Simbol seni musik



Seni musik merupakan simbolisasi pencitraan dari unsur-unsur musik dengan substansi dasarnya suara dan nada atau notasi. Notasi sebagai salah satu elemen musik merupakan simbol musik utama yang berupa nadanada. Melalui notasi kita dapat menunjukkan secara tepat tinggi rendahnya nada. Nada ditulis dengan simbol. Simbol musik itu dinamakan not. Pada simbol musik daerah Sunda notasi identik dengan sebutan Titilaras. Titilaras merupakan unsur yang pertama kali mewarnai seni karawitan. Soepandi (1975) menyebutkan titi adalah nada atau not, laras adalah merupakan susunan nadanada yang sudah ditentukan jumlah dan swarantaranya dalam satu gembyang.
Gembyang identik dengan istilah oktaf dalam musik barat. Selain laras dalam karawitan Sunda yang menjadi ciri dan karakter dari wujud musik dikenal adanya sebutan surupan. Surupan adalah tinggi rendahnya nada atau suara yang disusun berurutan, baik pada oktaf kecil maupun oktaf besar dengan jumlah nada dan interval tertentu. Pendapat senada diungkapkan Raden Machjar Angga Kusumadinata (1925) dalam tulisannya Elmuning Karawitan Sunda, dinyatakan bahwa surupan dalam istilah musik sering disebut tangga nada.
Pengenalan terhadap nada-nada yang merupakan elemen dari unsur dasar melodi pada seni musik adalah proses pembelajaran yang perlu dilakukan. Unsur-unsur musik itu terdiri dari beberapa kelompok yang secara bersamaan membentuk sebuah lagu atau komposisi musik. Meskipun dalam pembelajaran musik pembahasan unsur-unsurnya kita anggap seolah-olah terpisah. Setiap kali pembahasan kita memusatkan perhatian kepada satu unsur musik saja.
Akan tetapi, semua unsur itu berkaitan erat, maka dalam pembahasan sebuah unsur musik mungkin pula akan menyinggung unsur yang lain.
Masih ingatkah kamu terhadap tokoh-tokoh musik daerah yang menciptakan notasi atau nada?
Raden Machjar Angga Kusumadinata adalah seorang tokoh karawitan Sunda yang menciptakan notasi daminatila pada tahun 1924 dan notasi tersebut lebih disebarluaskan pada kegiatan pembelajaran seni karawitan di daerah Jawa Barat berawal sekitar tahun 1925. Sampai sekarang notasi daminatila masih dipergunakan oleh kreator-kreator Sunda dalam mengarsipkan karya musiknya khususnya untuk seni karawitan baik sekar (vokal) maupun gending (instrumen).
Banyak istilah dan simbol musik yang digunakan untuk sebutan nada.
Misalnya:
1. nada tonal yaitu nada-nada diatonis untuk musik barat;
2. nada modal adalah nada-nada pentatonis untuk musik daerah.
Simbol musik yang berupa nada-nada ada yang ditulis dengan angka, huruf, dan juga not balok.