Selamatan, tahilan 7 hari setelah kematian

*MENGADAKAN SELAMATAN SETELAH KEMATIAN*

Bagaimana hukum mengadakan selamatan di hari ke 3 dan 7 dan 40 hari orang yang meninggal dunia?

قَالَ طَاوُسَ: إنَّ الْمَوْتَى يُفْتِنُوْنَ فِي قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ أنْ يُطْعِمُوْا عَنْهُمْ تَلْكَ اْلأيّاَمِ إلَى أنْ قَالَ عَنْ عُبَيْدِ ابْنِ عُمَيْرِ قَالَ: يُفْتِنُ رَجُلانِ مُؤمِنٌ وَمُنَافِقٌ فَأمَّا الْمُؤمِنُ فَيُفْتِنُ سَبْعًا وَأمَّا الْمُناَفِقُ فَيُفْتِنُ أرْبَعِيْنَ صَبَاحًا

Imam Thawus berkata: Seorang yang mati akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburnya selama 7 hari. Untuk itu, sebaiknya mereka (yang masih hidup) mengadakan jamuan makan (sedekah) untuknya selama hari-hari tersebut. Sahabat Ubaid ibn Umair berkata: “Seorang mukmin dan seorang munafiq sama-sama akan mengalami ujian dalam kubur. Bagi seorang mukmin akan mendapat ujian selam 7 hari, sedang seorang munafiq selama 40 hari di waktu pagi.” (Al Hawi lil Fatawa as Suyuti, Juz II hal 178).

Hadis Thawus ini dibahas oleh Imam Ibnu Hajar dalam “al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyyah”, ketika beliau ditanya tentang hadist thowus, bliau menjawab bahwa pendapat tersebut mempunyai dasar yang kuat (ashlun ashilun) dalam syara’ di mana sjumlah ulama telah meriwayatkan yakni 1,Thawus dengan sanad yang shahih, 2. juga dari ‘Ubaid bin ‘Umair, dengan sanad yang berhujjah pada Ibnu ‘Abdul Bar, yang merupakan seorang ulama yang di anggap lebih besar maqam tabi`innya daripada Thawus, bahkan ada qil yang mnyatakan bahawa ‘Ubaid bin ‘Umair ini adlah seorang sahabat karena beliau dilahirkan dalam zaman Nabi n hidup pada sbagian zaman Sayyidina ‘Umar di Makkah, dan ke 3 dari Mujahid. Dan hukum 3 riwayat ini adalah hukum hadis mursal marfu 'karenaa prsoalan yang hubungnya dg orang mati mendapat ujian 7 hari merupakn hal ghaib yang tidak dapat diketahui dalam ranah akal. Bila keterangan ini datangnya dari tabi`in maka dihukumi mursal marfu 'kepada rosul sbgaimana dijelaskan oleh para imam hadits. Nah…… hadist Mursal itu blh dijadikan hujjah, spti halny imam Hanafi, Maliki, Hanbali dan juga Imam Syafi `i bila ia didukung oleh riwayat lain. Spti yang saya paparkan di dpn tadi bahwa hadits thowus ini telah didukung 2 mursal yang lain (yaitu Mursal 'Ubaid dan Mursal Mujahid), bahkan imam ibnu hajar berpendapat bahwa sabit' Ubaid itu adalah seorang sahabat yang bersambung riwayatnya dengan Nabi.

Jadi tdk benar jika ada yg mengatakan kalo selamatn org meninggal meniru tradisi hindu seperti wacana yg dihembuskan oleh kelompok takfiri.

M. Ali Maghfur Syadzili