katak dan apel

Grandsyaikh 'Abdul Khaliq mengajak sang murid keluar dan pergi ke danau di dekat tempat khalwah. Di sana mereka melihat sekumpulan katak (frog). Grandsyaikh 'AbdulKhaliq bertanya, "Apa yang kau lihat, anakku?"
"Engkau lebih tahu, wahai Syaikhku", jawab sang murid.
"Perhatikanlah katak2 itu, apakah kau menyukai mereka?", tukas Grandsyaikh 'Abdul Khaliq.
Sang murid menjawab, "Mereka adalah makhluq Allah juga, wahai Syaikhku."
Seekor katak melompat keluar, dan menjilati kotoran di sekitar danau tsb. Dan kemudian kembali ke danau.
"Apa yang terjadi menurutmu, anakku?"
"Aku berpikir....." kata sang murid (Audio tdk jelas)
Katak yang melompat tadi, tiba2 tertawa pada sang murid, dan tertawa pada Grandsyaikh 'Abdulkhaliq, dan berbicara dalam bahasa Arab yg fasih kepada sang murid, "Aku tidak khawatir akan rezekiku, kenapa mesti engkau khawatir akan rezekimu, padahal Allah SWT adalah Ar-Razzaq, Sang Maha Pemberi Rezeki".
Barulah sang murid tersadar bahwa gurunya tengah mengajarkannya tentang Tawakkul, berserah diri kepada Allah SWT.
Kemudian Grandsyaikh 'Abdulkhaliq AlGhujdawani mengajak sang murid ke tempat lain yang ditumbuhi pohon apel.
Grandsyaikh 'AbdulKhaliq menyuruh sang murid melemparkan sebuah batu ke pohon apel yg ada di situ. Ketika batu tsb mengenai pohon apel tsb, 10 buah apel terjatuh.
"Wahai anakku, jadilah spt pohon apel itu. Ketika orang2 menyakitimu, kembalikanlah kebaikan pada mereka," ajar Grandsyaikh.
Grandsyaikh Abdulkhaliq mengajarkan dua hal pada sang murid:
1. Tawakkul, berserah diri akan urusan2 kita hanya pada Allah
2. Sifat Pemurah (generosity), mengembalikan kebaikan hatta pada orang2 yang menyakiti kita.

 https://www.facebook.com/naqsybandiyya/posts/10208007823367809