Beberapa waktu yang lalu seorang Alumni Workshop Bandarmologi menghubungi saya, beliau mengatakan ada rekannya (seorang pengusaha besar) ingin bertemu dengan saya. Katanya pengusaha tersebut butuh saran dan masukan tentang kondisi yang sedang dialami perusahaannya. Karena merasa ingin segera mendapatkan jawaban beliau bahkan rela datang ke Bandung untuk menemui saya.
Semula saya berpikiran pengusaha tersebut tertarik untuk meng-IPO-kan perusahaannya karena melihat peluang bisnis yang menarik dalam bisnis Bandarmologi IPO. Namun setelah bertemu dan ngobrol-ngobrol dengan bapak tersebut, akhirnya saya mengetahui kalau pengusaha ini bukannya mau meng-IPO-kan perusahaannya, karena perusahaannya sudah IPO sejak beberapa tahun yang lalu.
Beberapa tahun yang lalu beliau dan keluarganya memutuskan untuk meng-IPO kan perusahaan, karena menganggap itu adalah next step yang perlu mereka lakukan, setelah mereka berhasil mengembangkan bisnis mereka menjadi cukup besar. Di awal mereka memiliki mimpi yang besar terhadap masa depan perusahaan ini pasca IPO.
Pengusaha ini sebelumnya bukanlah investor saham, jadi memang pada saat itu beliau masih buta tentang bisnis saham di Indonesia. Hal ini cukup wajar karena memang latar belakang beliau adalah pengusaha tulen, yang tahunya menjalankan perusahaan dengan baik.
Beliau bercerita juga bercertia tentang step by step yang dilakukan menuju IPO, dan bagaimana beliau mulai belajar tentang prospek IPO dari para analis sekuritas, belajar mengenai beberapa perusahaan besar dengan fundamental yang bagus yang harganya terus tumbuh bahkan sudah stockplit pasca IPO. Dan karena perusahaan beliau juga merupakan perusahaan yang bagus dan sedang bertumbuh, beliau merasa optimis hal yang sama juga akan terjadi di perusahaannya pasca IPO.
Sampai akhirnya tibalah hari pelaksanaan IPO tersebut, dan seperti harapan beliau sebelumnya harga sahamnya langsung terbang tinggi pasca IPO, bahkan masih naik dalam 1-2 minggu pertama pasca IPO. Namun tidak lama setelahnya harga sahamnya mulai turun dan terus turun selama beberapa bulan setelahnya, bahkan turun ke bawah level harga IPOnya.
Dan ketika ditanya, Analis meminta beliau untuk tidak khawatir, karena perusahaannya cukup dikenal publik, jadi hanya urusan waktu saja saham ini akan kembali diserbu investor, dan harganya akan naik lagi. Sehingga Bapak tersebut diminta untuk fokus saja mengurus perusahaan, karena kalau kinerja bagus harga sahamnya akan naik dengan sendirinya.
Namun bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, ternyata harga saham tersebut tidak kunjung naik lagi, padahal secara fundamental perusahaannya terus bertubuh, penjualannya naik, profitnya naik, namun harga sahamnya saja yang tidak naik-naik. Dan pada akhirnya beliau kecewa dan menyesal telah melakukan IPO.
Bahkan kekecewaan tersebut akhirnya berubah menjadi kemarahan, setelah beliau melihat salah satu kompetitor di bisnis yang sama memutuskan untuk IPO, namun berbeda dengan saham perusahaannya yang terpuruk, saham perusahaan kompetitornya ternyata bergerak naik secara luar biasa. Padahal secara omset dan keuntungan, perusahaan yang satu ini tidak ada apa-apanya dibanding perusahaan bapak tadi.
Karena marah dan sudah kehilangan kesabaran, akhirnya beliau tanya-tanya kepada rekan sesama pengusaha yang trading saham, karena beliau ingin mencoba mengerti kenapa harga saham di perusahaannya yang kinerjanya sudah baik tapi harganya tidak naik-naik, sementara harga saham kompetitornya yang jelas fundamentalnya pas-pas-an justru naik secara luar biasa.
