Perlu kamu ketahui bahwa dalam proses garap gerak tari
banyak teknik dan cara yang dapat ditempuh pada saat melakukan proses
pengembangan gerak tari. Dalam melakukan proses garap gerak tari dapat kita
lakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.
Pengertian sederhana dari proses eksplorasi adalah proses
penjajagandan pencarian motif-motif gerak melalui berbagai cara yang dilakukan
pada saat melakukan proses garap gerak tari. Dalam melakukan proses penjajagan gerak
dan pencarian motif-motif gerak diperlukan beberapa cara atau stimulus sehingga
mendapatkan ide atau gagasan dalam membuat motif-motif gerak untuk kebutuhan
garapan tari. Pada langkah ekplorasi biasanya terbentuk karena adanya rangsang
awal yang ditangkap oleh pancaindera. Melalui rangsang inilah, praktik ide dan
gagasan mengembangkan gerak dapat dilakukan dan akan mewujudkan proses kreatif
gerak yang cenderung orisinal dari karya tari yang dibuat secara sederhana.
Adapun rangsang dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat membangkitkan pikir,
semangat, dan mendorong terjadinya suatu kegiatan. Dalam proses eksplorasi ada
beberapa stimulus yang dapat digunakan oleh penata tari dalam melakukan proses
garap. Beberapa stimulus tersebut di antaranya berupa rangsang auditif, visual,
ideasional (gagasan), dan rangsang kinestetik. Untuk lebih jelasnya dapat
diuraikan secara singkat sebagai berikut.
1. Rangsang Dengar (Auditif)
Rangsang auditif adalah salah satu tahapan mengembangkan
gagasan gerak yang diilhami oleh suara atau bunyi suatu benda atau perbuatan,
seperti suara instrumen musik (gendang, seruling, gamelan, dan yang lainnya), suara
manusia (nyanyian, puisi, tangisan, dan yang lainnya), suara alam atau
lingkungan (gemuruh ombak, angin, kicauan burung, dan yang lainnya) seringkali
menarik dan menjadi rangsang dinamis tari.
2. Rangsang Visual
Rangsang visual muncul karena pancaindera yang berupa mata
menangkap berbagai hal yang menarik untuk diungkapkan dalam bentuk gerak tari.
Rangsang visual ini dapat timbul dari objek gambar, warna,
wujud, patung melihat orang menari atau bergerak, dan lain sejenisnya. Seorang
penata tari melalui gambaran visual tersebut dapat mengambil gagasan/konsep
yang ada di balik hasil penglihatannya dan dengan segera mampu bereksplorasi menciptakan
gerak tarian yang diinginkan.
3. Rangsang Kinestetik
Rangsang kinestetik merupakan tahapan pengembangan gerak
tari berdasarkan kesadaran pengolahan potensi tubuh kita. Dalam tahapan ini dapat
dilakukan seperti pada saat mengolah gerak berdasarkan pola hitungan.
4. Rangsang Gagasan (Idesional)
Rangsang gagasan adalah rangsang yang seringkali digunakan
penata tari dalam membuat karyanya. Untuk menyampaikan gagasan atau cerita yang
akan disajikan biasanya gerak dirangsang dan dibentuk dengan kapasitas kemampuan
penata tari.