SRIPOKU.COM - Ada banyak penyakit yang sering mengintai kesehatan wanita.
Selain kanker, kista dan miom menjadi penyakit yang tergolong menakutkan bagi kaum hawa.
Baik kista, maupun miom (mioma) merupakan tumor jinak yang terjadi karena pertumbuhan jaringan yang tidak normal.
Sama-sama tumbuh di rahim atau ovarium wanita, ternyata kista dan miom dapat mempengaruhi kesuburan wanita.
Sekilas keduanya memang terlihat mirip dan memiliki gejala yang sama, tapi pada dasarnya masalah kesehatan ini sangat berbeda.
Simak berikut penjelasannya:
1. Perbedaan kista dan miom dari ciri-cirinya
Benjolan tumor jinak seperti kista dan miom kerap disalahartikan sebagai lemak perut. Tapi, miom dan kista memiliki ciri-ciri khas.
Melansir Advanced Gynecology, kista adalah benjolan berupa kantong berisi cairan. Pada wanita, kista biasanya berkembang di luar ovarium atau indung telur.
Sedangkan miom adalah benjolan berupa jaringan padat yang tidak ganas. Pada wanita, miom bisa tumbuh di dalam atau luar dinding rahim.
2. Perbedaan kista dan miom dari penyebabnya
Penyebab kista bisa tumbuh di ovarium biasanya karena penumpukan limbah atau produk sampingan dari siklus menstruasi wanita.
Kista ovarium juga bisa berasal dari gangguan fungsi ovarium atau masalah pada folikel ovarium.
Selain itu, kista ovarium juga bisa disebabkan ketidakseimbangan hormon, kehamilan, sampai endometriosis.
Sedangkan faktor risiko penyebab miom bisa tumbuh di rahim di antaranya ketidakseimbangan hormon, berat badan berlebih, dan perubahan genetik.
3. Perbedaan kista dan miom dari gejalanya
Dilansir dari laman resmi Mount Alvernia Hospital, terkadang kista dan miom tidak menimbulkan gejala.
Terlebih jika pertumbuhan jaringan abnormal tersebut ukurannya masih relatif kecil.
Namun, terkadang penderita merasakan gejala kista ovarium berupa nyeri haid yang parah.
Penderita juga akan merasakan sakit perut hebat apabila kista pecah atau terjadi pendarahan pada kista.
Sedangkan gejala miom di rahim yang kerap dirasakan penderitanya, antara lain nyeri haid sangat sakit dan anemia.
Kedua penyakit ini sama-sama bisa diketahui lewat pemeriksaan fisik, USG, CT scan atau MRI oleh dokter spesialis ginekologi.
4. Perbedaan kista dan miom dari cara mengatasinya
Cara mengatasi kista dan miom pada wanita berbeda, tergantung kondisi kesehatan dan tingkat keparahan penyakit.
Banyak kista ovarium yang bisa sembuh sendiri dan tidak membutuhkan perawatan medis.
Dokter kemungkinan akan terus memantau untuk memastikan kista tidak menimbulkan komplikasi.
Apabila rentan terjadi komplikasi, dokter biasanya akan meresepkan obat untuk mencegah kista terus tumbuh.
Apabila ukurannya cukup besar atau pecah, dokter dapat menyarankan operasi.
Sedangkan cara mengatasi miom pada wanita biasanya hanya lewat operasi. Pemberian obat terkadang dapat mengecilkan ukuran miom.
Jika Anda mengalami kista atau miom, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter sebelum tumor jinak ini berdampak pada kesehatan.