Dan kebetulan salah satu rekan yang beliau tanyakan adalah Alumni Workshop Bandarmologi, yang tentunya sudah paham mekanisme pergerakan harga saham, dan realita di bisnis saham di Indonesia yang dikendalikan oleh Bandar. Alumni tersebutlah yang memperkenalkan saya dengan bapak ini.
Dan ketika bertemu, beliau akhirnya menceritakan pengalaman beliau seperti yang saya tuliskan di atas. Sambil mendengar beliau cerita, saya diam-diam buka aplikasi online trading saya, karena saya penasaran berapa market cap dari perusahaan milik bapak ini. Ternyata bapak yang sedang curhat di depan saya ini adalah orang yang sangat-sangat kaya, namun saya juga agak takjub bagaimana pengusaha yang begitu hebat dan sukses bisa begitu polosnya memandang bursa saham.
Setelah beliau menceritakan semua pengalamannya, akhirnya tibalah giliran saya menjawab. Jawaban yang saya berikan akhirnya berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini beliau miliki.
Karena itu saya memutuskan untuk menuliskan jawaban saya tersebut dalam artikel ini untuk mencegah ada pengusaha lain yang bernasib sama, sekaligus untuk meng-edukasi para investor dan trader ritel yang mungkin sampai saat ini masih punya pemikiran yang sama dengan bapak ini.
Penjelasan yang akan saya berikan ini juga akan menjelaskan mengenai mata rantai yang menghubungkan antara Analisa Fundamental, Analisa Technical dan Analisa Bandarmologi.
Kenapa disebut sebagai Teori Mobil Butut karena pada prakteknya Saham/Perusahaan Terbuka sangat pas untuk dianalogikan sebagai sebuah Mobil. Kita tahu ada berbagai jenis mobil, ada mobil mewah, ada juga mobil butut. Begitu juga dengan saham atau perusahaan terbuka, memang ada perusahaan mewah seperti BBCA, BBRI, UNVR dan banyak lagi, perusahaan-perusahaan yang punya punya bisnis yang kuat, dan keuntungan yang luar biasa besar.
Namun jika dibandingkan akan selalu lebih banyak jumlah mobil butut dari pada mobil mewah. Di bursa kita pun ada lebih banyak lagi perusaaan rugi, bermasalah, bahkan perusahaan abal-abal yang ditransaksikan di bursa kita.
Jika diberikan pertanyaan seperti itu, banyak dari kita secara otomatis menjawab, Mobil Mewah lah yang akan lebih cepat sampai ke tujuan.
Namun kalau dipikir baik-baik kita menyadari jawaban itu adalah jawaban yang salah, karena tidak peduli semahal dan sebagus apa pun sebuah mobil mewah, mobil tetap tidak bisa jalan sendiri sampai ke tujuannya. Karena sama seperti saham, mobil juga adalah benda mati, dan untuk bisa sampai ke tujuan dibutuhkan seorang supir yang mengendalikan mobil tersebut. Jadi cepat atau lambat mobil tersebut sampai ke tujuan murni ditentukan oleh supirnya, bukan kualitas mobilnya.
Ironisnya kesalahan yang sama juga banyak dilakukan oleh para investor dan trader di pasar modal, salah satunya dilakukan oleh pengusaha yang diceritakan di atas.
Beliau mengira hanya karena mobilnya (perusahaannya) bagus, maka mobil tersebut bisa sampai sendiri ke tujuan yang diharapkannya. Bahkan beliau begitu saja percaya ketika analis mengatakan kalau kinerja perusahaannya baik maka harga sahamnya akan naik dengan sendirinya.
Padahal secara tidak langsung itu artinya dia percaya kalau mobilnya terus dirawat, mesin-nya diganti dengan yang lebih bertenaga, dan diisi bensin yang mahal, maka mobilnya akan bisa jalan sendiri sampai ke tujuan.
