Drama : LINGKUNGAN KITA SI MULUT BESAR

LINGKUNGAN KITA SI MULUT BESAR
Naskah: Aufa A. Ifada



Fade in
Sebuah tirai putih dengan cahaya siluet merah sosok 1  bergerak mengeksplorasi tubuh

Sosok 1 : Orang bijaksana telah banyak mendatangimu, untuk memberikan ajaran kebijaksanaannya. Namun aku datang mengambil kebijaksanaan itu. Lihat, lihatlah, kutemukan sesuatu yang malah lebih besar dari kebijaksanaan. Itulah sumber semangat dalam dirimu.

Fade out
Musik mengalun lembut

fade in
dalam sebuah kubangan tanah dan lumpur (eksplorasi tubuh)

Aktor 1 : Seperti tanah lempung, pinggir kampung, masalaluku kuaduk-aduk, kubikin bentuk-bentuk, patung peringatan

disudut lain terdapat tumpukan kardus-kardus, lalu muncul sosok lainnya

Aktor 2 : Di sini kami bisa menikmati cicit tikus, di dalam rumah miring ini kami mencium selokan dan sampan, bagi kami setiap hari adalah kebisingan. Di sini kami berdesak – desakan dan berkeringat, bersama tumpukan gombal – gombal dan piring – piring. Di sini kami bersetubuh dan melahirkan anak – anak kami.

Aktor 1 & 2 terpatung

Cahaya redup

Tirai Siluet
Fade in
Sosok 1 : Jika kau tak sanggup lagi bertanya, kau akan ditenggelamkan keputusan – keputusan.Jika kau tahan kata – katamu, mulutmu tak bisa mengucapkan apa maumu, Terampas
Fade out
Fade in
Aktor 1 : Berkali – kali kuhancurkan, kubentuk lagi, kuhancurkan, kubentuk lagi, patungku tak jadi – jadi

Aktor 2 : Di dalam rumah miring ini, kami melihat matahari menyelinap, dari atap ke atap, meloncati selokan, seperti pencuri…
(berlari kecil meninggalkan panggung)

Aktor 1 : Aku ingin sempurna, patungku tak jadi – jadi. Lihat ! Diriku makin blepotan, dalam penciptaan.
(terhempas)

Sosok-sosok lain datang dari dalam dengan gerakan terbungkuk….

Aktor 3 : Jalan raya dilebarkan, kami terusir. Mendirikan kampung, digusur, kami pindah – pindah, menempel di tembok – tembok, dicabut, terbuang….

Aktor 4 : Radio dari segenap penjuru tak henti – hentinya membujuk kami, merampas waktu kami dengan tawaran – tawaran sandiwara obat – obatan dan berita yang meragukan….

Aktor 5 : kami bermimpi punya rumah untuk anak – anak, tapi bersama hari – hari pengap yang menggelinding, kami harus angkat kaki….
(Semua mematung)

Cahaya redup

Tirai Siluet
Fade In
Sosok 1 : Jika kau tak sanggup lagi bertanya, jika kau tahan kata – katamu, kau akan diperlakukan seperti bati, dibuang, dipungut, atau dicabut seperti rumput, atau menganga, diisi apa saja menerima, tak bisa ambil bagian…
Fade out

Fade in
Aktor 3 : Kucing hitam jalan pelan, meloncat turun dari atap, tiga orang muncul dalam gelap, sembunyi menggenggam besi…

Aktor 4 : kucing hitam jalan pelan – pelan, diikuti bayang – bayang, ketika sampai di mulut gang, tiga orang menggeram, melepaskan pukulan…

Aktor 5 : bulan disaput awan meremang, saksikan perayaan kemiskinan, daging kucing pindah ke perut orang !

Aktor 3 : bulan malam membuka mataku, merambati wuwungan rumah – rumah bambu, yang rendah dan yang miring di muka parit yung suka banjir. Membayanglah masa depanmu….

