teks cerita fiksi membantu memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih luas agar terampil berpikir kritis dan kreatif, serta bertindak efektif menyelesaikan permasalahan kehidupan nyata yang tidak terlepas dari kehadiran teks.
Pengalaman tokoh rekaan dalam menyelesaikan komplikasi permasalahan yang dibangun melalui imajinasi penulis digunakan sebagai motivasi dalam meraih cita-cita dan mencipta
citra pribadi peserta didik. Permasalahan yang dihadapi para tokoh ini perlu dievaluasi agar dapat terpecahkan.
Menguraikan komplikasi dan mengevaluasi permasalahannya dibahas untuk menguatkan kapasitas peserta didik guna memanfaatkan keberadaan bahasa Indonesia dalam menempatkan diri sebagai cerminan sikap bangsa Indonesia di lingkungan pergaulan dunia global.
Untuk dapat mengurai komplikasi cerita fiksi dalam novel, kegiatan pembelajaran yang berbasis teks ini dibahas dalam tiga tahap: yaitu
(1) pembangunan konteks dan pemodelan teks cerita fiksi,
(2) kerja bersama pembangunan teks cerita fiksi, serta
(3) kerja mandiri pembangunan teks cerita fiksi.
Dalam setiap cerita fiksi, terdapat komponen abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda. Melalui tahapan kegiatan pembelajaran teks tersebut, ditemukan rentetan peristiwa yang dialami tokoh, melalui imajinasi penulis, mulai dari munculnya persoalan, terjadinya klimaks, hingga adanya pemecahan masalah yang diangkat dalam setiap cerita fiksi.
Urutan peristiwa itu, baik pada tahap kerja bersama maupun kerja mandiri membangun teks, dilakukan untuk membangun teks yang menerapkan pembelajaran saintifik dengan model pembelajaran teks berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran teks berbasis proyek (project based learning), dan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning), serta penilaian autentik.
Pengalaman tokoh rekaan dalam menyelesaikan komplikasi permasalahan yang dibangun melalui imajinasi penulis digunakan sebagai motivasi dalam meraih cita-cita dan mencipta
citra pribadi peserta didik. Permasalahan yang dihadapi para tokoh ini perlu dievaluasi agar dapat terpecahkan.
Menguraikan komplikasi dan mengevaluasi permasalahannya dibahas untuk menguatkan kapasitas peserta didik guna memanfaatkan keberadaan bahasa Indonesia dalam menempatkan diri sebagai cerminan sikap bangsa Indonesia di lingkungan pergaulan dunia global.
Untuk dapat mengurai komplikasi cerita fiksi dalam novel, kegiatan pembelajaran yang berbasis teks ini dibahas dalam tiga tahap: yaitu
(1) pembangunan konteks dan pemodelan teks cerita fiksi,
(2) kerja bersama pembangunan teks cerita fiksi, serta
(3) kerja mandiri pembangunan teks cerita fiksi.
Dalam setiap cerita fiksi, terdapat komponen abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda. Melalui tahapan kegiatan pembelajaran teks tersebut, ditemukan rentetan peristiwa yang dialami tokoh, melalui imajinasi penulis, mulai dari munculnya persoalan, terjadinya klimaks, hingga adanya pemecahan masalah yang diangkat dalam setiap cerita fiksi.
Urutan peristiwa itu, baik pada tahap kerja bersama maupun kerja mandiri membangun teks, dilakukan untuk membangun teks yang menerapkan pembelajaran saintifik dengan model pembelajaran teks berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran teks berbasis proyek (project based learning), dan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning), serta penilaian autentik.