KEKUATAN ANALISA FUNDAMENTAL
Mengapa pemahaman seperti itu muncul dan dipercaya banyak orang ? Karena memang metode itulah yang dilakukan dalam Analisa Fundamental, yang notabene merupakan analisa paling populer di bursa saham kita.
Analisa Fundamental adalah analisa yang fokus menganalisa kualitas dari sebuah mobil (perusahaan), seorang analis fundamental akan menganalisa kekuatan mesinnya, kualitas bahan bakar yang digunakan, bentuk dan design mobil, ban yang digunakan, dan hal-hal lainnya.
Analisa Fundamental juga bisa diperluas untuk menganalisa kondisi eksternal, seperti kondisi jalan baik atau buruk, kondisi cuaca, hujan, kering, atau bersalju.
Secara garis besar ada 2 kegunaan utama Analisa Fundamental :
Pertama: Untuk membantu para analis dalam menjelaskan kenapa harga saham naik atau turun kepada wartawan atau nasabahnya.
Ketika ada saham yang harganya dinaikan oleh Bandar, maka tugas seorang analis adalah menebak-nebak apa yang mungkin menjadi alasan dari Bandarnya dalam menaikan harga saham tersebut. Untuk menjelaskannya seorang Analis akan memfokuskan analisanya untuk membahas hal-hal baik dalam fundamental perusahaan atau kualitas mobilnya.
Jadi ketika harganya saham sedang naik, maka analisa selalu fokus pada kualitas atau kelebihan dari mobil tersebut. Sementara kalau harganya diturunkan maka tugas seorang analis adalah mencari hal buruk atau kelemahan dari mobil yang sama.
Kalau misalnya terjadi anomali, misalnya ada perusahaan bagus, namun harga sahamnya terus turun, maka para analis akan membahas kondisi ekternal. Jadi ketika ada mobil bagus namun tidak bergerak ke tujuan, seorang analis fundamenal akan fokus membahas kondisi jalannya. Mungkin cuacanya lagi hujan sehingga jalannya jadi licin, atau mungkin jalannya berlubang, dll.
Begitu juga dengan analisa saham, seringkali kita mendengar pergerakan harga saham dihubung-hubungkan dengan hal-hal ekternal yang sebenarnya tidak ada hubungannya. seperti Perang Dagang antara US dan China, Brexit di Inggris, Kebijakan Bank Central di Amerika, atau di Jepang atau di Eropa, dan banyak lagi.
Kedua : Untuk mencari mobil bagus yang belum disetir oleh Bandar
Strategi inilah yang digunakan oleh Lo Kheng Hong, beliau menggunakan kesabarannya yang tanpa batas untuk mencari dan masuk ke saham-saham dengan fundamental bagus, namun belum jalan karena belum ada supirnya. Seorang investor yang menggunakan Analisa Fundamental percaya kalau mobilnya bagus, cepat atau lambat akan dijalankannya juga oleh Bandarnya.
Strategi ini terbukti berhasil digunakan oleh Lo Kheng Hong, dan sejumlah kecil investor ritel lainnya, yang jumlahnya mungkin bisa dihitung oleh jari. Karena memang pada prakteknya belum tentu saham dengan fundamental bagus akan dinaikan harganya oleh bandar, di bursa kita ada puluhan saham dengan fundamental bagus, yang harganya tidak naik-naik dalam 5 bahkan 10 tahun terakhir. Jadi memang seperti kami pernah bahas dalam artikel : Strategi Ampuh Lo Kheng Hong untuk Kalahkan Bandar Saham !! kunci utama dalam sukses menggunakan metode ini bukanlah kemampuan menganalisa kualitas mobil, kuncinya adalah kesabaran tanpa batas, dan uang yang tidak pernah habis.
Dengan penjelasan di atas tentunya kita sudah mengerti, terlepas dari kualitas mobilnya dan kondisi di jalanan, sebenarnya faktor paling essensitial dalam pergerakan sebuah mobil tetap saja supir dari mobil itu sendiri.
