ’l-wakiil tawakalnaa `ala ‘Llaahi rabbunaa,’” artinya, "Ya Rabbii, tidak ada jalan keluar dari dosa-dosa kami kecuali dengan berserah diri kepada-Mu wahai Tuhan kami."
Shaykh Hisham Kabbani
30 December 2012 Fenton Zawiya, Michigan