Kisah Perjuangan UAH Menjadi Penghafal Al Quran dan Ulama yang Cerdas


 Ustadz Adi Hidayat atau yang biasa kita kenal dengan sebutan UAH adalah salah satu ulama muda tanah air. Beliau adalah guru ngaji yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia. Siapa yang tak kenal beliau. Kecerdasan dan hafalan beliau telah diakui oleh ustadz-ustadz lainnya bahkan sampai dunia internasional.

Beliau hafal Quran, bahkan dengan tafsir asbabun nuzul dan lengkap dengan posisi letaknya. Beliau juga sudah menghafal banyak hadits, dan mahir dalam berbahasa Arab, bahkan sastra Arab yang merupakan bahasa Al Quran itu sendiri. Telah banyak jasa beliau untuk negeri ini dibidang ilmu pengetahuan dan dakwah, dan yang dahsyat adalah menghimpun metode menghafal Quran berikut dengan ayat dan posisinya, yang diberi nama Metode at Taisir. Dengan metode tersebut beliau telah menghasilkan banyak penghafal Quran dalam waktu singkat (kurang dari 30 hari). Belum lama ini beliau juga telah mendapatkan anugerah gelar doktor kehormatan (Doctor Honoris Causa), bidang pengetahuan, budaya, dan dakwah dari Universitas ternama di Turki, Universitas Astrolabe Instanbul. Gelar kehormatan tersebut diberikan langsung oleh Presiden Turki, Recep Tayip Erdogan. Gelar Doktor Honoris Causa dapat diberikan apabila seseorang tersebut telah dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia. Tidak semua perguruan tinggi/universitas dapat memberikan gelar Doktor Honoris Causa (H.C)/Doktor Kehormatan. Hanya perguruan tinggi/universitas yang memenuhi syaratlah yang diberikan hak secara eksplisit untuk memberi gelar tersebut. Dibalik kecerdasan yang dimiliki oleh Ustadz Adi Hidayat, ternyata beliau memiliki kisah hidup yang tidak mudah tapi sangat menginspirasi. Semua beliau dapatkan karena 2 hal rahasia yang menjadi kunci kesuksesan beliau dalam mendalami ilmu agama. Simak kisah pilu perjuangan ustadz Adi Hidayat menjadi Ahli Quran dan Ulama yang cerdas dengan 2 kunci rahasianya.