Sebagus apa pun mobilnya, sekondusif apa pun cuaca di jalan, kalau tidak ada supirnya, mobil tersebut hanya akan terus diparkir. Di sisi lain sejelek apa pun mobilnya kalau supirnya handal maka mobilnya akan bergerak secara lincah sampai ke tujuan.
Inilah yang membedakan nasib dari bapak dalam cerita di atas, dengan kompetitornya.
Memang benar, bapak tersebut punya mobil yang lebih bagus, bahkan mobilnya terus dimodifikasi dan diservis, namun karena bapak tersebut belum memahami Teori Mobil Butut, jadi tidak pernah terpikir olehnya untuk meng-hire supir untuk mengendalikan harga sahamnya supaya bisa bergerak menuju tujuan yang beliau harapkan.
Jadi tidak heran sampai saat ini harga sahamnya masih terus parkir, seperti mobil yang tidak ada supirnya.
Di sisi lain kompetitornya memang punya mobil yang jauh lebih jelek, bahkan perawatan mobilnya pun hanya seadanya, namun dia paham benar tentang makanisme pergerakan harga di bursa saam, itu sebabnya daripada terus menerus merawat mobilnya, dia lebih fokus mencari driver terbaik untuk menyetir pergerakan harga sahamnya, supaya harga sahamnya bisa sampai ke tujuan yang diharapkan pemiliknya. Itulah kunci kesuksesannya.
Sosok supir yang saya maksud adalah sosok Bandar Saham, atau kalau diluar negeri sosok ini lebih sering disebut sebagai Market Maker. Sosok Bandar berperan untuk mengatur atau menyetir pergerakan harga saham agar harganya bisa sampai ke tujuan. Tanpa ada Bandar yang menyetir pergerakan harga, saham apa pun hanya akan parkir, di bursa kita ada ratusan saham tidur karena tidak ada yang ditugaskan menyetir harga sahamnya.
( Bagi anda yang belum mengenal siapa sebenarnya yang disebut sebagai Bandar, anda bisa membaca artikel : Bandar Saham, Siapa Mereka dan Apa Yang Mereka Lakukan ? )
Lalu apakah ini artinya kualitas perusahaan atau mobil tidak penting ?!
Penting tentunya ! Anda bisa bertanya kepada setiap supir, semuanya akan mengatakan kualitas mobil sangatlah penting, terutama untuk perjalanan jarak jauh / jangka panjang. Kualitas mobil juga sangat akan penting jika dalam perjalanan harus menghadapi cuaca buruk.
Itulah sebabnya saham-saham dengan fundamental bagus biasanya tidak ada matinya, setelah terpuruk, dia bisa bangkit lagi, karena memang mobilnya berkualitas dan tahan banting, dan supirnya pun bisa menyetir mobil tersebut melalui medan apa pun.
Di sisi lain perusahaan yang abal-abal biasa umurnya pendek, sama seperti mobil butut yang akan cepat rusak kalau terlalu sering dijalankan. Namun meskipun kualitasnya rendah, mobil butut tetap punya kelebihan dibanding dengan mobil mewah.
Karena kalau mobilnya sejak awal sudah butut, supirnya tidak perlu berhati-hati dalam menyetirnya, itu sebabnya di bursa saham semakin tidak jelas perusahaannya, semakin menggila pergerakan harganya. Kurang lebih seperti angkot yang bisa disetir sesukanya oleh supirnya, karena kalau lecet pun tidak akan ada yang marah, selama penumpang sampai ke tujuan dan selama setoran berhasil terbayar.
Di sisi lain perusahaan bagus sama seperti mobil bagus, biasa jalannya lebih elegan, kalau sedang naik, naik secara perlahan, kalau turun pun turunnya secara perlahan.
LALU APA YANG DILAKUKAN ANALISA TECHNICAL
Analisa Technical adalah analisa yang fokus menganalisa pergerakan harga di masa yang lalu. Dalam analisa technical kita diajarkan untuk tidak mempedulikan kualitas mobil, karena fokusnya hanya pada jejak yang ditinggalkan mobil tersebut.