Aktor 4 : rumah – rumah bambu yang rendah dan yang miring, lentera minyak gemetar merabamu. Pengembara…oh…pengembara yang nyenyak, bulan malam menggigit batinku. Mulutnya lembut seperti orang yang tua, mengulurkan lontaran nasibmu

Aktor 3, 4 dan 5 bersamaan dengan gerakan tarian
 Ohh… tanah – tanah yang segera rata, berubahlah menjadi pabrik – pabriknya…

Aktor 5 : kita kembali bergerak seperti jamur, liar di pinggir – pinggir kali. Menjarah tanah – tanah kosong, mencari tanah pemukliman di sini, beranak cucu melahirkan anak suku-suku terasing yang akrab dengan peluh dan matahari

Aktor 3, 4 dan 5 kembali bersamaan dengan gerakan tarian
 Ohh… tanah – tanah yang segera rata, berubahlah menjadi pabrik – pabriknya…

Cahaya redup

Fade in
Tirai siluet
Sosok 1 : di tanah negeri ini milikmu Cuma tanah air….
Fade out

Musi gemuruh

Fade in
Muncul 2 sosok berbalut koran di sekujur tubuh

Aktor 6 : Sajakku adalah kata-kata, yang mula-mula menyumpal di tenggorokan, lalu lahir ketika kuucapkan. Sajakku adalah kata-kata, yang mula-mula bergulung-gulung dalam perasaan, lalu lahirlah ketika kuucapkan

Aktor 7 : istirahatlah kata-kata, jangan menyembur – nyembur orang-orang bisu, kembalilah ke dalam rahim segala tangis dan kebusukan, dalam sunyi yang mengiris, tempat orang-orang mengingkari, menahan ucapannya sendiri

Aktor 6 : sajakku adalah kebisuan, yang sudah kuhancurkan. Sehingga aku bisa mengucapkan dan engkau mendengarkan

Aktor 7 : tidurlah kata-kata, kita bangkit nanti, menghimpun tuntutan-tuntutan yang miskin dan dihancurkan. Nanti kita akan mengucapkan bersama tindakan bikin perhitungan

Aktor 6 dan 7 bersamaan
 Tak bisa lagi ditahan-tahan, sajakku melawan kebisuan

Cahaya redup

Tirai siluet
Sosok 1 : jika kau tak berani lagi bertanya, kita akan jadi korban keputusan, jangan kau penjarakan ucapanmu, jika kau menghamba kepada ketakutan, kita memperpanjang barisan perbudakan
Fade out

Fade in
Musik mengalunkan gending jawa

Sosok 2 dan 3 duduk bersimpuh diatas trap kayu

Sosok 2 : rahasia apa di tabir waktu, dalam seperti sumur rasa yang dipendam. Simpan ragam suara dan kepiluan, gema gamang dan kemesraan hilang….

Sosok 3 : rahasia apa di tabir angan, pandang lantai di kabut pagi, dau pohon-pohon berair embun. Aku ingat salju dan ingat jepang, ingat kuli dan hening biru. Siapa terdalam dalam angan….

Sosok 2 dan 3 bersamaan
     Siapa dalam sunyi, siapa menetes dalam sunyi….. seperti bergurau…. Pasukan perang belum berhenti perang, siang malam mencari batas di dalamnya, siapa sembunyi dalam sejarahku….

Cahaya redup perlahan

Sosok 4 muncul secara tiba-tiba
Cahaya kembali terang dengan lampu general ke sosok 4

Sosok 4 : ini daerah kekuasaan kami, jangan lewati batas itu, jangan campuri apa yang terjadi disini, karena kalian penonton, kalian orang luar, jangan rubah cerita yang telah kami susun, jangan belokkan jalan cerita yang telah kami rencanakan, karena kalian adalah penonton, kalian adalah orang luar, kalian harus diam

(berjalan mengelilingi panggung)
panggung seluas ini hanya untuk kami…. Apa yang terjadi di sini jangan ditawar – tawar lagi, panggung seluas ini hanya untuk kami, jangan coba bawa pertanyaan-pertanyaan berbahaya ke dalam permainan ini, panggung seluas ini hanya untuk kami, kalian harus bayar kami untuk membiayai apa yang kami kerjakan disini

(duduk bersila ditengah panggung)
biarlah kami menjalankan kekuasaan kami. Tontonlah…. Tempatmu di situ…

Fade Out

Selamat Berproses