Pernahkah kamu mendengar suara berdenging di dalam telinga sendiri? Dari manakah suara itu berasal? Mengapa hal seperti itu bisa terjadi? Bahayakah hal itu bagi kesehatan manusia?
Seperti dikutip Mayo Clinic, Rabu (31/7/2013),
tinnitus adalah sebuah kondisi ketika seseorang mendengar suara dengungan di dalam telinganya sendiri. Ketika seseorang mengalami hal ini, mungkin saja ini menjadi pertanda bahwa telinganya sedang atau akan mengalami gangguan, seperti cedera atau bahkan kemampuan pendengaran akan menghilang. Kondisi ini memang tidak terlalu serius dan biasanya hilang dengan sendirinya, namun hal ini mungkin akan menganggu ketika akan mendengarkan suara dari luar.
Telinga berdengung dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Berdengung subyektif
Suatu kondisi di mana suara dengungan yang ada dalam telinga hanya dapat didengarkan sendiri, orang lain tidak bisa mendengarkannya. Ini merupakan jenis yang paling umum dari tinnitus. Adanya masalah pada telinga bagian luar, tengah, atau dalam dan masalah pada saraf pendengaran (auditory) dan pada bagian otak yang berfungsi menafsirkan sinyal saraf sebagai suara (jalur pendengaran), mungkin menjadi penyebab dari telinga berdengung ini.
2. Berdengung obyektif
Suatu kondisi di mana suara dengungan yang ada dalam telinga dapat didengarkan oleh orang lain, salah satunya dokter, ketika ia memeriksa telinga penderita. Ini merupakan jenis langka dari tinnitus yang mungkin disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah, kontraksi otot, dan kondisi tulang telinga bagian dalam.
Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, terutama orang tua yang berumur lebih dari 60 tahun. Sebab, semakin tua usia seseorang, kemampuan organ pendengaran juga ikut berkurang. Selain itu, jumlah serabut saraf yang berfungsi dalam telinga juga turun menurun. Hal ini akan menimbulkan masalah pada pendengaran dan sering dikaitkan dengan tinnitus. Bila dibandingkan dengan wanita, kaum pria lah yang lebih berisiko mengalami hal ini. Ketika seseorang mengalami hal ini, ia mungkin akan mengalami masalah pada siklus tidur, sulit berkonsentrasi, memori otak bermasalah, sering lelah, depresi, stres, dan mudah tersinggung. Namun, apabila masalahitudiatasisegeradengancara yang tepat, suara bising dalam telinga dapat berkurang dan tinnitus berangsur-angsur membaik.
Sumber : buku K13 Ilmu Pengetahuan Alam kelas 8
Seperti dikutip Mayo Clinic, Rabu (31/7/2013),
tinnitus adalah sebuah kondisi ketika seseorang mendengar suara dengungan di dalam telinganya sendiri. Ketika seseorang mengalami hal ini, mungkin saja ini menjadi pertanda bahwa telinganya sedang atau akan mengalami gangguan, seperti cedera atau bahkan kemampuan pendengaran akan menghilang. Kondisi ini memang tidak terlalu serius dan biasanya hilang dengan sendirinya, namun hal ini mungkin akan menganggu ketika akan mendengarkan suara dari luar.
Telinga berdengung dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Berdengung subyektif
Suatu kondisi di mana suara dengungan yang ada dalam telinga hanya dapat didengarkan sendiri, orang lain tidak bisa mendengarkannya. Ini merupakan jenis yang paling umum dari tinnitus. Adanya masalah pada telinga bagian luar, tengah, atau dalam dan masalah pada saraf pendengaran (auditory) dan pada bagian otak yang berfungsi menafsirkan sinyal saraf sebagai suara (jalur pendengaran), mungkin menjadi penyebab dari telinga berdengung ini.
2. Berdengung obyektif
Suatu kondisi di mana suara dengungan yang ada dalam telinga dapat didengarkan oleh orang lain, salah satunya dokter, ketika ia memeriksa telinga penderita. Ini merupakan jenis langka dari tinnitus yang mungkin disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah, kontraksi otot, dan kondisi tulang telinga bagian dalam.
Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, terutama orang tua yang berumur lebih dari 60 tahun. Sebab, semakin tua usia seseorang, kemampuan organ pendengaran juga ikut berkurang. Selain itu, jumlah serabut saraf yang berfungsi dalam telinga juga turun menurun. Hal ini akan menimbulkan masalah pada pendengaran dan sering dikaitkan dengan tinnitus. Bila dibandingkan dengan wanita, kaum pria lah yang lebih berisiko mengalami hal ini. Ketika seseorang mengalami hal ini, ia mungkin akan mengalami masalah pada siklus tidur, sulit berkonsentrasi, memori otak bermasalah, sering lelah, depresi, stres, dan mudah tersinggung. Namun, apabila masalahitudiatasisegeradengancara yang tepat, suara bising dalam telinga dapat berkurang dan tinnitus berangsur-angsur membaik.
Sumber : buku K13 Ilmu Pengetahuan Alam kelas 8