Contoh setelah diteliti jejaknya, ditemukan bahwa sebuah mobil lebih sering belok ke kanan, maka dari data jejas mobil tersebut akan muncul 2 jenis analisa :
Satu analisa akan mengatakan, setelah mempelajari pergerakan mobil di masa lalu, ternyata mobil tersebut lebih sering belok ke kanan, maka menurut analisa technical, selanjutnya mobil tersebut akan belok kanan lagi. Itulah salah satu contoh dari Analisa technical.
Namun tentunya semua orang pun mengerti hanya karena di masa lalu mobil tersebut sering belok kanan, bukan berarti supirnya diwajibkan untuk selalu belok ke kanan, kalau dia mau bisa juga memutuskan untuk belok ke kiri.
Itu sebabnya analisa technical selalu memiliki 2 versi, teori pertama adalah teori trend continuation seperti dibahas sebelumnya, namun teori satu lagi adalah trend reversal. Teori ini mengatakan : Kalau di masa lalu sebuah mobil sering belok ke kanan, maka kemungkinan selanjutnya akan belok ke kiri.
Itulah keistimewaan Analisa Technical, karena analisa ini sudah mengcover 2 kemungkinan yang ada, harga akan naik dan harga akan turun. Jadi sudah dipastikan salah satu pasti benar.
Salah satu contohnya dalam analisa technical kita sering mendengar istilah support dan resisten. Jadi kalau harga saham ‘mantul’ di sebuah level yang analis-nya harapkan, maka level tersebut akan disebut sebagai support, namun kalau ternyata harganya tidak mantul melainkan terus turun, maka level yang sebelumnya dianggap support akan berubah jadi resisten.
Analisa Technical sendiri sebenarnya tidak diciptakan untuk memprediksi pergerakan harga di masa yang akan datang, karena analisa ini diciptakan kurang lebih 100 tahun yang lalu oleh seorang wartawan bernama Charles Dow, dan fungsinya untuk mengomentari pergerakan Big Player, alias Bandar alias Supir dari suatu saham di korannya Wall Street Journal. (Anda bisa mendalami sendiri dengan googling sejarah dari kemunculan Analisa Technical)
Jadi memang sebagai trader atau investor kita punya 3 pilihan :
- Kita bisa menganalisa kualitas mobilnya, dengan menggunakan analisa Fundamental.
- Menganalisa karakter, kebiasaan, dan pergerakan supirnya, dengan menggunakan analisa Bandarmologi
- Atau fokus menganalisa jejak di masa lalu yang ditinggalkan mobil tersebut dengan menggunakan Analisa Technical.
Analisa mana yang paling banyak memberikan keuntungan ?
Tidak pernah ada jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini, karena pertanyaan seperti itu kurang lebih seperti bertanya : “Kalau mau memulai bisnis, bisnis apa yang bisa paling cepat buat kaya ?”
Jawabannya adalah bisnis yang paling sesuai dengan karakter, pengalaman, dan pengetahuan anda. Karena pada akhirnya akan ada orang yang menjadi kaya raya dari bisnis sampah, dan kaya raya dari bisnis mobil mewah. Karena intinya bukan bisnis apanya, tapi siapa orang yang menjalankannya.
Bagi saya pribadi, saya pernah mempelajari semua jenis analisa dan bagi saya Analisa Bandarmologi adalah yang paling baik, karena saya orangnya kritis, logis dan selalu ingin paham dulu inti permasalahannya baru bisa mengambil keputusan. Selain itu saya juga tidak punya kesabaran tanpa batas seperti Lo Kheng Hong. Namun kalau anda tanya orang lain mungkin jawabannya akan berbeda.
Namun terlepas dari analisa apa yang akan jadi pilihan anda, pemahaman tentang Teori Mobil Butut ini sangatlah penting. Karena ini akan menjelaskan hubungan dari masing-masing analisa yang ada, setelah memahami hubungannya anda bebas memilih. Mau analisa mobilnya, supirnya, atau jejaknya…